Aku terlalu buta untuk mengerti tentang semuanya. Semua yang berakhir pada cinta.
-Mess-🎈🎈🎈
Sepulang sekolah,Fanya bergegas menuju kamarnya. Ia melepaskan sepatu sneakers putihnya di rak,kemudian berjalan menaiki lantai 2 tempat kamarnya berada. Pikirannya kalut. Hasil Try Out nya sangat tidak maksimal. Ia takut jika nanti ditanya Mamanya tentang hasil Try Out.
Fanya memutuskan untuk tidak turun makan malam. Ia hanya meringkuk di balik selimut sambil mendengarkan lagu favoritnya. Pikurannya tak karuan. Di satu sisi,nilai Try Out nya menjadu turun. Di sisi lain ia terbayang oleh gangguan adik kelasnya yang songong.
Fanya harus membalasnya. Bagaimanapun caranya. Ia telah dipermalukan oleh banyak orang. Tidak hanya itu,Rala lah yang menepis tangan Fanya saat ia berniat menampar pipi Venda.
Krekk.
Pintu kamar Fanya terbuka. Bi Inem melongok sedikit ke arah tempat tidur Fanya.
"Non,turun yuk. Bibi udah buatin makanan kesukaan Non Fanya." ucap Bi Inem pelan.
Bi Inem langsung masuk,menuju ke sisi ranjang Fanya. Fanya hanya terdiam di dalam selimutnya. Bi Inem menepuk pelan tubuh Fanya. Fanya membuka selimutnya lalu menatap lurus ke arah Bi Inem.
"Mama udah pulang,Bi?" tanya Fanya. Fanya selalu ingin makan malam dengan mamanya namun selalu saja tidak bisa. Mamanya itu selalu bekerja hingga larut malam.
"Belum,Non." jawab Bi Inem pelan.
"Yaudah Bi,yuk turun. Bibi temenin Fanya makan ya." ucap Fanya lembut.
Mereka lalu turun ke lantai dasar menuju meja makan. Meja makan yang cukup besar itu mampu menampung 10 orang. Namun setiap harinya Fanya makan hanya ditemani oleh Bibi Inem kalau tidak Pak Soni -Sopir pribadi Fanya-.
🎈🎈🎈
Jam menunjukkan pukul 10 malam.
Namun Rala belum menutup matanya. Ia sedang memetik gitar accoustic miliknya. Bibirnya menggumamkan lagu-lagu melow. Sesekali ia mengganti kunci gitarnya.Tok tok tok.
"Abang?" ucap seorang wanita dari luar.
"Masuk aja Ma" jawab Rala santai.
Mama Rala membuka pintu kamar,lalu berjalan masuk. Mamanya duduk di sofa biru cerah di sudut kamar Rala.
"Abang belum tidur? Ini udah malem loh. Abang harusnya istirahat,besok kan sekolah." ucap Mama Rala seraya mengelus rambut anaknya.
"Abang belum ngantuk Ma. Mama tidur aja dulu. Tuh liat kantong mata Mama besar-besar. Mama jadi jelek tau." jawab Rala terkekeh.
"Ih Abang! Mama nggak suka dibilang jelek. Mama kan masih cantik. Wajah Mama aja masih kayak Song Hye Kyo." jawab Rachel - Mama Rala- cemberut.
Rala meredam kekehannya lalu mengusap punggung tangan Mamanya.
"Ma,jangan banyak pikiran lagi ya. Papa udah tenang disana. Mama harus kuat. Masih ada Abang sama Kenzo di samping Mama. Kita berdua akan jagain Mama,Abang sayang banget sama Mama." ucap Rala lembut sambil memeluk Mamanya.
Mamanya dulu sebelum Papanya meninggal selalu terlihat bahagia. Sewaktu Mamanya diberi kabar bahwa Papa Rala meninggal karena kecelakaan,membuat Mamanya shock dan sempat mengurung diri beberapa hari di kamar. Mamanya itu terlihat kurus dan kantong matanya membesar dan hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET
Teen FictionGimana rasanya hancur sehancur-hancurnya? Lalu gimana rasanya kehilangan? Saat semua terasa baik-baik saja, mengapa seolah mengingatkan tentang pahitnya kenyataan? Tentang kenyataan dan merelakan Bisakah semuanya kembali seperti semula?