Rangkaian Rindu

Prolog

Kereta api meluncur cepat, membelah pegunungan. Beradu cepat dengan ratusan mobil yang melaju di tol Cipularang, seolah akan mampu menyusul rangkaian kereta Argo Parahyangan.

Seperti umumnya penumpang lain yang bepergian sendiri, Kenzie asyik membuka media sosial di ponselnya. Scroll, scroll.

Sebuah post menarik dengan attachment berupa link ke Wattpad muncul dari bawah, seiring dengan sapuan jari Kenzie di layar. Sebuah tulisan memancing perhatiannya: "cerita berdasarkan kisah nyata atas seizin narasumbernya."

Dibukanya link itu. Prolog tampil di layar. Dua buah puisi tersaji, membungkus rindu yang penulisnya rasakan, dengan Bandung tersebut di kalimat pertama.

"Menarik," pikirnya. Ia mulai tersenyum sambil melanjutkan membaca kedua puisi itu, hingga muncullah author dari cerita itu beserta nama kotanya.

Nama kota yang membuat degup jantungnya serasa berhenti sejenak.

"Makassar..."

Tak sabar, ia membuka chapter selanjutnya—chapter pertama.

Cerita tentang kegiatan MOS di sebuah sekolah muncul di layar. Paragraf pertama itu saja sudah cukup membuatnya deg-degan. Pupil matanya semakin membesar dan membulat, seiring dengan sapuan jarinya yang semakin melambat.

Cerita seorang kakak kelas yang mengagumi adik kelasnya.

Nafas semakin memburu. Pandangannya semakin lama semakin kabur.

Bandung... Makassar?

Mungkinkah itu... kisahnya?

Kenzie beranjak dari tempat duduknya, berjalan ke bordes belakang gerbong terakhir yang ditempatinya. Tempat di mana ia bisa melihat lintasan rel yang baru dilalui kereta itu, bersama pemandangan hijau yang menghampar luas.

Tapi bukan pemandangan itu yang nyatanya dilihat.

Ia sedang melihat kilas balik kejadian beberapa tahun lalu, berkelebat di pikirannya.

Sebuah rangkaian kejadian, tepatnya.

Sebuah rangkaian kerinduan, yang selama ini ia pendam...

***

Mencoba kembali menulis, setelah bertahun-tahun tidak menulis.

Ada yang tahu cerita yang dibaca Kenzie? :)