Antipoda cinta

28 2 3
                                    

Setitik air hujan menetes ke bumi
Bagaikan bumi menangis
Dan merasakan terpurukan hatiku
Hingga meringis

Manis melihat mu dan mendengar suaramu
Jiwaku runtuh akan senyummu
Nikmatnya hati bahagia begini

Khas mu melembutkan dan meluluhkan hatiku
Hilangnya rasa derita, lunakkan suasana. Kamu yang selalu menghampiri dengan manisnya tata ucapanmu

Matamu mesra, membuat hatiku terpesona. Ucapku doa-syukur tulus-rela

Tapi, kini hanya sebatas kenangan,
Tinggal dalam suka, satu dalam duka
Heii, bahagianya dia si penemu jiwa seia
Diukirkan dihatiku padanya dengan
Cinta, Persahabatan, Simpati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Titik mata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang