"Kampret lo! Gue gak setua itu kali. Lo tuh yang tua."
"Eh, mana ada. Lo ama gue berojolnya duluan siapa coba? Elo kan!" tudingnya padaku.
"Tapi mukanya tua lo keles."
"Muka mah gampang, tinggal oplas di Korea juga kelar. Umur yang gak bisa bohong. Cepetan lihat akte! Biar insyaf."
"Aktenya udah gue bakar." Jawabku kesal.
"Yah, ngambek. Gak usah ngambek dong. Masa Suzy ngambek. Gak seru ah."
"Terserah lo deh, Ris. Gue mau ke kantin. Bye!" seruku pada sahabat terbaikku, Risty.
Risty Novawati, gadis yang lebih muda tiga bulan serta keturunan Indonesia asli yang telah menjalin persahabatan denganku selama enam tahun belakangan ini. Dia mempunyai mata besar, hidung kecil, dan bibir yang mungil. Warna kulitnya juga sawo matang khas asia tenggara. Dia yang telah menemaniku beradaptasi selama berada di Indonesia. Sayangnya dia selalu saja mengejekku dengan kata 'oplas', meskipun aku tak pernah oplas sama sekali. Menyebalkan!
"Hey, Bae Suzy! Tunggu gue!" teriaknya dan berlari sekencang mungkin untuk menyusulku yang mendahuluinya ke kantin. Risty memang sangat suka 'ngantin' apalagi di jam kosong seperti ini.
"Ngomong-ngomong kapan lo pulkam?" tanya Risty sambil mengunyah roti cokelat kesukaannya.
"Ya pas liburanlah. Dodol amat pertanyaan lo."
"Biar dodol, yang penting lo jawabkan. Eh, gue ikut dong ke Korea."
"Ngapain lo ke sana? Mau oplas?"
"Emang kalo ke Korea musti kudu orang yang mau oplas? Enggak kan? Gue mau jalan-jalanlah. Bosen gue, liburan di Malaysia and Singapore mulu."
"Emang lo kuat bayar PP pesawatnya?"
"Enggak kuatlah. Kan lo yang bayarin gue."
"Eh buset, tekor gue bayarin lo segala."
"Lo harus bayarin gue lah. Itung-itung perayaan kelulusan SMA, gimana?"
"Mmm... gue pikir-pikir dulu deh," Jawabku sekenanya karena lebih asik makan mie goreng dari pada meladeni Risty. "Mampus lo!! Guru pembimbing UN-nya dateng noh. Cabut!" seruku ketika melihat Guru pembimbing berjalan mennuju kelas kami.
Aku dan Risty lari tunggang langgang menuju ruang kelas yang lumayan jauh dari kantin. Tidak hanya kami saja tapi ada beberapa teman kami yang ikut berlarian.
Ini adalah hari terakhir bimbingan UN yang dilaksanakan di sekolah. Setelah ini aku akan mengikuti Ujian Nasional selama seminggu, lalu kembali ke negara asalku, Korea Selatan.
**
"Ya! Bae Suzy. Kenapa sekarang? Kita baru saja selesai UN kemarin," kaget Risty.
"Teserah lo. Kalo lo gak mau ikut yaudah."
"Eh-eh, ikutlah. Tapi jangan sekarang dong. Seminggu lagi, ok?" tawarnya.
"Gak bisa Ris. Ortu udah nyuruh gue pulang hari ini, paling telat besok. Urgent katanya."
"Kalo gitu besok aja lah. Gue musti pamit ama bonyok."
"Ok, sip. Besok meet up di Soetta ya."
Setelah sambungan telfon terputus aku menghela nafas dalam dan menyandarkan punggungku di head bed, mata terpejam serta kepala menengadah ke atas. Terlintas percakapanku dengan ibu dari sambungan telfon sebelumnya.
*
"Oemma, tak bisakah aku di sini lebih lama? Paling tidak sampai acara perpisahan sekolah." tanyaku ketika ibu baru saja mengangkat telfon.

KAMU SEDANG MEMBACA
All was Caused By You
FanfictionCinta itu bulshit, fake ! Gue gak mau ketemu cinta! Lo tau kan perasaan gue. Rasa yang udah lama banget tinggal di hati gue. GUE BENCI SEMUANYA!!