7

39 3 1
                                    

(Aleah pov)

Tak terasa bahwa aku sudah 2 bulan kembali bergabung bersama mereka. Dan selama 2 bulan juga Zayn selalu berbohong akan mengajak ku dinner, tapi kebenarannya aku ingin ke gedung tempat biasa kami berkumpul.

Semakin hari aku semakin dekat dengan Harry Styles, dia manis tidak seperti Zayn, bajingan. Rencana hari ini aku akan melakukan pengukuran baju pengantin untuk pernikahan ku. Aku pergi bersama keluarga ku dan keluarga Zayn tentunya.

Aku menginjak kan kaki ke dalam gedung ini. Terlihat banyak sekali gaun pengantin yang sangat indah.

"Malayka kau lihat kan gaun putih itu?" Tanya Zayn sambil melihat gaun putih yang sangat indah

"Ya aku melihatnya, sangat cantik"

"Gaun itu akan terlihat lebih cantik jika kau memakainya di pernikahan kita kelak sayang" Zayn mendaratkan bibirnya

Aku tersadar dari lamunan ku karena suara bibi Trisha

"Aleah, kau mau gaun yang seperti apa?" Tanya nya

"Seperti apa pun tidak masalah bi, aku akan lebih senang jika kau yang memilihkannya untuk ku" aku mencoba tersenyum

"Bagaimana jika yang ini? Ini sangat cantik seperti mu" gaun yang dipilih bibi Trisha adalah gaun pilihan Zayn 5 tahun lalu, ibu dan anak sama saja seleranya

Aku masuk ke dalam fitting room, aku melihat diriku di kaca, aku sangat senang memakai gaun ini. Tanpa aku sadari air mata mulai membasahi wajah ku lagi.

Aku keluar dari ruangan tadi, semua mata tertuju pada ku. Aku melihat Zayn dengan tuxedo yang ia kenakan, matanya menyirat kan penyesalan, aku tidak perduli lagi. Tapi aku akui, aku sangat menyukainya memakai tuxedo itu, ia terlihat lebih gagah.

"Zayn, Aleah mendekatlah aku akan memotret kalian" Waliyha mengeluarkan kameranya.

Aku hanya tersenyum ke kamera, tanpa ku sadari jari Zayn masuk ke sela sela jari ku, aku membiarkannya karena ada keluarganya disini.

"Cantik sekali" ibu tersenyum sumringah

Aku telah menyelesaikan semua perlengkapan untuk pernikahan ku besok, aku menyuruh Zayn untuk mengantarkan ku ke basecamp? Ya mungkin itu sebutannya.

Seperti biasa, aku langsung berhamburan ke pelukan Harry.

"Hey Aleah kau lama sekali, aku merindukan mu" dia tersenyum menunjukkan dimples nya, aku hanya membalas senyumnya dan menusuk dimplesnya itu

"Apakah kau sangat merindukan ku Mr. Styles?"

"Aleah apakah aku masih bisa seperti ini setelah pernikahan mu besok?" Matanya menyiratkan kesedihan

"Aku hanya menikah, aku tidak mencintainya"

"Aleah aku sudah tidak tahan lagi, aku tau aku lancang tapi aku mencintaimu. Aku mencintaimu sejak 8 tahun lalu, ketika kau masih berhubungan dengan Zayn, aku menutup perasaanku karena aku tau kalian saling mencintai, tapi sekarang ketika aku tau kau tidak mencintai Zayn aku mulai memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan ku." Tangan besar Harry menangkup wajah ku, aku melihat ketulusan dari bola mata yang berwarna hijau emerald.

"Itu dulu Harry, tapi sekarang seperti yang kau tau aku tidak mencintai Zayn" aku mengusap punggung tangan Harry

"So? Would you be mine?" Tanyanya, aku bingung, mungkin jika aku menerima nya aku bisa melupakan Zayn.

"Aku mau Hazz" terlihat rasa senang di raut wajahnya, dia menunjukkan dimplesnya lagi.

(Harry pov)

Dua bulan sudah berlalu dan aku sudah menyatakan perasaan ku.

Drrt drrt

"Ya babe?"

"Apakah kau sudah melakukannya?" Tanya seseorang disebrang sana

"Tentu sudah, semua berjalan lancar" aku mematikan telepon dan tersenyum licik.

(Zayn pov)

Aku sangat terkejut, tidak Aleah pasti bohong, dia tidak mungkin berpacaran dengan Harry.

"Tidak Leah, kau tidak mungkin melakukannya" aku teriak frustasi, aku melempar semua barang yang berada di depan ku

"Hey Zayn, ada apa bro?" Pria blonde itu mendekati ku

"Tanyakan pada teman bodoh mu itu, dengar Styles hidup mu tidak akan tenang" aku berjalan meninggalkan mereka.

Wedding day

(Still Zayn pov)

Aku berjalan menyusuri tangga untuk mencapai ruang akad, aku melakukan acara pernikahan secara muslim, ya karena keluarga Aleah dan keluarga ku beragama muslim.

Aku melihat sosok gadis yang sangat cantik, aku duduk tepat disebelahnya.

Setelah acara akad selesai aku dipersilahkan mencium gadis yang sudah sah menjadi istri ku. Aku tidak memperdulikan tatapannya, aku langsung menyambar bibir merah mudanya, sudah lama aku tidak merasakannya.

Acara akad berganti menjadi resepsi, para tamu memberikan ucapan selamat kepada kami. Kali ini giliran teman temanku, aku tidak sudi bersalaman dengan Harry. Dia melewatiku begitu saja? Dia langsung memeluk istri ku? Shit.

"Hey kau sudah menjadi istrinya, bagaimana nasib ku?"tanyanya melirik ku

"Aku hanya menikah dengannya, aku tidak mencintainya, aku hanya mencintaimu" sakit, hanya itu kata kata yang mendeskripsikan suasana hati ku

"Apa aku masih bisa berkunjung ke rumah mu?" Harry bertanya lagi

"Tentu, kenapa tidak?"

"Bagaimana kalau suami mu melarang ku" apa dia mau menyulut emosi ku? Dia bermesraan di hadapan ku?

"Aku kan sudah bilang, dia hanya melabelkan dirinya sebagai suami ku, tapi dia tidak berhak mengatur hidup ku" ucapan yang sangat menusuk, aku berpura pura tidak mendengarnya.

"Hey mate biarkan saja, aku yakin Aleah hanya mencintai mu" Liam menepuk bahu menyadarkan ku, aku hanya mengangguk meng-iya kan perkataannya.

(Aleah pov)

"Aleah kau istriku, tolong hargai aku sebagai suami mu" cih, bajingan itu minta di hargai

"Apa kau menghargai ku sebagai kekasih mu saat itu Malik?"

Aku meninggalkannya sendirian. Acara resepsi pernikahan telah selesai di selenggarakan

(Home)

Aku masuk ke kamar dan duduk di tepi ranjang. Aku tinggal di kediaman keluarga Malik, mau bagaimana pun dia tetap suami ku.

Langkah kaki terdengar dari luar, sosok wanita lebih pendek dari ku masuk dan duduk disebelahku

"Aleah apakah kau benar benar memiliki hubungan dengan Harry?" Tanya Waliyha

"Ya aku memilikinya"

"Aku bisa mengerti perasaan mu Leah, aku pasti juga akan melakukan hal yang sama jika aku berada di posisi mu, tapi ku rasa kau masih tetap mencintai kakak ku"

"Bagaimana kau bisa mengetahui jika aku masih mencintai kakak mu? Apa buktinya?"

"Sorot mata mu ketika melihatnya Aleah, sebesar apapun rasa benci mu untuknya kau tetap mencintainya, suatu saat kau akan menyadarinya" Waliyha meninggalkan ku dengan kesunyian di dalam kamar.

Aku melihat Zayn masuk dan beranjak ke tempat tidur, apakah aku akan berbagi ranjang dengannya? Tidak akan pernah.

"Aku tidak akan mau tidur seranjang denganmu Zayn" aku mengambil satu bantal, guling, dan selimut dan menaruhnya disofa kamar

"Kau mau tidur di sofa? Kau yakin"

"Lebih baik aku tidur di sofa dari pada harus seranjang dengan mu" aku mendaratkan bokong ku di sofa berwarna krem.

"Biar aku yang tidur di sofa, kau tidur lah diranjang" tangan besarnya menarik ku ke ranjang yang cukup besar.

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang