Chapter 5

871 96 5
                                    

Pagi-pagi sekali baekhyun telah berada di depan rumah hera, dengan sepeda keluaran terbaru yang bertender di sampingnya baekhyun menunggu pintu rumah itu terbuka dengan jantung yang berdebar tidak sabar.

Hari ini memang hari minggu, namun baekhyun tetap semangat untuk bangun pagi walaupun mungkin pemuda-pemuda lain seusianya masih betah bergelut dengan selimut di atas tempat tidurnya.

Seperti halnya baekhyun yang tetap semangat untuk bangun pagi di hari minggu, begitu juga dengan hera. Entah itu hari kerja ataupun hari libur hera tetap harus bangun pagi dan mengantarkan pesanan kotak-kotak susu kakeknya kepada para pelanggan.

Kreeeek.

Pintu depan rumah hera terbuka dengan hera yang terlihat di ambangnya kemudian. Senyum baekhyun segera bertengger indah di bibir tipisnya menyambut hera yang berjalan dengan menenteng sepeda putihnya.

"Kau sudah di sini ?" Suara hera saat melihat baekhyun yang berdiri dengan senyumnya. Ya, hera sudah tidak terkejut lagi. Setiap pagi di setiap harinya pemuda itu memang selalu muncul saat ia membuka pintu rumahnya di awal hari. Hera sudah terbiasa.

Baekhyun menunjukkan deretan gigi rapinya,  pemuda itu menggerak-gerakkan jari-jari lentiknya di atas kemudi sepeda di sampingnya bermaksud agar hera melihat benda baru yang ia bawa tersebut.

"Ahh- kau jadi membeli sepeda ?" Tanya hera datar. Gadis itu sebenarnya sempat terkejut akan sepeda keluaran terbaru itu hanya saja ia berhasil menyembunyikannya.

"Bukankah itu sepeda dengan model terbaru yang sedang ramai di beritakan saat ini ?"

"Gila! Harga sepeda itu bahkan bisa untuk membeli sepuluh sepedaku!" Hera menjerit tidak percaya dalam hatinya.

Baekhyun mengangguk gembira. "Kau tidak lupa janjimu bukan ? Kau harus mengajariku mengendarai sepeda"

"Jadi kau belum bisa-" hera tidak melanjutkan kalimatnya di tatapnya sepeda baru itu dengan tatapan kasihan. Ya, sepeda itu pasti akan berakhir naas dengan jutaan goresan di badannya.

"Mengapa membeli sepeda semahal ini untuk belajar" gumam hera pelan.

"Apa ?" Baekhyun bertanya tidak mendengar akan perkataan hera.

"Tidak ada" acuh hera melanjutkan langkahnya semakin mendekati baekhyun.

"Hanya saja kau tau bukan, aku harus mengantar pesanana susu-susu ini jadi sepertinya aku tidak bisa-"

"Aku tahu!" Potong baekhyun cepat. "Aku hanya ingin memperlihatkannya lebih dahulu padamu. Kau tetap bisa mengantar susu-susu itu, aku juga akan ikut membantu"

"Membantu ?" Hera bertanya dengan kedua alis terangkat.

Kembali baekhyun menyunggingkan senyumnya. "Aku akan membantumu seperti biasanya. Biarkan aku yang memegang kotak itu dan kita pergi bersama"

Hera menghembuskan nafasnya berat. "Itu bukan membantu byun, tapi menyusahkan" keluhnya dalam hati.

"Kalau begitu cepatlah" suara hera kembali setelah beberapa detik ia terdiam.

"Tunggu sebentar, aku memarkirkan sepeda ini dulu" jawab baekhyun lalu bergerak mendakati teras rumah hera dan saat pemuda itu memarkirkan sepedanya tiba-tiba-

"Oh baekhyun-ssi, kau sudah datang ?" Suara kakek ji yang baru saja keluar dari rumah menyapa baekhyun. Ya, karena pemuda itu terlalu sering berkunjung ke rumah hera, kakek ji juga pada akhirnya mengenal baekhyun.

Awalnya kakek ji memperlakukan baekhyun dengan sikap antipati namun setelah beberapa kali berbicara dengannya lama kelamaan kakek ji menganggap baekhyun sebagai cucunya sendiri.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang