Musim Semi, April
"Kami pulang!~" Feliciano masuk kedalam kost dan nyelonong masuk ke dapur dan langsung menyerang kulkas yang memiliki banyak 'sumber kehidupan'. Makanan, maksudnya.
"—Hei! Feli!" Lovino berusaha menegur, tetapi, yah, terlambat. Feli sudah membuka kulkas itu dan mengambil satu pack spaghetti yang masih keras dari dalam kulkas."Oh, selamat pula—"
"CHIGIII—Inggris!!" Lovino yang melihat Arthur yang tiba-tiba muncul entah dari mana itu berteriak panik dan mundur ke salah satu sofa. Meninggalkan Feliciano yang bingung di dapur. Tak perlu lama untuk menunggu Feliciano akhirnya melihat Arthur dan berteriak ketakutan juga.
"—Hei hei, aku tak akan menggigit! Dih!" Arthur memprotes ke dua saudara yang terlihat ketakutan itu dan menghela nafasnya panjang. "Kalian mau masak? Oh, aku ikut---"
"NON!! TIDAK! JANGAN!" Tiba-tiba Francis melompat keluar dari kamarnya, yang terlihat—telanjang bulat.. dan bagian prianya ditutupi oleh bunga mawar berwarna merah... lagi. "MOI PRECIOUS KITCHEN!"
"—HOLY MOLY SWEET MOTHER OF GOD--!!" Arthur berteriak panik dan kaget, diikuti oleh teriakan Feliciano dan Lovino yang makin histeris itu. Aduh.. pulang-pulang kok langsung teriak-teriak—"JANGAN SAKITI DAPURKU! DASAR ORANG TIDAK BERPERASAAN!"
"HAH?! AKU BAHKAN BELUM MELAKUKAN APAPUN! DASAR KATAK!"
"KENTANG KRIPIK!"
"REMAHAN JAGUNG!"
"KURUS KERING!"
"ALIS TEBAL!"
"BERISIK!!" Teriakan Ludwig menghentikan pertengkaran kedua negara eropa itu, yang cepat-cepat membuat mereka jatuh ke tanah dan bersujud untuk meminta maaf. Sedangkan Feliciano dan Lovino, sudah kabur ke dalam kamarnya. Bodo amat dengan pasta, lebih baik kabur!
Di tempat lain, Ivan dan Alfred terlihat ngakak gak jelas di belakang mereka, yah, Ivan terlihat hanya tertawa kecil, tetapi Alfred lain. Ia ngakak setengah mati sampai air matanya menetes karena kebanyakan tertawa.
***
"Eh, eh, kan sudah musim semi ini.." Francis yang sedang santai di perpustakaan kost, berkumpul Bersama Kiku, Ludwig dan Ivan. Melanjutkan Skirpsi yang sudah membebani mereka selama berbulan-bulan. "Nanti kita piknik yuk!"
"nein."
"nyet."
"Maaf, aku tak bisa."
Dan idenya itu langsung ditolak secara mentah-mentah oleh ketiga orang yang sedang sibuk dengan laptopnya itu. Membuat Francis tersentak dan pundung hebat di kursinya. Lalu melanjutkan pekerjaannya di laptopnya dengan suram.
"Boleh, boleh!" Tiba-tiba Feliciano muncul dari balik satu rak, senyam-senyum tanpa rasa bersalah. "Kan?! Moi child know the best!" Francis lalu memeluk Feliciano dengan haru. Ludwig dan Kiku menatap mereka dengan tatapan muka 'Apaan sih?'
"Kalau Feli ikut, aku ikut juga, deh," Ivan tersenyum kearah Francis dan Feli, yang membuat mereka auto menyesal dengan idenya itu. "—aku juga, kalau begitu." Ludwig menghela nafasnya panjang dan menutup laptopnya. Lalu menatap tajam kearah Feliciano. "—skripsimu hari ini sudah dikerjakan?"
"Sudah! Vee~!" Feli dengan bangga memberikan tanda peace kearah Ludwig dengan senyumannya yang besar itu. "15 halaman! 15 halaman hari ini!" Tambahnya. Ludwig yang mendengar itu menghela nafasnya panjang dan mengganguk-angguk. "Bagus kalau begitu,"Kiku lalu menghela nafasnya dengan panjang, lalu mengganguk pelan sambil menutup laptopnya dan tersenyum kecil. "Aku juga, kalau begitu." Ucapnya. "Aku akan membantu Francis-san kalau begitu, boleh?"
"No problem, ma charie~ Ayo!" Francis langsung melompat dari tempatnya dan ngacir ke dapur, dengan Kiku mengekor di belakangnya. Tentu saja, Kiku berjalan lebih kalem daripada orang Prancis yang mesum itu.
YOU ARE READING
Hetalia: The Kost!
HumorBagaimana jika para personifikasi negara berkumpul dalam satu bangunan? Bukan untuk bermain, bukan untuk berkerja, apa lagi berantem. Untuk apa dong? Yap. Kost! Mereka tinggal bersama dalam satu bangunan, kost-kost-an! Mulai si mesum Francis, si pen...