Haii!!
Ff baru lagii!!
Tapi sebenarnya ff ini udah ada di draft sekitar tahun 2017/2018 tapi baru dipost sekarang.
Semoga suka ya, Happy Reading!!Note: Tulisan italic itu artinya percakapan di masa lalu.
.
.
.“Hana kau sudah bangun?”
Pria yang telah berkepala tiga itu mengetuk pintu tiga kali. Ia memutar gagang pintu beberapa kali namun tidak juga di buka. Dia tidak bisa lagi keluar masuk kamar itu sesuka hatinya, belakangan ini putrinya selalu mengunci pintu.
“Hanami, kau akan telat ke sekolah jika masih tidur.”
“Hai hai..”
Barangkali putrinya bukan lagi putri kecilnya seperti dulu. Bulan depan adalah ulang tahunnya yang ke 13. Ia tidak lagi takut gelap ataupun takut gelegar petir ketika hujan. Ia mungkin telah punya banyak rahasia yang tidak boleh diketahui oleh ayahnya.
.
“Papa ayo berangkat, nanti aku bisa terlambat.” Sasuke mengernyit. Merasa perlu untuk bertanya siapa yang perlu bergegas disini. Ia memandang pada jam usang yang terpajang di dinding.
“Masih 30 menit sebelum kelas dimulai. Kau harus sarapan, Papa sudah membuatkanmu pancake.”
Ia memandang pada gadis remajanya yang selalu menjadi yang terpendek diantara teman temannya. Sasuke tahu karena dia mengenal beberapa teman putrinya. Hanami sering membawa teman temannya untuk bermain ke rumah. Memang benar ia lebih banyak mewarisi fisik dan karakter ibunya. Bahkan Sasuke masih mengingat deretan gigi ibunya tidak berbeda dengan Hanami. Mungkin putrinya bisa disebut Hinata junior. Ah, Sasuke bahkan tidak ingin mengingat namanya.
“Tidak mau.”
Mungkin tidak sepenuhnya benar. Sasuke masih mengingat bagaimana ia menolak makan saat ibunya telah bersusah payah bangun pagi untuk menyiapkan sarapan putranya. Hanami, kadang sangat mirip dengan Sasuke. Mungkin Tuhan mengirimkan putrinya untuk menjadi karma atas perbuatannya di masa dulu.
“Kau diet lagi?” Sasuke meneguk segelas air putih setelah menghabiskan pancakenya. Ia memandang pada anak gadisnya yang duduk tepat di depannya. Rambut yang dulu selalu panjang kini telah menjadi sebahu. Sasuke pikir Hanami mungkin tidak suka dengan rambutnya yang mulai terlihat tidak rapi. Atau mungkin kemarin teman temannya menceritakan tatanan rambut baru yang ditata oleh ibu mereka. Jadi ia meminta Sasuke untuk membawanya ke salon untuk menggunting rambutnya hingga sebahu. Model rambut seperti ini, justru mengingatkan Sasuke pada seseorang. Hyuga Hinata. Ahh.. Lupakan.
“Jawab Papa. Kau diet?” Sasuke menajamkan matanya. Hanami menggaruk pipinya seolah begitu gatal disana. Ia melihat pada pancake hingga membuatnya menunduk. Sasuke mengenal perilaku ini dari ibu anak gadisnya. Ia akan menunduk karena Sasuke benar.
“Sudah berapa kali papa bilang tidak boleh diet?" Sasuke benci harus melakukan ini.
"Coba kau lihat badanmu! Kurus seperti aku tidak becus mengurusmu! Kau mau Papa potong uang jajanmu?” Sasuke tidak lagi menggebrak meja seperti dulu. Ia memandang pada putrinya. Hanami menunduk semakin dalam. Tangannya menggenggam erat sendok hingga membuatnya bergetar. Sasuke berdecak, ia tahu anak gadisnya sedang menahan nangis karena dirinya.
“Selesaikan sarapanmu.”
Sasuke memejamkan matanya. Mengambil nafas panjang sebelum menunjukkan onyxnya. Onyx yang tidak dimiliki putri semata wayangnya. Jika ibunya ada disini, Sasuke mungkin tidak harus merasa bersalah seperti ini. Ibunya pasti akan menangani semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impotent
Fanfiction-SasuHina- Pepatah mengatakan anak muda cenderung melakukan kesalahan. Tentu saja pepatah tidak muncul begitu saja, pepatah muncul berdasarkan apa yang sering terjadi dalam kehidupan manusia. Ya, benar adanya, hal tersebut juga dialami oleh Sasuke...