" Foccuss "

38 5 0
                                    

"Jadi gua ulang ya, Navi suka sama udang, suka makan di warung Deket sekolah, suka baju warna abu dan suka banget puisi karya Chairil Anwar" kata gua sambil melotot ke Natty
"Yupszi, bagus juga daya serap kamu" sambil tepuk tangan
"Dan juga, dia ada no handphone ga?" tanya gua pede
"Ada sih" sembari nulis angka di kertas kecil
"Tapi ada satu kendalanya ini teleponyaa..." gua potong bicaranya
"Eh lu katanya sekolah, sana buru" seru gua yang padahal ngusir.
"Ow Iyya, yuk bayar dulu" kata dia sambil narik gua ke kasir.
"Berapa semuanya pak?"tanya gua
"Es teh 2,bakso telur 2 sama nasi putih satu, jadinya 35 ribu dik" kata pak tua
"Tenang semuanya biar gua yg bayar" kata gua sambil ngelirik sinis si Natty
"Aku bayar nasi putih sama es tehnya satu, kan itu aku yg makan" kata Natty sambil ngambil uang
"Ohh yaudah, tpi kan gua udah janji buat nraktir lu, udah diem aja" kata gua sombong
Tapi pas gua pencet - pencet saku kok kosong ya. Eet dah dompet gua ketinggalan anjir. Malu gua malu. Gimana mau ngomong nya skrg.
"Loh Sam kok kamu gemetar trus keringat dingin? Kamu ngga ada uang?" kata Natty keras banget, nih anak ya benci banget kali ya sama gua, ga usah keras gitu.
"Udah tenang aja" kata dia sambil bayar semuanya didepan mata gua dengan tunai dan lunas. Sombong parah ni bocah.
"Tenang aja ya, besok gua ganti" kata gua sambil nunduk
"Kenapa sih km ngga bilang kalo kamu ngga punya uang, kan kita...
Kan kita ngga usah makan!! Ha-ha-ha" kata dia kek evil. Dasar cewe centil pingin gua sentil tuh bibir. Dia receh ya? Tapi cukup buat dijadiin hiburan sih.

"Sam, gimana? Enak ngga disini?" tanya mamah di meja makan
Kenapa harus di meja makan, saat gua benar-benar laper malah ditanya hal tabu yang bikin gua baper.
Sontak gua lempar garpu ke lantai
"Mah, bisa ngga mamah ngga ngomong sama Asam? Bisa ngga kalo mamah ngomong jangan nanyain tentang keadaan Asam? Apa mamah bakal sepeduli itu? Mamah cuma angin, nanya hanya sekedar tanpa mau tau kelanjutannya. Apa mamah kira selama ini Asam baik-baik aja? Atau mamah pikir malah Asam jadi pecandu lagi? Udahlah mah, lakuin rutinitas mamah. Dan jangan ajak ngomong Asam lagi" jujur gua ngga maksud buat ngebentak ibu gua, tpi dia ngga sebaik yg lu kira, dia ngga seperhatian yg lu kira, kenapa saat gua udah jadi Monster dia baru naruh belas kasih ke gua? Apa krna wujud Monster ini begitu menyedihkan? Kalian ngga tau apa itu Monster dan siapa itu mamah.
Karena gua saranin jangan jatuh ke pelukan empuk kaya kerupuk tapi sebenarnya itu senapan yang renyah dan kriyuk.

"Natty" kata gua berbisik ke telinga cewe yang lagi molor
"Iyya, itu draftnya,kamu cari kepsek dlu, aku tidur dulu" lahlah apa-apaan ni bocah.
"Natty, gua Asam kali" kata gua sambil mencet hidungnya, sumpah kaya kuali guys banyak lemaknya
"Ohh" ohh doang?
"Natty gua gabut banget nih" kata gua minta belas kasih ke dia
"Terus? Tidur aja, mimpi kan" lah emang kan kalo tidur itu pasti mimpi, saraf ni anak.
"Ajak gua keliling sekolah Napa?" kata gua ngerayu
"O" simple but dia langsung narik tangan gua, hehe gua sebenarnya mau ngobrol sih mau nanya lagi,untung si Natty agak oon.
"Kemana nih?" tanya gua agak panik, gimana ngga panik coba? Gua diajak ke lab tai.
"Lab kimia, tuh buat eksperimen biar kaga gabut" kata Natty sambil ngebuka pintu lab
"Ngga ti, gua ngga bisa sumpah" kata gua sambil berlutut di kaki dekil tu anak
"Hah? Ngga usah sampe gitu" kita dia sambil ngunci pintu itu lagi.
Tumben, tumben iya tumben ada orang yang ga nanya kenapa gua takut ke lab, tumben ada cewe yang ngga baper sama cowo yang mau berlutut di depan dia.
"Natty, kenapa lu sama Navi berbeda ya?" Tanya gua ke Natty yang sibuk liat daun kering
"Karena jantung ku beda sama dia" kata dia sok bijak.
"Sam, walau aku kembar tapi aku sama dia samar, dia tenar dan aku hambar? Dia pintar dan aku kek selancar? Dia cetar dan aku malah bikin gemetar? Dia rapi dan sopan nah aku acak-acakan, dia diutamakan dan aku terlupakan." kata dia panjang lebar
"Jangan-jangan lu iri ya sama dia?" kata gua mojokin.
"Ngga lah, aku sayang dia, dan dia yang teristimewa, aku sayang dia sejak kami mulai jadi embrio" kata dia sambil buat gambar kupu-kupu
"Natty, jujur lu kaya bukan kembarannya dia" Natty, Navi adalah titik fokus dan lu cuma blurnya, Natty itu jadi sorotan lampu dan lu cuma tukang sorotnya, Navi itu yang pertama dan lu yang ke sepuluh.
Navi itu kinclong dan lu penuh peluh.
"Jadi sebenernya km mau apa?" tanya Natty tiba-tiba
"Emmm sebenarnya.."kata gua gugup
"Yaudah" kata dia cuek
"Oke" malah saling cuekin.
Ngga jelas. Bener-bener ngga jelas.
Bener kan dia ngga jelas kek blur di foto, makanya titik fokusnya ada di Navi.

Tau ah. Pulang sekolah gua langsung cabut ke warnet, searching puisi Chairil Anwar terbapeur yang pernah di luncurkan.
Pokonya malam ini gua bakal buat si doi tergila-gila sampai beneran gila.
Binggo, ketemu sajak putih buat si Putri. Hahaii, menawan banget kata-katanya pasti si Navi langsung tewas sama puisi syahdu gua.

Ehem, cek sound. 1,2,3 ehem. Malem ini gua beranikan diri nelfon doi. Membawakan puisi dari hati. Uhuiiiii.
089998xxxxxx
Call
Emmm...em...
Tiba-tiba
"Hallo siapa ini?" Fix ini suaranya Navi.
"Buat calon tunanganku Navi.
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau didepan ku bertudung sutra senja
Dihitam matamu kembar mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut Senda
Hai Navi mau kah kau menjadi penjaga hati ini?" maaf ya pak Chairil puisinya saya ganti hehe. Nunggu jawaban ini yg gua takuti, apa gua tadi terlalu menghayati kali? Atau malah menjijikkan sama sekali? Entahlah Navi yg tau pasti. Dan tiba-tiba ada suara yang menghampiri
"Navi, ada orang nembak kamu pake puisi nih, alay banget sih. Ini Natty si Navi lagi mandi"
Ternyata malah jadi salah fokus. Hehe. Mampus.

~oppaya~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang