(5) Sebuah hubungan

189 10 0
                                    

"Selamat datang Tuan Angkara"  ucap seluruh penghuni sekolah saat mereka melewati lobby. Semua kaget pasalnya ada anak keluarga Angkara yang bersekolah disitu. Siapa lagi kalau bukan Liora, dia kali ini berangkat bersama papanya karena papanya ada urusan di sekolahnya.

"Selamat pagi Nona Liora." sahut mereka saat Liora ternyata bersama Tuan Angkara. Mereka kaget karena Liora adalah anak keluarga Angkara. Karena disekolah itu yang tau dia anak keluarga Angkara adalah Reina, Giska dan Vanya. Pastinya Vanya tau karena dia sahabat Giska. Hadirnya Anak keluarga Angkara di sekolah membuat semua bergosip ria, berbisik, bahkan tatapan iri dari sebagian siswa.

"Dia  anak kelas X IPA 2 kan?"

"Iya, mangkanya waktu itu dia agak songong"

"Iya lah, anak konglomerat"

Begitulah bisikan para gosiber yang ada disekolah itu.

"Mari ikut saya Tuan"

"Liora, kamu belajar yang rajin ya"

"Siap pa"

Tuan Angkara berserta staf sekolah pergi ke ruang pemilik sekolah. Sedangkan Liora berjalan menuju kelasnya karena MOS di SMA Bangsa hanya sehari. Tanpa memperdulikan bisikan dan tatapan seluruh siswa. Tapi dia melihat sekelompok siswa laki-laki yang melihat dia dengan cengo dan Liora tersenyum kearah mereka, seketika mereka langsung melotot, siapa yang tidak senang melihat cewek cantik no 2 disekolah tersenyum padanya. Yang pertama tentunya anak pertama keluarga Angkara yang artinya adalah kakak Liora, Giska Anatasya  Angkara. Tapi identitas asli Giska masih dirahasiakan. Menurutnya Giska Anatasya  sudah cukup.

Disisi lain, ditempat yang sepi dibelakang sekolah Giska dan Vanya berada. Mereka menghabiskan waktu untuk melihat bunga, selfie (mungkin hanya Vanya), bagi Giska, foto itu enggak penting, yang penting dia bisa menikmati semua dengan nyaman.

"Adek lo cari sensasi"

"Why?"

"Semua di instagram update tentang Liora yang dateng sama Tuan Angkara, Lo enggak berantem lagi sama dia? Gimana hubungan kalian?" ucap Vanya sambil mengecek instagramnya. Giska yang mendengar hal itu yang langsung menegang.

"Kapan mereka dateng?"  ucap Giska tanpa perduli pertanyaan Vanya. Baginya hubungannya dengan Liora tidak akan baik sampai semuanya diketahui Liora.

"Barusan mereka dateng, mereka enggak tau sih kalo anak pertama keluarga Angkara juga sekolah disini, Lo kan cantik, pinter, kenapa lo enggak ngasih tau semua orang? Liora juga gk kalah cantik sih. Tapi dari kalian berdua, masih cantik gua, iya kan?" cerocos Vanya panjang lebar dan saat menoleh ke sampingnya ternyata tidak ada Giska. Vanya melongo. Entah kemana Giska pergi, dan kapan perginya.

"SETAN TUH ANAK" teriak Vanya dan pergi dari tempat itu.

Setelah Giska pergi tadi dia langsung mencari Liora. Bukannya dia tidak menghiraukan Vanya, hanya saja ada hal yang lebih penting dari ocehan Vanya.

"Ikut gua" ucap Giska yang langsung menarik tangan Liora dengan kasar.

"Lo gila ya" sentak Liora saat dia berada di gudang sekolah.

"Lo yang gila" bentak Giska

"Maksud lo apaan?" bentak Liora.

"Ngapain tuh cowok nyium lo, apa lo enggak punya otak?" ucap Giska sambil menahan emosi. Sedangkan Liora meneguk salivanya kasar.

Flashback on

"Sayang, kita ketemu di cafe biasa ya" isi pesan itu tertera di hp Liora.

"Iya, see you soon Beb" balas Liora dan segera bergegas pergi.

Sekitar 20 menit Liora sampai di cafe yang biasanya dia dan pacarnya bertemu. Pacar Liora baru saja pulang dari London. Usia nya terpaut tua 2 tahun lebih tua dari Liora. Baru saja dia membuka pintu cafe dia dikagetkan oleh pelukan dari belakang. Sontak di membalik badan.
Dan....

Cup...

Satu ciuman mendarat di pipi Liora. Semua orang yang berada di kafe terkejut, Liora hanya tersenyum malu. Bahkan dia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang marah saat kejadian tersebut terjadi, dia duduk di pojok cafe.

Flashback off

"Darimana lo tau?" ucap Liora gemetar.

"Bukan urusan lo"

"Please kak, jangan kasih tau papa"

"Gua enggak jamin itu"

"Please, gua bakal putusin dia sekarang juga" ucap Liora sambil memencet nomor satu persatu.

"Segampang itu?" ucap Giska yang menaikan satu alisnya.

"Iya, emang kenapa?"

"Menurut lo, membuat hubungan itu mudah? Itu butuh tanggungjawab. Dan lo semudah itu menghancurkan nya"

"Lo tau apa soal hubungan?"

"Gua lebih tau dari lo"

"Gua enggak percaya ucapan lo itu. Lo enggak pernah tau arti dari hubungan" ucap Liora yang tersenyum miring dan pergi dari tempat itu sedangkan Giska menahan emosinya dan pergi.

"Kalian akan terus seperti itu, pertengkaran. Aku suka itu" ucap seseorang dengan senyum miring saat melihat Nona-nona Angkara.

"Darimana aja Liora sayang ku" ucap seorang gadis pada Liora saat sudah memasuki kelas.

"Iihh, serem lo, Na" ucap Liora tanpa menghiraukan pertanyaan seorang yang dipanggil Na.

"Aduh, dipanggil sayang sama Reina kok enggak mau"

"Iya Reina Stefani Yudistira yang cantik"

"Makaciii Liora" ucap Reina sambil memeluk Liora.

"Alay ah lo" ucap Liora sambil memencet hidung Reina.

"Eh, lepasin idung gua, metong nanti gua" ucap Reina yang tengah kehabisan nafas.

"Bodo amat, biar mati lo sekalian" ucap Liora sarkas.

"Dasar cewek sadis" terdengar suara berat yang membuat keduanya menoleh dan secara spontan Liora melepas tangannya.

"Dasar cowok sok akrab"

"Eh, cewek songong, ternyata lo sadis, galak pula"

"Kenapa? Enggak terima lo?"

"Dih, nyolot"

"Eh, udah sana pergi ganggu aja"

"Gk lo suruh juga gua bakal pergi,  Dasar cewek gk berbentuk" ucap cowok itu yang dibalas tatapan tajam Liora. Dan sepertinya mereka lupa kalau Reina ada disana. Dan yang akhirnya dia angkat bicara.

"Serasa dunia milik berdua ya, Buk"

"Enak aja lo kalo ngomong"

"Lo kenal dia?" ucap Reina yang menghiraukan omongan Liora.

"Enggak"

"Kok kalian akrab"

"Mata lo udah kagak sehat, akrab mata lo soak, Hah".

"Lo kalo ngomo___"

"Selamat pagi anak-anak"  potong seseorang guru yang masuk ke kelas dan membuat Reina berhenti bicara sedangkan Liora menghembuskan nafas lega.

"Gua emang enggak tau tentang hubungan. Tapi gua tau tentang tanggung jawab. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang bisa menghargai hubungan".




Light between darkness and cold airTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang