Warning : Banyak kesalahan dalam penulisan ini.
.
.
GOLDEN FIGURE
Chapter 1 – Membuat Kesepakatan
Oleh : Arifa
.
.
.
Ini sama sekali bukan pemandangan yang terlintas di pikiran Alicia.
Ini bukan kastil seram dan gelap dengan kelelawar dan gagak terbang di atasnya. Ini bukan kastil dengan kilat menyambari puncak menaranya. Ini bukan kastil usang dengan rumput dan ilalang membumbung dimana-mana. Ini bukan itu semua. Bukan seperti kastil di Anime genre fantasi yang sering ditonton Alicia.
Entah imajinasinya terlalu tinggi ataukah image kastil Raja Iblis selalu seram seperti itu.
Tapi ini bukan kastil sama sekali. Meskipun di plakat depan tertulis dengan font Times New Roman berwarna ungu gelap dan simbol tengkorak dimana-mana berbunyi 'Kantor Periblisan', bukan seperti ini gambaran markas besar Raja Iblis yang terlintas di benak Alicia. Bukan seperti kantor pajak setempat yang belakangan ini sedang ramai didatangi warga yang ingin menegaskan soal amnesty pajak.
Harusnya bukan seperti gedung perkantoran seperti ini.
Ia harus apa kalau markas besar periblisan terlihat seperti gedung perkantoran lokal begini? Antri untuk mendapatkan nomor urut? Mendatangi front desk untuk memita prosedur pendaftaran? Lucu. Mekanismenya hampir-hampir mirip berobat di Puskesmas.
Alicia menatap sekitarnya. Bingung dan sedikit depresi karena tertampar oleh kenyatan yang terhidang di hadapanya. Di depannya ialah gedung perkantoran bercat putih dengan dipasangi spanduk besar berfont Arial bertuliskan 'MARKAS BESAR PERIBLISAN. Kami tidak pernah meragukan pelanggan meski permintaannya ambigu.' Dan disekelilingnya berseliweran makhluk-makhluk aneh yang dulu sempat muncul di bunga tidur Alicia sewaktu kecil.
Tapi Alicia sama sekali tidak takut. Ia malah bingung. Selain perasaan takut tidak dibutuhkan dalam kondisinya saat ini, Ia juga tidak menemukan alasan untuk takut. Ia harus takut terhadap apa? Makhluk tanpa kepala yang dulu menghantuinya dalam mimpi sekarang berjalan dengan tenang sambil membawa formulir kepemilikan tanah. Wanita berambut panjang dengan wajah berlumur darah pun hanya sekedar sosok wanita biasa yang membawa akta kelahiran entah milik siapa. Ya meski wajahnya tetap berlumur darah dan rambutnya tak pernah dipotong.
Ia harus ingat alasannya datang kemari untuk apa. ia harus ingat motivasinya mendatangi dunia gaib untuk apa.
Maka setelah kesekian kalinya membangun tekad yang kuat, meyakinkan diri, dan juga mengelus dada karena agak sedikit gugup, Alicia melangkah masuk ke dalam gedung itu. Ia abaikan bisik-bisik anak kecil yang matanya menggantung di luar kelopak, Ia abaikan wanita cantik yang histeris mengatai seseorang dengan sebutan 'lelaki kardus', Ia abaikan sosok tampan yang terus mengikutinya dari belakang meski kehadiranya sangat megganggu. Ia abaikan itu semua.
Tujuannya cuma satu. Ia harus ke resepsionis dan menanyakan soal Raja Iblis. Ia butuh Raja Iblis untuk mematahkan sebuah kutukan.
"Ano.. bisa saya bertemu Raja Iblis?"
Resepsionis di meja depan nampak tertegun melihat wujud paling berbeda yang jarang ia temui. Bagaimana tidak? Ia pernah menerima Basilisk hingga orang tak berwujud. Dan kali ini ia menemui manusia setelah dua puluh tahun lamanya tidak ada manusia yang berani datang kemari.
YOU ARE READING
Golden Figure
FantasiaKisah seorang Ibu muda dalam mengambil kembali putrinya dari tangan Raja Iblis. Terinspirasi dari dongeng berjudul 'Timun Mas'