chapter 2

1 1 0
                                    

*Author pov*

Tet....

Bel tanda istirahat pun berbunyi,saat Arkan sedang membenahi bukunya karna ingin pergi ke kantin Arkan melihat teman sebangkunya alias Arsya pergi keluar kelas pun langsung mengejar Arsya.

Arkan terus mengejar arsya sampai ke atap sekolah, dimana arsya yang sedang duduk melihat awan.

"Kamu kenapa sih" ucap Arkan sambil duduk di dekatnya.
"Gue gak papa" ucap Arsya dengan nada ketusnya.
"Gak papa tapi ngomongnya lo gue" ucap Arkan dengan sedikit berteriak, ya berteriak karna Arkan tak suka orang yang yang sangat Arkan cintai ini berkata lo gue, tepat sekali kalau kalian menebak bahwa mereka mempunyai hubungan.

Arkan pun langsung memegang tangan arsya yang langsung ditepis oleh arsya.
"Kenapa" ucap Arkan dengan nada lembut.
"..........."
"Gak mau ngomong" ucap Arkan lagi sambil memegang pundak arsya.
"............."
"Oh, gara gara masalah aku gak bisa jemput ya, hmmz" ucap Arkan.
"Maaf ya, kan aku ngurus dulu Ardan" tambah arkan masih memegang pundak arsya.

"Kan kamu bisa ngabarin aku dulu kalau gak bisa jemput,emang aku mau gitu kamu php-in gitu,sakit tau nunggu yang gak pasti itu" ucap Arsya.

"Maaf kan a----" ucap Arkan yang terpotong oleh Arsya.

"Maaf kamu bilang,emang kamu hidup di zaman apa sih sampai gak bisa ngabarin aku, kamu emang gak sayang sama aku, memang bener ya kamu cuma sayang 'dia' doang, kan selama ini kamu mempertahankan aku karna 'dia' kan, udahlah kalau emang terpaksa kita pi-------" ucap Arsya yang juga di potong oleh pelukan Arkan karna dia tidak mau mendengar kelanjutannya, Arkan langsung memeluk sambil mengusap punggung cewek itu.

"Dengar, Arsya kamu tau kan aku itu cinta banget sama kamu, walau awalnya di dasari oleh sebuah dosa, tapi mampu mengubah segalanya dalam hidupku,kamu memberikan cahaya terang bagiku sampai kau juga bisa membuatku terpuruk, terus cuman gara gara gak bisa jemput kamu kamu mau pisah gak logis banget alasan kamu, walaupun kamu tetap mau pisah aku gak bakalan mau pisah sama kamu, yang harus kamu ingat adalah kamu MILIKKU " ucap Arkan sambil menekan kata milikku karna arkan ingin mempertegas hubungan mereka, bahwa hubungan mereka itu tidaklah main main yang tidak bisa di pisahkan oleh apapun.

Yang dipeluk pun menangis dalam dekapan sang pujaan hati, Arkan yang merasakan pundaknya basah langsung melepaskan pelukannya dan memegang bahu Arsya.

"Udah dong jangan nangis bidadarinya Arkan" ucap Arkan sambil mengusap pipi Arsya yang basah oleh air matanya.

"................."tak ada jawaban dari Arsya,tetapi air matanya masih mengalir.

"Udah dong nangisnya kaya ardan ih,gak malu tuh, hahahahaha" ucap Arkan sambil tertawa di akhir karna melihat Arsya yang memonyongkan bibitnya dan mengingatkannya pada 'dia' yang sekarang pasti sedang menangisi Arkan.











ColourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang