6. Kapan ya?

1.2K 53 6
                                    

[vomment ya, thankiu:)]

...

"aaaaaa sakit pil!!' gue meringis sambil megang lutut, ga lupa tangan yang satunya nyubit bahunya paksi. Lutut gue ga berdarah, tapi sakit:(

Dan fix mulai saat ini gue manggil Paksi dengan sebutan "upil". Bodo amat.

Saat ini gue lagi di uks, duduk di kasur sedangkan Paksi ngelus lutut gue yang ga berdarah itu, tapi memar. Secara lutut gue nyium lantai dengan kemantapan yang hqq. Apalagi si Paksi bukannya nolongin malah ngetawain.

"Gue mau ke kelas" gue turun dari kasur uks.

BRUGH

Kenapa ini huaaaa kaki gue sakit banget gabisa buat jalan, aaaa sakit banget. nyeri. Untung aja Paksi nahan tubuh gue, kalo kaga memar semua dah:(

"Gabisa jalan lo? Kalo gitu disini aja. Gak usah kemana - mana" Dia ngebalikin gue ke kasur uks.

"Gue mau ke kelas pil, elaah"

"Kaga. Udah tau kaki gabisa buat jalan. Disini aja sampe pulang."

Njir, galak.

"Bosen ntar disini, sepi"

"Gue temenin"

"Yee, bilang aja lo gamau ikut pelajaran ye kan" gue noel noel lengannya.

"Gak! lo ke kelas, ikutin pelajaran ntar gue pinjem catetan" tambah gue.

"Gak, gue gak mau" nyentil jidat gue, lagi. "disini aja, dingin"

Gue mandang di lekat lekat "Upil, lo gausah merasa bersalah gitu deh sama gue, gue-"

"Siapa yang bersalah sama lo sih, diih"

"Ngaku aja napa sih, keliatan bego dari mata lo" gue ketawa. Dia langsung ngalihin padangan dan ngeliat ke lantai.

"Gak ah, gue disini aja. Ntar gampang gue pinjem yang lain"

Gue ngehela nafas panjang. Suka suka dia dah. Gue mulai berbaring, karna mending gitu daripada duduk terus, pegel nih punggung. Sedangkan Paksi duduk deket kasur.


Author POV

Paksi memandang Hana yang berbaring di kasur uks sekolahnya. Dia merasa bersalah atas apa yang dilakukan terhadap gadis itu. Hal sepele namun mungkin saja berdampak serius. Yang membuatnya bersalah adalah ketika Hana jatuh dia malah tertawa dan tidak segera menolongnya, hingga akhirnya temannya yang menolong gadis itu. Lalu dia segera menggendong gadis itu ke uks.

Dia mungkin titpikal cowok yang cuek. Tapi dibalik sifatnya yang demikian, ia selalu ingin melindungi Hana. Ya, melindunginya sebagai sahabat. Tidak lebih. Apabila ada kata kata "Tidak mungkin persahabatan antara lelaki dan perempuan tidak terselip perasaan disalah satunya" mungkin itu hanya sebagian orang saja. Tidak bagi Paksi dan Hana.

"Gue haus"

Paksi segera mengambilkan Hana air putih di meja dekat kasur, ia paham dengan kode.

Classic Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang