tujuh

22 9 5
                                    

Hidup jangan gimana nanti,  harus punya rencana. Jangan sampai menyesal kemudian

Pagi ini Gavin bangun dari tidur duduknya, karna semalam ia tidur di sebelah mamahnya. Lebih tepatnya ia tidur sambil duduk di sebelah kasur yang di tiduri mamahnya.

Saat terbangun, mamahnya sudah tidak ada lagi di kamar itu, dan tidak juga di rumah itu. Tetapi mamahnya meninggalkan secarik kertas.

Mamah sudah jauh lebih baik, kamu tidak usah khawatir. Semangat sekolahnya vin, mamah akan selalu mendukungmu. Dan satu lagi, anggaplah kejadian semalam tidak pernah terjadi.

Mamah.

Selalu seperti itu, ketika Gavin menemukan ibunya sedang menangis, maka Gavin akan mendapatkan secarik kertas seperti itu.

"Sepertinya mamah masih dalam keadaan kurang baik. Buktinya? Dia memberikan semangat sekolah yang sudah jelas jelas hari ini libur. Dia dan kantornya saja yang terlalu giat bekerja" kata Gavin sambil menuruni tangga, berniat untuk sarapan.

Sesampainya di meja makan, Gavin tidak duduk dan malah jalan lagi menuju dapur dan menemui mbok

"hai mbok ku yang cantik" kata gavin sambil tertawa

"apa nduk? Hehe. Sudah sarapan? Kan sudah mbok siapkan" kata mbok dengan sangat ramah

"siap mbok, gavin makan dulu ya, mbok udah makan? Makan bareng Gavin mau ga?" tanya Gavin

"gausah nduk, Gavin makan saja sana" jawab mbok

Akhirnya Gavin kembali ke meja makan dan mengambil sarapannya. Lalu makan sendiri.

Setelah sarapan, Gavin berencana akan mengunjungi Rumah Retta tanpa sepengetahuan Retta.

Setelah mandi dan bersiap-siap, Gavin pun sedikit berlari menuju garasi rumahnya. Dan setelah itu pergi menuju rumah Retta.

Sesampainya disana, Gavin langsung menekan bel rumah Retta, tetapi tidak ada tanda tanda akan ada orang yang di dalam, tetapi Gavin masih menekan bel itu. Hingga akhirnya, ada yang membukakan pagar itu.

"permisi, ini siapa ya?" tanya seorang perempuan yang sepertinya berumur 40 tahun

"temennya Retta bu, Retta nya ada?" tanya Gavin

"ga ada de, Retta nya lagi keluar rumah. Mau ada yang disampaikan? Biar saha yang bilangin" jawab perempuan itu.

"ngga bu, kalau begitu saya pamit dulu ya" kata Gavin

"oh, yasudah" kata perempuan itu sambil menutup gerbang.

Retta kemana ya, lagi jalan jalan kali ya. Salah gua sih mau ke rumahnya ga bilang bilang dulu,  batin Gavin

Setelah itu, Gavin memutuskan untuk pergi ke rumah Raka.

"rak" kata Gavin saat sudah berada di kamar Raka

"apaan si? Tumben sih lu ke rumah gua pagi pagi gini, pas libur lagi" jawab Raka sambil masih tiduran di atas kasurnya

"gua abis dari rumah Retta, tapi Retta nya ga ada. Yaudah gua kesini" kata Gavin

amareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang