Hukuman⚡️

115 13 0
                                    

Kririiiinggg....
Tepat saat gw dan mami masuk kelas jaros pun berbunyi. Pelajaran pertama untuk hari ini seharusnya sangat menyenangkan karena merupakan mapel kesukaan bagi gw, tapi semenjak kejadian tadi mood belajar gw jadi ancur, mau ngga mau ya harus tetap belajar. Ibaratnya nafsu ngga nafsu makan ya harus tetap makan biar ngga sakit.

"Jangan bengong mulu heh, kesambet baru tau rasa lo."

"Ah ela lo mi, sapa juga yang bengong. Orang lagi merhatiin pak Joko juga."

"Ngga usah bohong, lo itu sama sekali ngga berbakat bohong sama gw."

"Rese lo ya mi. Tau ah awwwwasst..."

"Hemm... Gita!!! Alaan!!! Diem kalian, mendingan kalian keluar sekarang karena Guru Bk menunggu kalian." Potong pak Joko dengan nada tegasnya.

"Iya pak, maaf." Ucap gw dan mami seraya pergi ke ruang BK dengan langkah yang teramat sangat malas karena harus ketemu dengan Geng Badass lagi tentunya.

"Mii,, gw males banget mi ketemu geng Badass lagi, apalagi si Zera. Lagian dia apa ngga cape yah udah kelas 12 aja, masih banyak tingkah."

"Gw aja heran, ada aja cewe kaya mereka. Merusak citra anak bangsa ini aja."

"Eh lo Upay, ngga usah deket - deket lagi ngapa si lo sama Alan. Mau jadi cewe sok cantik lo deket sama cowo ganteng kek Alan ha?" Ucapan Zera dibarengi dengan mendorong badan gw.

"Mau lo apa si ka? Gw sama Mami aja Sahabatan kaya lo sama temen-temen lo. Apa salahnya gw deket sama Mamii. Gw juga deket sama Mami jauuuuuuuuh sebelum gw kenal sama lo ka. Jadi harusnya gw yang minta sama lo buat ngga ngeganggu hidup gw ataupun Mami, sahabat gw." Ucapan itu berhasil membungkam mulut Zera. Namun, Zera tak ingin semua orang tau bahwa dia kalah meskipun sudah nampak dari raut wajahnya.

"Lo itu yah, sopan dikit sama Kaka kelas harusnya lo itu hormat sama gw."

"Buat apa gw hormat sama lo, lo cuma kaka kelas gw bukan Nyokap, Bokap ataupun Bendera yang harus gw hormati."

Sela mami dengan menggandeng tangan gw "udah si ngga usah ribut, ayo Se, mendingan kita ke ruang Bk sekarang. Ngga usah ngurusin kaka kelas yang gila hormat padahal sendirinya ngga menghormati."

"Iiih dasar adek kelas ngga tau diri." Gumam Zera yang masih bisa di dengar oleh gw.

"Assamu'alaikum" ucap gw dan Mami diikuti dengan Zera di belakang saat masuk ke dalam ruang BK.

"Wa'alaikumussalam," balas Pak Yarno selaku guru BK yang terkenal Killer. Sebenarnya guru BK di SMAN 7 Cilacap ini ada 4 yaitu Pak Yarno, Sopan dan Ibu Ratih, Suci 😂.

"Maaf Pak, mengapa kita di panggil ke sini yah?" Ucap Zera dengan sopan. 'Wiih tumbenan kan dia bisa sopan.' (Batin Sase)

"Zera, apa kamu ngga menyadari kesalahan kamu yang sangat tidak beretika. Sudah berapa kali kamu masuk ke ruang BK. Padahal kamu sudah kelas 12, apa kamu mau kelulusan nanti kami persulit karena kelakuan kamu yang terus saja begini tanpa ada perbaikan." Omongan pak Yarno membuat bibir sok sexy Zera bungkam.

"Jawab Zera!!!" Timpal pak Yarno dengan Tegas dan tak lupa pula tatapan mautnya yang ngga tahan bikin rasa takut semakin ketar ketir.

"Maaf Pak, saya tidak akan memulai tanpa ada sebabnya." Pembelaan diri Zera

"Apakah sebabnya karena Gita dan Alan itu dekat? Apa cuma karna Cemburu kamu tak beretika. Memangnya Alan itu siapa kamu?" Pertanyaan itu membuat Zera mengigit bibir bawahnya

"Calon pacar saya pak.." Ucap zera dengan pelan namun masih dapt di dengar oleh Pak Yarno dan juga empunya

"Enak aja lo main ngaku - ngaku calon pacar gw. Gw aja ngga pernah deketin lo. Jangan harap ya lo!!!" Balasan Mami tak trima.

"Iih ko kamu gitu si Alan, akukan suka sama kamu."

"Kan lu yang suka bukannya si Mami. Hahahhaaa" omong gw dengan tertawa.

"Diem lo Upay." Ucapan Zera
"Kalian yang Diem." Balas Pak Yarno yang semakin naik amarahnya karena kita bertiga. "Gita, Alan kalian akan saya hukum untuk merawat tanaman di taman belakang selama 3 hari. Dan Untuk kamu Zera, kamu akan saya hukum untuk membersihkan Halaman depan selama seminggu full setelah pulang sekolah tanpa ada bantuan dari siapapun termasuk OB dan temen - temen kamu."

"Yah ko hukuman saya seperti itu pak, mending saya aja yang di hukum bareng Alan." Omong Zera

"Di tambah Ngepel Lab Bahasa." Balas pak Yarno

"Iyaa pak, kami laksanakan." Ucap kita bertiga. Itulah Killernya pak Yarno. Tatapan matanya, omongan yang tak bisa di bantah dan tidak segan - segan menambah hukuman jika ada protes.

Tentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang