Terabaikan
Dari sepenggal kata ini sudah mewakili apa maksudnya. Bagaimana,sukakah kau dengan kata itu ? Ataukah mungkin yang terlintas dipikiranmu hanyalah omong kosong belaka ?
Namun, kata itu sangat cocok ditujukan kepadaku. Mengapa bisa seperti itu ? Cobalah kau cari jawabannya dengan menulusuri hatiku. Tahukah kau, Sakit bercampur rindu selalu menemani tiap malamku. Menunggu sedikit kabar darimu untuk menenangkan hati akibat diterkam perasaan sendiri.
Bayangkan saja kasih,jika daun layu yang berguguran itu kemudian diterpa angin. Terbang dibawanya pergi tanpa peduli dari pautannya. Menuju arah yang tak tahu kemana arahnya. Hanyalah sepi dan keresahan yang selalu hadir menemaninya. Dan tak mengetahui bahwa pautannya itu bisa tenang dengan tumbuhnya daun lain.
Aku tahu, aku bukan siapa siapa darimu. Aku hanyalah baru seseorang yang kau kenal dalam hidupmu. Yang berusaha keras memecah keheningan dipintu hatimu setelah luka yang pernah kau derita. Dan aku juga tidak seburuk apa yang ada dihatimu meski tak sebaik apa yang kau ucapkan.
Tapi, dibalik semua itu. Yang kubutuhkan hanyalah dirimu. Bukan karena hal lain,hanya untuk meratakan kesunyiaan yang tak tertahan didalam jiwa. Aku hanya butuh kau sebagai penyemangatku. Karena aku tahu diluar sana banyak sekali hujatan tajam yang akan aku jalani. Jadi, Tolong mengertilah sejenak. Terkadang aku lebih memilih benci untuk mencinta daripada cinta untuk membenci. Walaupun aku tahu keduanya akan menghancurkanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terlewatkan
RandomKetika semua yang telah berlalu akan selalu menjadi yang terlewatkan.