Aku telah berjanji untuk mengajak senjani pergi
Mencari rumah senjadi sangat susah
Sebab jalan rumah nya tidak pernah aku lintasi selama ini, sedikit kesal karena tak kutemui
Dimana rumah nya, lorong-lorong kecil kumasuki
Aku sudah menyerupai driver go-jek saja
Menanyakan alamat rumah nya
Bodoh sekali aku ini, otak ini tidak berfikir panjang
Maklum sering telmi(telatmikir)
Aku putuskan untuk menelpon senjaniSetelah sekian lama menunggu
Akhirnya kutemukan rumah senjani
Sesampai dirumah senjani hari sudah gelap
Aku menanyakan dimana kamar mandi
Ehh niatku bukan untuk mandi yahh
Tetapi mau mengambil wudhu untuk sholat magrib
Selesai sholat aku masih menunggu senjani
Ia sangat lama berdandan
bagai kan ibu-ibu yang hendak pergi kondangan
HahahahahKami pergi dengan menggunakan sandal jepit
Karena sebelum pergi kami sudah janjian
untuk memakai sandal jepit,
Citacita motorku untuk memboncengi senjani
Akhir nya telah tercapai, kami mengelilingi kota
Begitu senang hati ini bisa merasakan jatuh cinta kembali, tanpa arah tujuan tak sadar kami telah jauh melakukan perjalanan ini.
Aku mengajak senjani ke coffee shop kesukaanku
Biasa nya hanya memesan satu coffee kini akhirnya aku bisa memesan dua coffee, pelayan coffee itupun menyeringai seperti bisa merasakan kebahagian yg sedang aku alami sekarangMalam itu kuhabiskan bersama nya
Kami bercerita tanpa jeda
Mendengar kan lagu kesukaanku
Dari band float berjudul "sementara"
Kamu masih ingat kan janiii?Senjani minum coffee nya kek minum air putih
Abis nya cepet banget yahh "ejek aku pada jani"kamu ini emg bener ngeselin yah ga cuma dari hape
didunia nyata pun tetep ngeselin"ketus jani"Jam menunjukkan pukul 23:00
Seperti nya aku harus mengantar senjani pulang
"Takut kalo pulang kemaleman di cincang papa jani"
Kami pulang dengan kecepatan sangat pelan
Karena belum belum puas berdua sama jani
Pengen nya sih selamanya hehehGa sadar udah masuk lorong rumah jani
Akhirnya jani pulang, ahh perasaan ini belum cukup puas bersama nya malam ini.Cinta itu reaksi alamiah yang muncul tanpa disengaja
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJANI JANGAN KEMBALI
Teen FictionSaya menerima seluruh kesedihan, membalas suratan takdir kejam, tapi lihatlah takdir kembali menyakiti, seakan semua belum cukup