3

424 10 0
                                    


Happy reading guys...

Aku merasakan dingin disekujur tubuhku, aku membuka mataku dan tak menemukan Kai disebelahku. Aku memandang sekeliling kamar Kai namun tidak menemukannya. Aku melirik jam dinding yang menunjukkan pukul dua tengah malam. Aku tersadar dan teringat tentang permainan kami siang bolong saat itu, hingga membuatku tertidur disore hari dan terbangun tengah malam karena lapar dan kedinginan. Aku melirik kearah jendela dan benar saja sedang hujan ditambah Kai yang tak lagi memelukku. Aku berusaha bangkit namun selangkanganku terasa sangat ngilu.

“Ah… Aku lupa rasa sakitnya…” Aku memukul kepalaku sendiri karena kesal. Aku tetap berusaha bangkit dan berjalan dengan kaki yang mengangkang dengan berbalut selimut. Aku bingung harus mencari kemana pakaianku. Aku berjalan keluar kamar Kai dengan perlahan dan langkah kaki yang sedikit mengangkang. Aku melihat Kai sedang duduk di sofa dan menonton televisi.

“OMO! Kau mengagetkanku! Bersuaralah jangan diam dan datang seperti itu!” Kai bersikap kasar lagi padaku. Ya aku tak sengaja membuatnya terkejut dengan kehadiranku yang tanpa suara dan tubuh dengan selimut putih tebal ini.

“Mian… Aku lapar…” Aku duduk dengan sangat perlahan diujung sofa berlawanan dengan Kai.

“Baiklah, aku akan memaskanmu ramen. Tunggu disini.” Kai bangkit dan menuju dapur. Aku mengalihkan pandanganku pada televisi. Ternyata Kai tidak sedang menonton televisi, melainkan menonton dvd. Lebih tepatnya adalah drama musical kami saat sekolah menengah pertama. Dimana aku dan Kai mendapat peran sebagai sepasang pasangan culun disana.

Lima belas menit kemudian Kai datang dengan sepanci ramen, sementara film telah selesai. Ia mematikan televisi dan duduk disebelahku. “Makanlah…” Ucapnya datar.

“Ah… Kai… Dimana bajuku… Aku bisa mati kedinginan disini… Dan sulit memakan ramen dengan keadaan seperti ini.

“Aku sedang mencucinya, saat akan menjemur hujan turun sangat deras. Bajumu masih basah. Mian…” Sahut Kai gugup.

“Aku akan membawakanmu bajuku. Tunggulah sebentar.” Kai berjalan cepat menuju kamarnya. Tak lama ia datang dengan membawa Kaos putih dan boxer miliknya.

“Tapi aku tak mempunyai celana pendek, aku hanya punya boxer. Apakah kau mau memakai boxerku?” Kai mengulurkan kaos putih dan boxernya.

“Ku rasa ini cukup… Ini cukup panjang hingga sepahaku. Aku tidak mau memakai dalaman pria!” Aku mengambil kaos milik Kai dan berusaha bangkit dari dudukku.

Baru saja akan bangkit dari duduk, tanpa sadar aku memekik perih “Akh… Aku lupa…” Aku lupa kalau vaginaku masih terasa sakit, dan masih harus hati-hati saat berjalan, duduk maupun bangun dari duduk.

“Gwaencanha?” Kai mendekat dan memegangi bahuku.

“Gwancanha…” Aku menepis tangannya dan berjalan perlahan menuju kamarnya. Aku memakai kaos putih Kai dan baru menyadari bahwa aku juga kehilangan braku. Aku berusaha menutupi bagian dadaku, namun karena cuaca sangat dingin, putingku mengeras dan membuatnya menyembul.

“Aishhh… Kenapa dikamar ini sangat dingin… Huh pantas saja, AC nya masih menyala…” Aku mematikan AC di kamar Kai dan berusaha menetralkan diriku.

“SooRa… Gwancanha?” Kai masuk menyusulku ke dalam kamar. Aku terkejut dan langsung menutupi bagian dadaku.

“Jangan kesini… Kau tak boleh melihatnya..” Aku membelakangi Kai.

“Apa? Payudaramu? Vaginamu? Aku sudah melihat semuanya, apa lagi yang ingin kau tutupi?” Kai terkekeh dan kurasakan ia mendekat.

“Cepat makan sebelum ramennya dingin.” Kai menutupi tubuhku dengan handuk kering dan keluar setelah mengucpkan kalimat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friend Sex With KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang