1.RIWAYAT HIDUPKU

84 8 0
                                    

Awan yg hitam mengikuti langkahku sampai ke rumah, tetes demi tetes air hujan pun mulai kurasakan, di sertai bunyi perutku yg sudah menggema. Hari demi hari kulewati, aku hanya bisa bersyukur atas apa yg telah diberikan tuhan pada saya.

"Bima,kamu sudah pulang nak!!!"
Tanya ibuku."Ya mah,Bima sudah pulang. Bagaimana keadaan mamah, apakah sudah membaik???" Tanya ku.
Ibuku memang sudah 2 tahun ini sakit sakitan, sedangkan ayahku sudah meninggal 1 tahun yg lalu. Aku adalah anak tunggal, jadi terpaksa akulah yg harus menjadi tulang punggung keluarga.

Setiap pagi aku pergi sekolah, sekolahku memang cukup jauh, perlu waktu 1jam aku jalan dari rumah ku ke sekolah. Belum lagi aku harus naik turun gunung dan menyebrangi sungai. Jalan disana pun belum bagus dan jembatan yg aku pakai untuk menyebrangi sungai pun sudah terputus, jadi aku harus merayap menaiki seutas tali yg tersisa dari reruntuhan jembatan itu. Kalau aku lengah sekalipun, resikonya aku akan masuk ke dalam sungai dan baju ku akan basah.

Aku pulang sekolah pada pukul 12 siang. Setelah pulang sekolah, aku harus menjadi tukang semir sepatu di pasar dekat rumahku. Disana tidak hanya aku saja yg menjadi tukang semir sepatu, banyak temanku juga yg mengadu nasib disana.

Harga satu kali nyemir dipatok dengan harga 5000 rupiah. Sehari aku bisa mendapatkan uang 15 sampai 30 ribu rupiah. Uang hasil semir ku itu, aku pakai untuk makan dan membeli obat ibuku. Biasanya aku pulang ke rumah pada pukul 6 sore.

Setelah aku pulang, aku harus mengurus ibuku. Tidak ada waktu belajar bagi ku. Bahkan pernah terpikirkan untuk tidak melanjutkan sekolahku, tetapi kata ibuku aku harus tetap sekolah. Semua itu aku turuti karena aku ingin ibuku cepat sembuh.

Aku memiliki banyak teman disekolah ataupun di pasar tempat ku bekerja. Banyak teman sekolahku yg hidup mewah, tetapi aku tidak malu, karena aku bekerja sebagai tukang semir sepatu, walaupun aku bekerja menjadi tukang semir sepatu, aku tetap rajin belajar, terbukti dengan aku selalu menjadi juara kelas di sekolah.

Suatu saat ada temanku yg jatuh ke sungai paska ia sedang menyebrangi sungai yg terputus itu. Ia terbawa arus sungai yg lumayan deras. Setelah dua hari barulah ia ditemukan dengan keadaan yg sudah tidak ada nyawanya.

Setelah kejadian itu saya berfikir jangan ada lagi korban lainnya yg terjatuh di jembatan itu.
"Bagaimana caranya memperbaiki jembatan itu???" Pikirku.

Setelah saya pikirkan, saya lebih baik membuat jembatan itu sendiri. Saya dan teman teman saya pun membuat jembatan yg ala kadarnya menggunakan kayu kayu bekas. Jembatan ala kadarnya pun selesai dikerjakan.

Tetapi jembatan ini sangat rapuh dan terombang ambing.
"Biarlah, yg penting ada jembatan walaupun jelek"
Jembatan itu pun dipakai semua warga untuk beraktivitas. Warga senang dengan hadirnya jembatan itu.

Suatu ketika hujan badai menimpa kampungku. Kampung ku bagaikan kapas yg berterbangan. Hampir semua rumah warga hancur lebur rata dengan tanah. Tapi untungnya rumahku tidak hancur, cuma agak rusak sedikit saja.

Ibuku pun khawatir dengan keadaan rumah kita, ia takut badai akan datang lagi dan menghancurkan rumah kita.
"Ibu, ibu tenang saja, rumah kita pasti aman, karena ada Allah yg menjaga rumah kita" Ucapku untuk menenangkan hati ibuku.

Jembatan yg aku bangun itu pun ikut hanyut terbawa arus sungai yg meluap. Sekolah pun ikut hancur, dan kita sementara diliburkan.

"Bagaimana kita bisa belajar kalau sekolah kita hancur,Dino" Tanya ku pada teman sekolahku Dino
"Ya kita tidak akan bisa sekolah lagi,Bima" Jawab Dino
"Tapi aku ingin terus belajar Dino, karena ibuku bilang aku harus terus belajar supaya besar nanti aku bisa jadi presiden" Jawabku.

Semua warga bersedih karena bencana ini mengakibatkan semua rata dengan tanah. Sekarang para warga sudah tidak punya lagi tempat untuk tinggal.

Mereka semua kebingungan dimana mereka akan tinggal, akhirnya sebagian warga menginap di rumahku yg seadanya. Ini memang bencana yg sangan merugikan kita semua.

"Semoga ini adalah bencana terakhir bagi kami" Ucapku.
"Amin..." Jawab semua warga.

To Be Continued


Mau tahu kelanjutan ceritanya???

Masih banyak cerita cerita yg menarik...
Baca terus cerita ini sampai tamat ya!!!

***

👋Salam Kenal👋
RIO CHRISTANTIO HAKIM

SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang