Seseorang bernyanyi sangat keras bagaikan truk yang membunyikan klaksonnya membuatku terbangun. Menyebalkan.
"Aku belum mandi tak tun tuang tak tun tuang tapi masih ganteng juga tak tun tuang tak tun tuang. Tapi kalau sudah mandi tak tun tuang tak tun tuang pasti ganteng sekali!!!! Ohhh yeeaah!! Byun Baek Hyun yess Leo yossh asekk"
"YAKK!!! DIAM !!" teriakku kesal.
Sreet..
"APA SIH ?!?! " teriaknya dengan membuka pintu kamarku.
What?! Ini belum berakhir? Aku masih berada di tempat ini. Padahal aku yakin aku sudah berada di Indonesia karena tak tun tuang itu. Adikku sering menyanyikannya. Namun sensasi kerasnya masih kalah jauh dengan Leo. Bagaimana bisa Leo menyanyikan lagu itu dengan sangat lancar.
"HEI! Bukankah ini sudah hampir telat? Kenapa kau masih memakai baju tidur kak?"
Benar juga aku bangun kesiangan. Tanpa menjawabnya aku langsung masuk ke kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.
'Dasar! Untung kakak' Kata Leo dengan suara kecil.
"Aku bisa mendengarnya Leo!!!"
Leo ketakutan dia langsung berlari keluar dari kamarku. Sempat terdengar sepertinya dia tertabrak tembok dan terjatuh sebelum akhirnya keluar. Pria yang sangat ceroboh.
--------
Aku tidak tau jalan mana yang harus dilewati agar sampai ke sekolah. Nama sekolahnya pun aku tidak tau. Melihat dari seragamnya sepertinya aku dan Leo bersekolah di sekolah yang sama. Leo kelas 1-3 sedang aku kelas 3-2 umur kami hanya berselisih 2 tahun saja. Leo sudah berangkat lebih dulu meninggalkanku. Sial.
Ayah sudah pergi bekerja. Hanya ada ibu yang berada di rumah. Pasti ibu akan merasa aneh jika aku bertanya dimana letak sekolahku. Aku memutuskan untuk jalan tanpa tau arah.
" Aku berangkat Bu..." pamitku.
Sungguh aku sangat tidak mengenali daerah ini. Semuanya sangat asing. Namun banyak sekali tetangga yang menyapaku. Aku hanya membalas mereka dengan senyuman.
Harapan agar tidak terlambat datang kesekolah hancur. Jika begini caranya aku tidak akan pernah sampai kesekolah.
Aku terhenti saat melihat gedung besar yang ada dihadapanku sekarang. What? Padahal aku hanya jalan menuruti kakiku saja. Kupikir daerah ini pedesaan sehingga mungkin sekolah nya adalah sekolah kecil. Namun sekolah ini termasuk sekolah elit dan terfavorit di korea. Aku sendiri pernah mendengar sekolah ini sebelumnya. Sekolah dengan prestasi mereka yang luar biasa.
Saat aku sampai security mulai menutup gerbang sekolah. Aku langsung berlari dan memohon agar dibukakan pintu. Begitu teganya security itu. Dia sama sekali tidak mendengarkanku dan pergi ke pos dengan meminum kopi dan membaca koran menganggapku tidak ada. Aku hanya melongo melihatnya.
"Sial! Andai Leo tidak meninggalkanku pasti aku akan mengikutinya dengan berlari agar cepat sampai dan tidak akan terlambat!" Sesalku dengan duduk tertunduk dan memeluk lutut di dekat pagar sekolah.
"baru kali ini aku melihat murid yang terlambat juga. Siapa namamu?" suara serak dan berat mengagetkanku.
"hah?"
"mau sampai kapan kau akan duduk disitu? Pakaianmu akan kotor.. cepat berdiri biar kubantu"
Sosoknya sangat tampan mengunakan seragam yang dilapisi dengan hodie berwarna hitam. Pria bertubuh tinggi menjulang dengan rambut yang poninya diangkat ke atas menampakkan jidat. Silauu.
"panggil saja aku Sean"
"terimakasih Sean"
Belum selesai aku menutup mulutku ada suara lain yang mengagetkanku dan pria itu membuat kami menoleh ke sumber suara.
"yak! Kakak! Aku sudah menunggumu tetapi malah ditinggalkan. Teganya kau Elisa!" Itu Leo dengan nafas naik turun. Dia berlari menuju kemari. Aku sangat terkejut, bukankah tadi hanya ada aku dan ibu dirumah.
"Leo? bagaimana bisa kupikir kau meninggalkanku. Dirumah hanya ada aku dan ibu tadi."
"aku tiba-tiba sakit perut. Aku menunggumu di Kamar mandi. Setelahnya aku menunggumu lagi sangat lama. Kucoba membuka kamar ternyata kakak sudah tidak ada didalam. Ibu bilang kakak sudah berangkat lebih dulu."
"Itu salahmu yang buang air kelamaan! Sehingga aku tidak tau kalau kau masih dirumah!" tegasku.
"Hei! Panggilan alam sulit di kontrol... lama tidaknya terserah si perut!!"
"intinya kau salah!"
"bukan aku tapi kakak!"
"YOU!"
"kakak"
"Hei... sudahlah, toh kalian sama sama telat." Kata si pria tinggi mencoba menghentikan pertengkaranku dan Leo.
" DIAM!" jawabku dan Leo ketus serentak.
"APA?! BAGAIKAN ANAK KECIL SAJA. KALIANLAH YANG SEHARUSNYA DIAM!!!" Pria itu terlihat sangat marah dengan suara serak dan berat yang khas miliknya.
Aku dan Leo tidak berani mengatakan sepatah-kata pun pria itu sangat menyeramkan saat marah. Tapi anehnya terlihat sangat keren.
"akhirnya diam juga. Ayo masuk.. aku sudah ahli dalam situasi telat seperti ini. Ada jalan rahasia yang biasa aku lewati untuk menerobos masuk." Tambahnya dengan wajah sombong.
Hebat sekali telat saja dikatakan ahli. Dalam kehidupanku sebelumnya aku tidak pernah telat satu kali pun. Aku adalah anak yang sangat rajin, harusnya akulah yang menyombongkan diri.
Ternyata benar Sean si pria tinggi itu tau betul jalan tikus untuk masuk kesekolah.Aku pun memasuki kelasku yang ternyata tepat disebelah kelas Sean.
Aku merasa sangat aneh semua teman sekelasku melihatku dengan ekspresi tak suka. Namun untungnya ada seorang pria dan wanita yang menghampiriku dan tersenyum ramah padaku bedanya si pria itu tersenyum tipis tapi sangat tampan. Hebat aku langsung tau nama mereka begitu saja tanpa diberi tau. Tentu saja dari nametag mereka , hehehe (sepertinya seluruh murid disini menggunakan nama inggris).
Pria berkulit putih bagaikan albino dengan tipe dinginnya itu bernama Wilson dan si cantik ramah padaku itu adalah Irene.
"Elisa.. aku sangat khawatir, kupikir kau tidak masuk sekolah. Lagipula tumben sekali telat?" kata Irene dengan ekspresi khawatir yang sekaligus dengan sedikit mengejek.
"Benar." Wilson benambahkan.
"Ceritanya panjang..." jawabku.
Aku pun mengikuti kelas tanpa menghiraukan sekitarku. Begitu juga dengan Irene yang serius menerima pelajaran. Beda dengan Wilson yang hanya diam menghadap jendela. Meja ku ada di pojok belakang dekat dekat jendela. Teman sebangku ku adalah Irene dan Wilson dibelakangku duduk sendirian.
------------------------------------------------
tHankYouuu , HoPe YOu LikE ThiSSS:3
BY: NURMA ELLYA
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVE
Подростковая литература" Pada awalnya kehidupanku berjalan sebagai mana mestinya . Hingga suatu hal terjadi aku pun mengalami hal aneh ini." - Leisa Purwanti. seorang gadis yang ingin kembali pada kehidupan sebelumnya tetapi terhalang oleh si 'dia' yang membuatnya berpi...