Epilog 1

24.5K 1.5K 95
                                    

Ali membuka matanya berlahan, ia terbangun merasakan pelukan Prilly yang erat. Pasti istrinya ini sudah bangun dan sedang pura-pura tidur.

Sudah dua tahun lamanya kepergian Leon dan lamarannya itu, mereka baru menikah. Prilly sibuk menyelesaikan pendidikannya. Mereka hanya melakukan pertunangan setelah lamarannya dulu. Dan baru seminggu yang lalu mereka resmi menjadi suami istri.

Ali melihat jendela, pemandangan kota diluar yang sangat indah. Mereka sedang berbulan madu di kota Venice, Italia. Sebenarnya juga untuk kerja, dari kemarin ia sibuk kerja dan Prilly kesal padanya sedari semalam dan tak mau berbicara karena ia sibuk sampai tak mengajaknya keluar.

Ali merasa sedikit bersalah mengajak Prilly, akhirnya hari ini ia mencoba meluangkan waktunya full untuk Prilly agar istrinya ini tak mendiaminya lagi.

Ali mengecup kening Prilly. "Kamu udah ga marah?"

Prilly diam memeluk Ali, ia pelan pelan menurunkan tangannya, mau menjauh dari Ali.

Ali dengan cepat menahannya. "Masih marah?" tanya Ali bingung menghadang Prilly dengan tubuhnya.

Prilly terkejut melihat Ali diatasnya. Ia masih agak marah tapi ia sudah memeluk Ali membuat ia malu karena semalaman dia berusaha tak menggubris Ali dan tak perduli. Ia pikir ia akan kembali terbangun tanpa Ali maka ketika ia bangun tadi, ia memeluk Ali erat yang ia kira hanya mimpi.

"Kamu ga kerja?" tanya Prilly berusaha menyingkirkan Ali.

"Nggak, aku mau bersama kamu di kamar seharian, sepertinya menyenangkan, ya kan kentang kecil!" ucap Ali mencoba menggoda Prilly.

"Kenapa dikamar, ga suka, buat apa ke Venice kalau hanya di dalam kamar?" tanya Prilly kesal membuat Ali tertawa.

"Ehm, mungkin kita bisa buat program anak?" wajah Prilly merona malu mendengar ucapan Ali.

"Nggak mau ak, ih lepas ga, usil banget sih, aku ga mau digodain, aku ke sini mau jalan-jalan bukan dikurung!" seru Prilly kesal, Ali tertawa mengecup pipi Prilly gemas.

"Siapa yang mau kurung sih, aku juga ga mau, kan sayang kalau kamu hanya aku kurung!" bisik Ali membuat Prilly makin malu.

"Ih, apa sih!" pekik Prilly, ia bisa kehabisan nafas jika terus digoda Ali.

Ali mengecup gemas bibir Prilly. Prilly mendorong wajah Ali membuat Ali sengaja menjatuhkan badannya dan membawa Prilly berbaring diatasnya.

Prilly terpekik ketika Ali bangun dan bersandar di kepala kasur dan ia dibawa ke dalam pangkuannya. Akhirnya mata mereka bertemu bertatapan secara langsung membuat Prilly malu.

Prilly langsung memeluk Ali dan menyembunyikan wajahnya membuat Ali terkekeh.

"Setelah jadi istri kok jadi pemalu, kentang kecilnya mas monster mirip Loli ternyata!" seru Ali memeluk Prilly gemas.

Prilly mendorong tangan Ali kesal. "Kita jalan keliling Venice ya, aku pengen naik gondola," ucap Prilly pelan membuat Ali tersenyum.

Ali mencium pucuk kepala Prilly pelan. "As u wish, hari ini aku milik kamu, waktu aku buat kamu, aku akan menurut apa aja keinginan kamu!" seru Ali membuat Prilly mengangkat wajahnya.

"Serius!" pekik Prilly senang membuat Ali mengangguk.

Prilly mengecup cepat pipi Ali beberapa kali. "Makasih, pokoknya aku mau jadi tour guide!" seru Prilly cepat.

Prilly meloncat turun dari kasur membuat Ali tersenyum. Prilly mencapai pintu kamar mandi kemudian berbalik. "Mas monster ga boleh tidur lagi, awas aja! dilarang bahas kerjaan karena aku ga mau denger, inagt ya!, o, iya jangan coba coba masuk ke kamar mandi selama aku didalam, atau kamu ga aku kasi jatah yang enak enak ntar malem!" seru Prilly cepat membuat Ali terbahak.

Mate (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang