Part O

3.3K 322 17
                                    

     Terimakasih sudah mengirim dia menjadi saudaraku.

.

.

.

      "Sudah pergilah" Ajjushi itu mendorong Seokjin hingga ada seseorang yang tidak sengaja menangkapnya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya seseorang yang menagkap Seokjin. Namja memakai hodie berwarna kuning dengan penutup kepala yang di pakai.

     Dia membangunkan Seokjin dan memberikan tongkat khususnya itu. Belum sempat Seokjin menjawab Ada teriakan banyak orang yang memanggil namja hodie kuning itu "TUAN TUNGGU!!" dengan segera namja itu berlari secepatnya dan di ikuti oleh 3 orang berbadan kekar dan berbaju hitam.

    Apa-apaan itu, terkejut Seokjin dalam hati.

     Rumah sakit tampak lebih lengang mengingat ini hari minggu dan Jungkook berjalan dengan leluasa menuju ruangan dokter Park Chanyeol itu. Dan seingatnya minggu ini bukan Chanyeol yang bertugas menjadi dokter jaga.

Cklek

   Benar saja ruangan itu kosong. Segera dia berjalan masuk dan mengambil plastik yang berisi tabung obat penenang itu. Perlu diketahui Jungkook mulai mengkomsumsi obat itu semenjak Dia habis dipukuli oleh kakak kelasnya yang tidak suka padanya dan saat itu emosinya sering tidak stabil dan mengharuskannya meminum obat itu jika dia sudah mulai emosi.

Grep

   Jungkook merasakan bahunya disentuh seseorang membuat dadanya berdebar, dan ketika dia menghadap kebelakang benar saja dugaan nya, Chanyeol.

"Wah kau ada disini Dokter?" Tanya nya dengan nada yang dibuat santai

Chanyeol hanya bisa menaikan sebelah alisnya bertanya. "Aku ingin mengambil obatku dokter" ditambah senyum super manis dari seorang Kim Jungkook.

"Kenapa kau kabur hah?" Tanya dengan nada serius membuat darah Jungkook mendesir. Kini bisa dipastikan bahwa dokter dihadapannya ini tengah meminta alasan dari aksinya kemarin "Hyung tau kan aku tak suka dirumah sakit, jadi aku kabur deh" jawab dengan enteng dan berlalu keluar ruangan Chanyeol.

Anak itu memang susah dibilang, Keluhnya dalam hati.

     Dia berjalan disepanjang lorong rumah sakit dan menyapa setiap pasien yang dia temui. Dia memang terkenal baik dan ramah dikalangan pasien, suster, dokter dan staff rumah sakit ini. Sampai akhirnya dia bertemu dengan orang yang ingin dia temui, Dokter Minho.

"DOKTER!" sapa Jungkook yang agak berteriak membuat namja itu menoleh dan melambaikan tangan kearahnya.

    Dia menghampiri namja berjas putih itu dengan senyuman gigi kelincinya. "Jadi bagaimana Dokter Minho apa suratnya sudah Jadi?" Dengan mata yang berbinar-binar begitupun Minho yang memberikan secarik kertas dari tumpukan dokumen ditangannya.

"Ini dia, baru saja aku ingin memberikannya ke Chanyeol" mendengar nama Chanyeol Jungkook menjadi canggung.

"Ti..tidak u..sah Dokter Minho, Chan..yeol hyung aku beri kejutan dengan i..ini, kalau begitu aku pergi ya dah" dengan buru-buru Jungkook pergi meninggalkan Minho yang kebingungan dengan sikap Jungkook.

    Sampai lah dia ditaman, tapi matanya berfokus pada sekumpulan pasien anak-anak yang tengah berkumpul mendengarkan dongeng dari seorang Nuuna, lantas dia menghampirinya.

"Akhinya sang kupu-kupu menangis bahagia saat tau teman temannya menerimanya apa adanya, tamat" ketika Kata tamat berhasil diucapkan, semua anak-anak termasuk Jungkook bertepuk tangan gemuruh. Ya walaupun Jungkook tidak mendengarnya dari awal dia tau bahwa cerita itu pasti bagus.

4 O'clockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang