Bagian 2

1.4K 31 0
                                    

»» Seperti diberi kesempatan oleh Tuhan, kita dipersatukan dalam suatu tugas kelompok ««

Aku mendengarkan celotehan Bu Irma, guru matematika di kelas ku dengan malas. Aku paling tidak suka dengan pelajaran matematika, ditambah lagi dengan guru ‎yang mengajarnya..killer

"Baiklah, Ibu sudah menentukan bahwa 50 soal ditangan Ibu ini akan kalian kerjakan secara berkelompok"ujar Bu Irma sambil mengacungkan kertas yang mungkin berisi soal-soal ‎yang beliau maksud tadi

"Satu kelompok berapa orang Bu..??"Patton bertanya dengan suara lantang, bersemangat sekali sepertinya. Hahhh...aku mengerti, dia salah satu murid ‎yang pintar terutama dalam pelajaran matematika, jelas saja bersemangat

"Satu kelompok dua orang, dan Ibu akan menentukan secara acak"jawab Bu Irma ‎yang disambut dengan desahan kecewa -sebagian besar- dari murid-murid dikelasku. Aku mengumpat kesal, kenapa secara acak..?? Kenapa tidak berdasarkan absen saja..?? Karna kalau berdasarkan absen, aku pasti akan sekelompok dengan Ray yang juga jago matematika.

Huhhh..kalau begini, aku hanya bisa berharap semoga aku mendapatkan teman sekelompok ‎yang berotak encer.

Bu Irma membacakan satu persatu pasangan kelompok yang memang benar, beliau acak. Beruntung Shilla dan Sivia, karna mereka berpasangan dengan pacar mereka masing-masing. Aku..??

"Mario...dan Alyssa"

Aku ternganga, ‎apa aku salah dengar..?? Aku sekelompok dengan dia..?? Entahlah, aku harus merasa ‎apa sekarang. Senangkah..?? Karna dengan disatukan nya aku dengan dia dikelompok ini, itu berarti Tuhan menjamah doa ku. Atau justru khawatir..?? Karna dapat ku pastikan setelah ini teman-temanku akan menyerbuku dengan berbagai macam celotehan mereka. Hahhh..aku bingung...

-----

"Eumm...Ii..Ify"sapaku ragu-ragu. Dia ‎yang sedang menghapus papan tulis menoleh dan tersenyum

"Ada apa Mario..??"

"Panggil Rio aja"

"Oh sorry, ada apa Rio..??"dia mengulangi pertanyaannya. Aku menggaruk-garuk tengkuk ku. Kenapa aku mendadak salah tingkah seperti ini...??

"Itu, anu..emm kita ngerjain tugas itu kapan yah..?? Terus dimana..??"

Dan dengan susah payah akhirnya aku bisa mengutarakan maksud ku. Dia tertawa geli

"Kalau kamu mau, kita bisa mengerjakannya hari minggu dirumahku"

Aku mengangguk setuju "gue boleh minta nomer lo gak..??"tanya ku "ya biar ntar jam sama alamat rumah lo, lo kasih tau lewat sms aja gitu"sambungku

Dia mengangguk, dan aku pun segera menyodorkan ponsel ku ke tangannya.

Mungkinkah Tuhan ingin memberikan kesempatan kepadaku agar aku bisa lebih dekat dengannya..??

»» Dia bertengkar dengan sahabatku, entah ‎‎apa penyebabnya. Yang jelas aku merasa miris mendengarnya dibentak-bentak seperti itu ««

Tentang Sebuah Kisah : Aku, dia dan merekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang