Still My First

98 12 0
                                    

"Lo payah banget mainnya. Masa gitu aja gak bisa sih, Zy?"

"Lo pikir main ini gampang? coba aja lo yang main. Nih!" kesalku dan langsung menyerahkan busur serta satu anak panah yang tersisa.

"Main ginian sih gampang. Lo gak pernah liat drama korea apa? Tinggal tarik, fokus, lepas, kelar deh."

"Serah lo!"

"Nih, perhatiin cara mainnya. Gini aja gak bisa. Dasar oplas."

"Serah lo!! Cepetan main."

Risty mulai membidik balon yang menempel di dinding toko permainan, matanya menyipit menandakan dia sedang fokus untuk mengincar sasaran serta tangannya dengan pasti melepaskan anak panah.

Dia pikir gampang apa main panah-panahan gini di depan cowok yang aku suka.

"Kena! Yesss!!" Risty tersenyum lebar kearahku, " Tuh, lihat! Main gini aja gak bisa lo. Pantes lo gak dapet Sehun ampe sekarang."

"Risty!! Jagain tuh mulut!"

"Lah mulut gue kan gak bisa lari,ngapain kudu dijaga?"

"Maksud gue itu kalo ngomong jangan pake toa!"

"Lagian Sehun juga gak bakal denger. Noh, dia lagi asik ma Kyungsoo." Tunjuk Risty ke arah Sehun. "Lo pikir dari tadi diliatin Sehun?" Godanya.

"Kapan dia ke sana?" Tanyaku dengan nada kesal.

Siapa yang tidak kesal jika saat itu aku ingin ada adegan romantis malah berakhir tragis.

"Pas lo lagi deg-degan keringat dingin sambil ngebidik balon pertama yang gagal lo pecahin."

Ampun! Punya teman seperti Risty harus mempunyai kesabaran tingkat Dewa!

"Lama-lama mulut lo gue operasi biar ilang!"

"Daripada lo buang-buang duit buat operasi mulut gue, mending operasi dada gue deh, biar lebih gede."

"Mau gue operasi sekarang? Sini!"

"Kalo lo operasi gue sekarang, orang-orang bakalan liatin gunung berharga gue. Ntar aja operasinya, pas kita udah di deket Sehun."

Kesabaranku benar-benar diuji oleh satu makhluk yang -sialnya- kusebut sahabat terbaik.

"Yak!! Tai, sini lo! Jangan lari!"

"Gue mau ngadu ke Sehun," jawabnya sambil tertawa.

Risty berlari kearah Sehun dan Kyungsoo yang sedang asik main pencapit boneka di seberang jalan.

Shit! Hari ini ramai sekali di kawasan sekitar rumahku. Entah berapa kali langkahku berhenti untuk menghindari tabrakan maut -dengan orang yang jalan berlwanan arah-.

"Kak, lihat deh Kak Sehun dari tadi gak bisa ambil bonekanya," oceh Kyungsoo, ketika aku baru sampai.

"Mana Risty?" tanyaku to the point.

"Dia lari kerumah setelah berbisik ke Kak Sehun," jawab Kyungsoo.

Aku langsung menoleh ke arah Sehun yang masih fokus untuk mendapatkan boneka. Keringat dingin serta gemuruh didadaku tiba-tiba tercipta. Lagi.

"Dia bilang apa, Sehun?" tanyaku penasaran.

Aku menyebut namanya. Oh God.
Mustahil. Unbelievable. Aku tak percaya aku memanggil namanya tepat didepannya.

"Katanya sih ada yang suka ma gue," jawabnya sambil bermain.

Jantungku semakin kencang berdetak. Risty!! Akan ku operasi mulut serta dadamu malam ini juga.

All was Caused By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang