Ramai sekali suasana yang kurasakan didalam kelas serasa sesak dan bosan, tapi tetap menyenangkan melihat setiap orang tersenyum dan tertawa bahagia hanya karna lelucon bodoh yang mereka ciptakan.
Anehnya walau sedang asik terhanyut dalam canda tawa, pandanganku teralih begitu saja ke arah jendela dan terlihat seseorang sedang berbicara dengan laila salah satu teman kelasku.
Tanpa sadar aku memperhatikan dan tidak sengaja menguping pembicaraan mereka walau tidak terlalu jelas.
"La barangnya kapan dikirim nih lama amat!" gumam seorang lelaki di jendela dengan ekspresi muka yang sedikit panik dan marah, "sebentar lagi gua kirimin barangnya ke kelas kamu sabar dikit bisakan?"lailapun mengakhiri percakapannya dengan laki laki itu, tapi anehnya kenapa aku merasa penasaran dengan sosok lelaki itu? "Aneh" gumamku didalam hati.
Bel istirahat seakan menyelamatkanku dari semua rasa capek dan kelaparan ini, tanpa ragu aku langsung berlari kearah kantin dan melihat teman temanku sudah menyender lemah diatas meja kantin.
Dan seperti biasa aku selalu makan sambil bergosip di kantin dengan sahabat baikku laila, rani, geby, dan karin. "Eh pasya sini, kita disini!"panggil Karin sambil melambaikan tangan ingin menunjukan tempat duduk yang sudah mereka siapkan untuk geng kami.
"wah wah baru dua pelajaran aja tampangnya udah kaya sakaratul maut gini, lebay lu pada" gumamku sambil cekikikan.
"eh la kalo boleh tanya yang kemaren nyamperin lo terus minta barang ke lo siapa?" saking penasarannya jadi terpaksa nanya, lailapun tertawa curiga melihat ku bertanya seperti itu "sodara biasa nganter COD Piscoknya laila, haha"sontak semuapun tertawa lepas saat mendengar kalimat itu.Laila memang sangat bangga dengan bisnis piscoknya jadi jika di ejekpun dia tidak akan perduli karna menurutnya 'ejekan hanyalah pengahalang keberanian' jadi dia selalu tak acuh terhadap ejekan yg selalu menimpa dirinya. "Eh tapi tumben sya lu nanya kaya gtu, biasanya ada cowok ganteng nyamperin aja lu sok jual mahal, eh sekarang cuma sekedar liat di jendela aja langsung nanyain lu, wah jangan jangan lu kepincut ya sama sodara gue" gumam laila sambil memandangku dengan sinis dan penuh curiga.
"apaan si, cuma nanya doang emng g boleh?" gumamku smbil mandang laila dengan marah dan sallting.
"ribet amat si idup lo sya, kalo suka ya tinggal bilang aja kali g usah repot repot nanya sama si laila udah tau laila mulutnya tebel kaya bulu matanya syahrini" jawab Rani sambil menatap laila sekaligus menyindirnya.
"etdah ituma bibirnya emang udah seksi dari sononya ran" gumam geby sambil tertawa terbahak bahak.
"Eh tapi intinya sya lo suka apa ngga sih sama sodara gue? "Laila bertanya dengan penuh semangat dan penasaran dengan tatapan yang sinis.
"tau ah, ribet ngomong sama kalian, ga akan ada abisnya! Gua balik ke kelas dulu" aku pun berdiri dan pergi dari kantin.
G kerasa bel pulang pun berbunyi waktunya aku buat pulang dan rebahan. Nyampenya di rumah aku liat ada sosok laki laki yg g dikenal lgi berdiri seorang diri di depan pintu rumah, tubuhnya tinggi, pundaknya bidang Dan rambutnya berwarna hitam serasa ngga asing tapi tetep aja aneh mau ngapain orang itu di rumahku?
"hmm.. Aneh, apa dia maling? Tapi g mungkinkan masa maling rapi banget si dandanannya" akhirnya gue ngeberaniin diri buat kembali ke rumah dan ketemu sama si cowo misterius itu, dan pas nyampe "ah pasya baru pulang ya? " tanya seorang lelaki tampan tinggi dan mempesona di hadapanku entah kenapa rasanya aku mau mati saja disitu, saking saltingnya aku g bisa jawab apa apa.
"eh kenapa sya ko diem aja?, "oh iya gue lupa kenalin gue Chandra sodaranya laila yang waktu itu lo tanyain terus haha" dia menceritakan seluruh kronologi kejadian yang laila ceritain sama dia.
"awas aja lo la! "(gumamku dalam hati), "geer lu, oh iya lu pasti udah tau nama guekan?gue masuk dulu mau ngerjain tugas tolong jangan ganggu."
"Eh sya bentar ini ada surat buat lo dari gue baca ya penting, tapi awas jangan sampe baper haha, assalamualaikum" gumam Chandra menatap gue dengan tulus sambil tertawa anehnya bukannya kesel gue malah ngerasa bahagia dan merasakan suasana yang lebih hangat antara gue dan Chandra.
"Waalaikumsalam. "
KAMU SEDANG MEMBACA
a short relations ship.
Romancewalau awalnya aku yakin bahwa pertemuan ini adalah takdir dan anugrah yang akan membawa kebahagiaan pada hidupku, tapi nyatanya pada akhirnya tetap saja selalu perpisahanlah yang menjadi pemenang sekaligus jawaban dari semua pertanyaan.