De Javu

17 0 0
                                    



Jangan gitu, kalo mau senyum ya senyum aja kali. Gue gak liat ko, malu ya?


🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


"Sebuah kiasan tanpa hiasan, sebuah uluran tangan tanpa jabatan, seperti tatapan tanpa balasan, sebelah tangan.. Tanpa lagi kau genggam"



Fajar menyelesaikan sajak puisi yang tengah dibacanya di depan kelas dengan tangan kanan mengepal diatas dada.



Seketika satu kelas riuh melihat ekspresi dan penghayatan Fajar membaca puisi itu.



Tugas Bahasa Indonesia mengenai puisi menjadi pelajaran pertama hari ini. Hari dimana Fajar tak lagi duduk sendiri dipojokan kelas. Kini ada Senja yang menemaninya. Seorang siswi baru pindahan dari Jakarta.



"Oy! Ja! Jajajajaa asik-asik jos" panggil Fajar dengan usilnya memeragakan tarian kesetrum ala caesar sambil cengar-cengir kuda.



"Apaan?" jawab Senja datar



"Bagus gak puisi gua? Bagus yak?"



"Hah? B aja sih."




"Ah lu. Bagus ege Ja, itu anak-anak aja sampe pada tepuk tangan liat gua baca tuh puisi"



Tidak ada sautan dari Senja. Senja lebih tertarik dengan sebuah cerita dalam buku paket Indonesia yang baru dibeli nya tadi pagi sebelum masuk kelas.



"Jendral Lautan" Fajar membaca judul cerita yang tengah Senja baca.


Tidak ada sautan dari Senja. Bahkan untuk menoleh pada Fajar pun tidak.


"Gue tau nih cerita!"



Senja menoleh sejenak pada Fajar dengan tatapan sulit dimengerti.



"Iniloh.. Yang lu baca Ja. Jendral Lautan"


"Tau apa lu tentang ini cerita?" tanya Senja sedikit ingin tahu namun dengan nada bicara yang lumayan sinis.



"Gua tau nih Jendral. Jendral yang suka di laut itu loh.. Ah lu. Masa gatau. Yang ada di duit serebuan yang lama"




"Hah?"




"Itu Ja.. Jendral pattimura. Yang bawa-bawa golok"




"Heh?!? Lu pinter gak sih?" tanya Senja dengan mengangkat dagunya kearah Fajar.




"Gua? Pinterlah. Lu belom tau aja" jawab Fajar dengan pedenya sambil mengangkat kedua bahunya angkuh.




"Nih ya.. Dengerin gue. Yang ada di duit serebuan lama itu bukan Jendral Pattimura. Tapi Kapitan Pattimura"  ucap Senja menatap jengah Fajar.




"Lah apa bedanya kapten sama jendral? Kan sama-sama pemimpin"




Senja menoleh sejenak pada Fajar sambil berdecak pelan "ck.. tau ah!"



Insting Sang FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang