01

27 5 0
                                    

" lewati harimu dengan sebuah senyuman walaupun ada banyak pekerjaan dan tanggung jawab yang harus kamu lakukan "

Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah liburan kenaikan kelas. Dengan semangat sava berlari menuju meja makan, ia menemui keluarganya yang sedang sarapan pagi, dengan senyum manisnya.

" selamat pagi ayah, bunda, dan adikku sayang " sembari mencubit pipi adikknya yang tembem itu.

melihat tingkah nya itu adhara bundanya tersenyum melihat tingkah gadis remajanya itu.
" ayo duduk kamu harus sarapan dulu sebelum berangkat " ucap adhara sembari membuat sarapan gadisnya itu.

sava segera duduk dan memakan sarapan paginya itu. Ditengah keheningan, karena mereka semua fokus dengan makanan mereka masing-masing, sava membuka pembicaraan

" ayah, aku udah selesai nih makan nya. ayo kita berangkat ntar aku telat lagi kesekolahnya aku kan panitia penerimaan murid baru disekolah masa ia aku telat ?? " ucap sava yang langsung lari ke kamar untuk mengambil tas sekolahnya.

Tak lama kemudian ia pun turun menemui adhara dan menyalam tangan adhara juga mencium punggung tangannya lalu berpamitan , kemudian pergi berlari ke luar rumah dimana dava, ayahnya telah menunggunya di dalam mobil.

setelah masuk kedalam mobil sava melambaikan tangan kepada adhara yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya.

***

Diperjalanan menuju sekolahnya iya terkena macat yang membuat ia menjadi gelisah, karena dia takut kalau dia akan telat sampai di sekolah. dava yang melihat putrinya itu tersenyum.

" ayah kenapa sih kok senyum-senyum gitu, emang ada yang lucu?" tanya sava yang heran dengan dava yang sedari tadi hanya tersenyum sendiri.

" eh? nggak kok, ayah cuma gemes aja lihat muka kamu ternyata kalau lagi gelisah atau ketakutan gitu lucu juga ya " dava tertawa lepas.

"aaaa ayah mah gitu, suka banget ngeledek anak nya sendiri " rengek sava kepada ayahnya.

" iya iya nggak lagi deh ayah cuma becanda kok. anak ayah itu mau gimana juga tetap cantik kok. " ucap dava sambil membujuk putrinya yang sedang merajuk.

sava melihat arloji berwarna putih yang ia pakai saat ini, ia semakin gelisah karena jam telah menunjukkan pukul 7.20 yang menandakan bahwa bel sekolah akan berbunyi 10 menit lagi sementara melihat macet yang sangat panjang itu tidak memungkinkan ia untuk bisa sampai kesekolah tepat waktu. akhirnya sava menyalam tangan dava.

" yah kayak aku lari atau naik ojek aja deh soalnya macetnya panjang banget. aku pergi ya yah " dengan senyum ia meninggalkan ayah nya.

" dah hati-hati ya sayang " ucap dava sambil melambaikakan tangannya .

saat sava sedang berlari ia merasa seseorang memanggil namanya dan suara itu cukup familiar di telinganya membuat iya melirik siapa orang itu, ternyata ia adalah sandy teman sekolah sekaligus teman sekelasnya ketika mereka masih kelas X

" hai va! ayo cepat naik , ntar lo telat lagi " ucap sandy dan memberikan helm untuk dikenakan. sava tidak langsung menerimanya tetapi ia malah bengong.

" kok malah bengong sih ayo cepet naik " timpal sandy menyadarkan sava.

tanpa pikir panjang lagi akhirnya sava pun menurut, lalu sandy melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata agar mereka bisa sampai tepat waktu di sekolah.

***
setibanya di parkiran sekolah sava dengan tergesa gesa turun dari motor " santai aja kali, bel sekolah kan masuk 3 menit lagi " ucap sandy sambil menerima helm yang diberikan oleh sava.

Stay For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang