Chapter 7 - Final Chapter

1.5K 112 26
                                    

Hera mengayuh sepeda putih miliknya memasuki kawasan kampus. Sudah sepekan sejak perkuliahan mulai kembali aktif, hera berkali-kali menengok ke belakang saat sesekali pemuda itu terlintas di benaknya.

Sejak hari itu baekhyun benar-benar menghilang dari jarak pandang hera. Bukankah seharusnya ia bahagia ? Pemuda itu tidak lagi menganggunya. Tapi, bagaimanapun hera berusaha untuk kembali ke rutinitas hidupnya sebelum kehadiran baekhyun. Pemuda itu terus muncul di pikirannya.

Hera merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Ketidak hadiran pemuda itu membuat hari-harinya terasa kosong. Ia merasa tidak biasa saat sosok itu tidak ada dalam jarak pandangannya.

Pada awalnya hera pikir pemuda itu hanya akan bertahan paling lama hingga tiga hari seperti biasanya ia menggertaknya. Namun, saat ini bahkan sudah sepekan dan pemuda itu benar-benar menghilang.

Baekhyun tidak pernah lagi muncul bahkan terlihat secara tidak sengajapun tidak, pemuda itu seakan lenyap entah ke bagian bumi mana.

Sekali lagi hera mengedarkan pandangannya, saat ia memarkirkan sepedanya ia mendongak menatap pada kampus sebelah dimana baekhyun tercatat sebagai bagian mahasiswa di sana.

Tidak ia pungkiri ia berharap dapat melihat baekhyun di sana. Namun, helaan nafas panjang gadis itu mewakili kekecewaannya. Hera tidak dapat menemukan sosok itu, pelan ia berbalik dan melangkah menuju kampusnya. Berkali-kali hera terus berbalik ke belakang dengan harapan yang sama akan kehadiran sosok pemuda polos itu.

Hera masih duduk di kursinya. Kelas telah berakhir namun pikirannya tetap kosong. Ia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali dan ia bahkan tidak tahu apa saja materi yang di jelaskan dosennya beberapa menit yang lalu.

Hera mengambil nafasnya dalam. Baekhyun, baekhyun dan selalu baekhyun. Nama pemuda itu selalu membayanginya dan hera rasa ia sudah tidak dapat menahannya.

Hera bangkit dari kursinya beranjak keluar dan melangkah menuju kampus sebelah. Gadis itu terus melangkah, tidak peduli akan banyaknya pasangan mata yang menatapnya .

"Gadis preman" celetuk seseorang yang baru saja berpapasan dengan hera.

Pemuda tinggi itu berbalik menghampiri hera di iringi dengan temannya kedua pemuda itu mencegat langkah hera.

"Yak, kau tidak lupa denganku bukan ?" Tanya pemuda itu dengan smirknya.

Hera menautkan kedua alisnya. Ia tentu saja ingat dengan kedua pemuda menyebalkan di depannya ini, karena berkali-kali hera harus berhadapan dengan keduanya yang begitu suka mengganggu baekhyun.

Tawa chanyeol pecah saat tidak di dengarnya jawaban dari bibir hera. "Yak, untuk apa kau ke sini ? Mencari sahabat lemahmu itu ?" Kata chanyeol kembali bersuara.

"Apa katamu ? Sahabat ? Eyyyy tidak mungkin. Ia sedang mencari kekasihnya" jongin menimpali dengan wajah menjijikkannya.

Hera mendelik keduanya arogan. "Eohhh, kau ingin melayangkan tinjumu ? Layangkan saja. Ini wilayah kampus kami, jika kau memukulku. Aku bisa melaporkanmu dengan tuduhan penyerangan" chanyeol terus bersuara membakar pertahanan hera.

"Dasar para pengecut" umpat hera tajam.

Jongin tertawa meremehkan. "Tapi, jika di lihat-lihat kau lumayan manis juga. Dari pada berpacaran dengan si culun itu, mengapa kau tidak mencobanya denganku. Bukankah aku lebih tampan, lebih gagah dan lebih laki-laki" kata jongin dengan senyumnya yang terus terukir.

"Tidak bahkan dalam mimpimu" tegas hera.

"Dasar gadis som-"

"Yak! Yak, yak. Aku punya berita besar" teriak seorang gadis berlari melewati hera dan kedua pemuda itu menghampiri kumpulan mahasiswa lain yang sedang berkumpul di koridor kampus.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang