SUPERBIA & RAFAEL

25 0 0
                                    


Aku tak ingin mengakui ketakutan ku, aku tak ingin mengakui ketakutan ku, aku tak ingin mengakui ketakutan ku, tapi aku.......

"SANGAT TAKUT!"

"dimana ini? Disini begitu gelap? Apa yang terjadi?"

"tentu saja mungkin aku sudah mati terbakar api itu"

"aku mati?..."

"ma...ti.....?"

"TIDAAAAAKK..... AKU TAK INGIN MATI!! AKU TAK INGIN MATI!! AKU TAK INGIN MATI!!"

"aku tak ingin mati, tolong aku siapa pun tolong aku..."

"Aku tak ingin mati..."

Disaat jiwaku terasa memudar saat itu aku melihat cahaya yang redup seperti mencoba meraihku dan melindungiku, dan dibelakang cahaya tersebut aku melihat bola api hitam yang begitu besar dan secara bersamaan bola api dan cahaya itu menghilang dan aku tersadar.

Aku tersadar tapi ada yang aneh tubuhku terasa hangat, dan aku begitu terkejut tubuhku dipenuhi kobaran api hitam.

Api hitam itu seperti melindungiku, melindungiku dari api biru orang itu.

"A..apa yang terjadi?" *gumamku

"wah wah wah.. lihat kau sudah bisa mengeluarkan api hitam itu, api yang membakar apapun bahkan api biruku"

"SIAPA KAU? APA YANG TERJADI PADAKU?!!" *teriaku padanya.

"jadi kau belum sepenuhnya mengambil alih tubuhnya ya, superbia?"

*Superbia? Apa maksudnya bukankah superbia adalah salah satu dari 7 IBLIS elit?

"aku tak paham apa maksudmu siapa kau sebenarnya dan apa yang terjadi padaku"*tanyaku padanya

"sebenarnya adalah hal tabu menjelaskan nya kepada half human sepertimu"

*half human??

"AKU TAK MENGERTI CEPAT JELASKAN!!" *teriakku padanya

"cih.. sepertinya aku harus membakar jiwa manusiamu agar superbia bangkit sepenuhnya"

Tiba-tiba dia menghajarku dengan membabi buta walaupun aku dihajar habis habisan, aku meraskan tulangku yang patah darahku yang bercucuran.*(dalam kondisi sekarat)

"cih kenapa kau masih kekeh harusnya kau pasrah dan biarkan jiwamu damai agar aku bisa segera membangkitkan superbia."

Lagi-lagi dia mengatakan hal itu apa hubungannya aku dengan superbia, mungkin kah aku...

"terbakarlah kau dalam api neraka api amarah sang iblis IRA, selamat tinggal manusia"

Ya, mungkin aku akan benar-benar berahir disini, apakah ini perasaan menghadapi kematian? aku merasa kosong seperti tak pernah melakukan apa-apa, lalu apa yang sebenarnya arti hidup yang kujalani semua pikiran logis membuatku terlalu membenci, terlalu berfikir tentang hidupku sendiri. berfikir aku selalu benar semua keputusan yang ku ambil adalah hal yang terbaik dan masuk akal. Apakah KESOMBONGAN ku sebagai manusia yang membuatku berakhir seperti ini?. Jika aku diberi kesempatan aku ingin kembali menjadi manusia yang lebih baik manusia yang sesungguhnya, bukan manusia yang dipenuhi kesombongan.

"jika itu yang kau inginkan, maka bangkitlah dan rubah dirimu"

apa itu tadi? Siapa? rupanya suara itu berasal dari cahaya redup yang sempat kulihat tadi dan tiba-tiba cahaya redup itu menjadi terang dan makin terang seolah-olah dia melindungiku.

"ow ow ow kaumasih bisa berdiri juga ya, kau manusia paling menyebalkan yangpernah kutemui menyerahlah dan segeralah mati!!"

*ada yang aneh dengan aura manusia itu? Seperti orang lain saja, mungkinkah itu superbia? Tapi terasa berbeda, tak ada aura jahat sedikitpun.

"ira hentikan perbuatan tercelamu itu"

*rambutnya berubah warna seiring dengan munculnya aura itu, seperti aura kebajikan yang kuat. Mungkinkah rambut perak? Matanya pun berubah keunguan? Jangan-jangan...

"cih, hei kau yang ada ditubuh manusia itu mungkinkah kau?"

"ira apakah kau ingin aku memadamkan apimu lagi seperti dulu?"

"tidak salah lagi kau salah satu dari virtues the humilitas, RAFAEL!!"


---------------------------------------------------------------------------------------------

see u next part :)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 END & VIRTUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang