Mate - 32

19.9K 1.5K 37
                                    

Ali tertidur pulas dikasur kamarnya dan Leon tersenyum melihat Ali sama sekali tak gelisah di dalam tidurnya. Ia lebih bisa mengontrol emosinya sekarang. Tanpa disadari Ali jauh lebih dewasa.

"Setelah kamu menyelesaikan ini, cahaya itu semakin dekat untukku saat kamu mampu lepas dari rasa bersalahmu Ali... aku juga pasti akan pergi... kamu lebih kuat dari aku... kamu pasti tanpa bantuan ku.. "

Bunyi pesan masuk membuat Leon memperhatikan handphone Ali. Apa sebenarnya Ali cari. Ia tak bisa menggunakannya kekuatannya itu berbahaya untuk dirinya jika melakukan hal tersebut.

"Angel mana sih, giliran butuh aja, ga tahu ke mana?"

"Apa, kamu ngatain aku ya, aku punya pendengaran tajam ya, jangan macem macem!" seru Angel muncul tiba-tiba dihadapan Leon.

"Untung gue udah mati, jangan suka muncul dihadapan langsung, ngangetin tahu!" seru Leon kesal.

"O, iya buka voice note yang baru dikirim orang ke handphone Ali donk!" seru Leon cepat.

"Emang kamu ga bisa?"

"Aku ga boleh memainkan kekuatanku, kekuatan ku berharga, kamu mau buat aku jadi iblis?"

"Mungkin, kamu bisa jadi iblis ternyebelin dan bokis!" seru Angel santai membuat Leon menarik pipi Angel. Angel meringgis sesaat dan langsung bergerak membuka handphone Ali.

"Udah!" seru Angel kesal saat Leon merangkulnya sambil tersenyum manis. Angel menyingkirkan tangan Leon kesal.

'Li.... gue udah dapat orang yang lo cari, nama dia Rayhan kan, gue cek dia sering pindah pindah, dan sering ubah identitas, dia menghilang beberapa tahun terakhir ini, bersama anaknya nama dia Ravindra, ehm gue masih proses deteksi mereka di mana, btw Rayhan itu penjahat kelas kakap yang sedang dicari perusahaan gue.. lo punya masalah apa sama mereka??? O, iya wajah mereka yang lo minta, proses pengiriman filenya agak susah diakses buat dikirim, biasa kantor sistem keamanannya ketat.. '

"Ravindra?" gumam Leon bingung. Ia pernah mendengar nama itu di mana ya.

"Udah gitu aja!" seru Angel kesal.

Leon tampak berfikir keras memikirkan nama itu sedangkan Angel tampak kesal melihat wajahnya Leon. "Helloo, Angel cantik jelita indah mempesona malah dianggurin!"

"Angel, Ravindra gue kenal, tapi siapa ya?" Angel terlihat bingung mendengar ucapan Leon.

"Musuh kali pas sekolah!" seru Angel santai membuat Leon mencubit pipi Angel kuat.

"Sakiittt!" pekik Angel.

Leon melihat Ali berpindah posisi memberi isyarat Angel untuk diam.

"Lah, kan dia ga bisa dengar!"

"Bodo amat lo berisik dan Ali ke ganggu, mumpung dia bisa tidur, kayaknya dia capek banget makanya lelap banget!" seru Leon langsung mengajak Angel pergi dari sana.

***

Baja tertidur semalaman di rumah sakit karena tak bisa keluar dari kamar. Ia menyelimuti dirinya sendiri dan memakai alat pernafasan kakeknya.

"Lumayan nafas gue enak!" ucap Baja asik menonton televisi. Ia mengambil handphonenya. Dan menghubungi Ali.

"Halo..."

Baja kembali memperhatikan nomor yang tertera. Ia benar menghubungi Ali. "Tumben suara serak, baru bangun tidur?"

"Ehmm... berisik banget lo!"

"Lo baru bangun, tumben lo, mana makanan gue, kelaparan gue bangke lo dasar!" seru Baja kesal.

"Ehm... pesan delivery sana!"

Mate (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang