Chapter (23)

11.2K 617 6
                                    

Gita dan Adga keluar dari kantin. Gita tidak tahu kenapa Adga membawanya pergi darisana. Adga menggandeng tangan Gita dengan sangat lembut takut sang empu merasakan sakit.

Sekarang mereka tiba di taman sekolah. Tidak banyak berada disana dikarenakan siswa dan siswi berada dikantin. Adga dan Gita duduk di bangku yg berada di samping pohon rindang. Adga hanya diam memandang lurus lalu memenjamkan matanya menikmati tiupan angin yg menerpa wajahnya. Gita merasa kagum melihat wajah Adga yg semakin tampan jika rambutnya sedikit terbawa arah angin.

Adga masih tetap memenjamkan matanya lalu memunculkan giginya.

"Kenapa? Ada yang lucu" tanya Gita.

Adga langsung menoleh dan kembali tersenyum. "Daritadi kamu ngeliatin aku terus, aku ganteng ya"

Gita memalingkan wajahnya yg memerah, mencoba agar Adga tidak melihatnya. Sedangkan Adga sudah tahu kalau Gita sedang merona oleh perkataannya. Lalu kembali menatap lurus.

"Aku gak marah sama kamu, aku bersikap cuek ke kamu karena mau tes kamu"

Gita kembali menatap Adga.
"Tes apa?"

"Tes, kamu nyaman apa engga kalo aku cuekin" 

Gita menganga mendengar balasan dari Adga. Lalu memukul bahu Adga pelan. Adga hanya meringis lalu tersenyum. Pacarnya ini sangat pemalu, padahal waktu pertama bertemu, Gita itu sosok wanita yg sangat egois dan tidak peduli pada laki laki. Dan sekarang wanita itu sudah menjadi miliknya walaupun tidak sepenuhnya.

"Ga"

"Ya sayang?"

"Apaan sih!!"

"Loh kenapa? kita kan pacaran" balas Adga menyeringai.

"Aku mau ngomong sesuatu"

Adga masih tersenyum. "Nanya apa?"

"Apa sebabnya kamu pacarin Viona?"

Adga yg awalnya tersenyum berubah menjadi diam, mencoba mencerna pertanyaan Gita. Pertanyaan yg sangat Adga benci karena bersangkutan dengan masa lalunya. Adga menoleh ke Gita. "Kamu mau tahu?"

Gita mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi kamu harus janji!"

Gita yg awalnya tersenyum berubah menjadi bingung. "Janji?"

Adga mengangguk lalu menggenggam tangan Gita erat. Gita yg tadinya bingung mencoba untuk bisa tersenyum. "Ok aku janji"

"Kamu udah janji sekarang, saat aku ceritain, kamu gak boleh nangis ataupun kecewa"

Gita langsung terdiam, janji tersebut sangat membuat hati Gita tersakiti. Apakah masa lalu Adga bersama Viona menyenangkan hingga Adga yg menceritakan takut kalau Gita mengetahuinya. Gita langsung kembali tersenyum dan mengangguk walau hatinya agak tidak rela.

"Aku jadiin dia pacar karena dulu dia sahabat deket aku waktu kecil, dari TK, SD kita selalu bersama. Hingga SMP kita pun bersama, tiba tiba ada rasa yg membuat aku gak suka kalau ngeliat Viona deket sama laki laki lain. Kata Leon itu artinya aku cinta sama Viona"

Gita masih diam mendengarkan penjelasan Adga yg merasa sedikit bersalah. Adga kembali diam lalu menghembuskan nafasnya panjang dan melanjutkan ceritanya. "Dan saat Leon bicara kaya gitu ke aku, aku terus bertanya sama diri aku, apa aku suka dan sayang sama Viona dalam ikatan kasih"

"Saat aku dan Viona selalu bersama, memang aku merasakan kalau Viona membalas perasaanku dengan tulus tanpa ada rasa terpaksa. Dan saat di rumah, Viona datang ke rumah aku buat nganterin makanan karena mamah lagi pergi, dan disaat itu aku ngambil kesempatan buat nyatain perasaan aku ke dia, dan juga aku gak nyangka kalau Viona nerima aku jadi pacarnya" Ucap Adga panjang lebar yg terus menunduk.

Merasa kalau Gita tidak merespon, Adga lagsung menoleh ke Gita dan mendapati Gita mengeluarkan butiran kecil dari matanya. Adga merasa sangat bersalah padanya, seharusnya dia tidak mengabulkan pertanyaan Gita. Dia langsung mengusap air mata Gita dan menatap Gita lekat lekat.

"Hey, kamu udah janji sama aku buat gak nangis saat dengar cerita aku"

Gita tetap diam lalu membantu tangan Adga menghapus air matanya.
"Aku takut Ga!"

"Takut kenapa?"

"Aku takut kalau ini pertanda awal dari berakhirnya hubungan kita"

Deg

Adga terkejut mendengar perkataan Gita. Dia tidak pernah terpikirkan tentang itu semua. Dan itu lah yg ditakutkan Adga sejak kehadiran Viona. Adga diam memikirkan sebuah cara agar bisa menenangkan Gita yg menangis kecil.

"Gak! aku sama kamu ditakdirkan bersama, gak ada yg bisa misahin kita! Viona itu cuma ujian buat cinta kita"

Gita menatap Adga yg sedang menatapnya. Mematung mendengar ucapan Adga barusan. Adga sangat mencintainya, dan itu membuat hati Gita sangat lega. Gita tersenyum mendengarnya lalu kembali bertanya.

"Terus apa yg buat kamu putusin Viona?"

Adga tetap menatapnya lalu membuang muka ke depan. Gita merasa kalau Adga tidak ingin menjawabnya.

"Kalo gak mau jawab gak pa-"

"Gak, aku bakalan ceritain ke kamu!, aku putusin dia karena mergokin Viona bareng sama seseorang sedang berciuman di belakang sekolah. Setelah itu aku pergi meninggalkan mereka dan mencoba untuk menahan emosi"

"Laki laki itu siapa?"

Adga diam, dia sedang menahan emosi jika mengingat laki laki tersebut. Rasanya jika dia bertemu kembali dengannya, dia ingin sekali menonjok wajahnya.

"Dia Vino, dulu sahabat aku"

Gita terkejut mendengar pengakuan Adga. Bagaimana bisa sahabatnya sendiri menikungnya dengan cara seperti itu. Gita tak habis pikir dengan laki laki yg bernama Vino tersebut.

"Kenapa dia lakuin itu ke kamu?"

"Dulu perusahaan ayahnya sangat jaya tetapi ayahnya langsung bangkrut karena perusahaan ayah aku yg lebih jaya. Ayahnya frustasi dan stress dalam waktu bersamaan, lalu dia jatuh sakit dan meninggal. Ibunya juga mempunyai rasa dendam sama keluarga aku. Jadi cara dendam Vino ke aku dengan itu, menghasut Viona kedalam masalah"

"Kalo kamu tahu Viona di korbanin sama Vino, kenapa kamu putusin dia?"

"Saat itu dia datang kerumah aku buat ngerjain tugas dan aku nanya sama dia dengan alasan temannya beri tahu ke aku kalau dia bareng sama Vino di belakang sekolah. Dia jawabnya bukan seperti yg aku lihat, dia menjawabnya tentang perusahaan ayahnya. Dulu perusahaan ayah Viona dengan Vino bekerja sama, jadi itulah alasan Viona yg dikasih tahu ke aku. Saat dengar dia jawab itu, aku langsung memberi foto mereka berdua sedang berciuman. Viona terkejut dan mencoba menjelaskan semuanya tapi aku gak mau dengerin penjelasannya lagi karena sudah muak dengannya" 

Gita terdiam, lalu mecoba bertanya yg membuat hatinya sakit kembali.
"Kamu masih sayang sama Viona?"

Adga langsung menoleh dan menatap sendu Gita. Pertanyaan tersebut harus di berikan ke Adga karna Gita ingin mendapat kepastian.

"Ta!, kok kamu nanya ka-"

"Please jawab!!"

Adga diam lalu kembali menatap lurus dan menghembuskan nafasnya panjang.  Tidak bisa menjawab pertanyaan Gita.

Gita terkekeh. "Aku yakin kamu masih sayang sama dia, walaupun dia udah jadi mantan kamu sekarang"

"Tapi aku sayang sama dia gak sepenuhnya Ta, rasa sayang aku, sepenuhnya aku kasih ke kamu"

Gita diam dan kembali mengeluarkan air matanya. Rasanya sangat sesak  mendengar balasan Adga barusan. Ternyata benar, Adga masih sayang Viona. Adga langsung memeluk erat Gita yg menangis di tempat. Dia merasa sangat bersalah.

Sekarang yg Adga takutkan sepertinya akan terjadi. Dan hal ini membuat Adga semakin frustasi.

Apa benar ini tanda awal berakhirnya hubungan mereka?.

***

Hallo!!!

Gimana guys chap ini? (Comment)

Maaf ya kalo typo!!!

Tunggu chap selanjutnya ya!!!

ADGA DAN GITA [TAMAT][Proses REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang