chapter 1

5 1 0
                                    


*Arkan pov*

Ku langkahkan kakiku menuju aula sekolah terfavorit di kotaku sambil memasang wajah datar karna banyak siswi-siswi yang berteriak-teriak yang membuatku ingin cepat menuju kelas.

" Abang sini deketin ade"

"Eh abang sini godain aku dong"

"Abang ganteng lamar dong"

Masih banyak lagi teriakan dari siswi-siswi di sekolahku, abang ini lah, abang itulah yang membuat ku pusing dan lebih tak ku mengerti mereka semua menyebutku abang.

Tak terasa aku pun sudah ada didepan kelas,lalu aku masuk ke kelas dan langsung duduk di bangkuku yang ada di pojok kelas ini didekat jendela karna aku melihat indahnya langit.


"Selamat pagi" teriak seseorang yang baru memasuki kelas Xll Bahasa dengan suara khas yang melengking yang tak baik bagi kesehatan pendengaran semua orang yang mendengarnya,tetapi walau begitu semua orang pasti akan sangat kehilangan tanpa mendengar suaranya.

Aku yang mendengar teriakannya pun tidak bereaksi apapun karna sudah terbiasa,oh ya aku lupa memperkenalkan diriku. Aku Arkan Kennedith berumur 18 tahun pelajar kelas Xll lebih tepatnya kelas Xll Bahasa di SMAN 1 Nusa, aku berasal keluarga yang di bilang berada dan keturunan jerman-korea yang tinggal di Indonesia.

"Hai....minggir lo" ketusnya yang membuat lamunan ku buyar, orang yang menyuruhku minggir adalah seorang cewek yang sangat ambaradul tetapi memiliki keistimewaan sendiri dia bernama arsya bagaskara.

"Lo.....budek ya" tambahnya sambil memukul kepalaku yang membuatku melihat kearahnya karna sedari tadi aku melihat kearah jendela kelas yang menampilkan indahnya langit di pagi hari.

"Hn" ucapku dengan wajah datar.
"Euy sok tiis"ucapnya dengan bahasa dan logat sundanya, ya aku tau sih dia orang sunda tetapi dia juga mempunyai darah perancis menjadikan dia sangat cantik walaupun amburadul sih, kenapa aku bilang amburadul karna penampilannya tidak mencerminkan seorang wanita dengan baju yang hanya setengahnya dimasukkan kedalam rok dan roknya pula tidak memakai ikat pinggang lalu rambutnya yang digerai sangat acak acakan seperti belum di sisir.

Ini cewek niat gak sih jadi cewek kata batinku

Oke jangan bahas penampilannya, yang membuatku bingung sama ini cewek kenapa pagi pagi ngomongnya nyolot banget biasanya juga biasa aja.

"Eh lo dari tadi gue ajak bicara ko diem kaya patung sih, terpesona ya sama gue yang kaya bidadari" ucapnya sambil berlalu kembali bangkunya yang berada di samping ku

Tet.......tet.....tet

Tak terasa bel tanda masuk pun berbunyi.

Saat pelajaran pun ku semakin terheran heran saat dia tidak bersuara membuatku melirik kearahnya, dan ternyata dia sedang melamun sambil bertopang dagu.

Aku pun membiarkan dia, tidak mau mengganggunya saat melamunkan sesuatu nanti aku bisa di amuknya.

....

Tet.......

Tak terasa bel tanda istirahat pun sudah berbunyi

Dan aku pun melihat dia pergi keluar kelas .

ColourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang