Perpisahan

9K 87 2
                                    

"Minkyung ?Kenapa datang kemari ?"Tanya Hwanhee.

"Kenapa ?Ini rumah Kakakku.Kau tidak berhak bertanya seperti itu!"Kata Minkyung marah.

Seperti biasa,ditaman itu..Minho sedang duduk di kursi panjang yang terbuat dari besi dan di cat putih.
Ia tampak murung dengan memegang ponselnya berharap seseorang akan menghubunginya.Seseorang yang sudah hampir 2 hari tidak memberi kabar padanya.Ia tampak lemah dengan wajah yang pucat dan rambut yang berantakan.

"Sudah dua hari tidak aku charge.Aku terlalu berharap seseorang akan menghubungiku,jadi..Aku tidak punya waktu untuk mengisi daya baterai ponsel ini karena terlalu semangat menunggunya.Aku harap,dia mengerti"Kata Minho pada Sang Adik yang duduk disampingnya.

"Maafkan aku,kak..Aku..Aku yakin dia tidak menghubungimu karena..Karena aku sudah menceritakan semua ini padanya"Kata Minkyung memeluk Sang Kakak yang murung.

"Kau bilang apa ?"Tanya Minho melepas paksa pelukan Minkyung.
Terlihat kedua mata Minho berkaca-kaca karena pernyataan Minkyung yang telah menceritakan masalah video tersebut.

"Maafkan aku kak..Aku kira dia akan membantu kita,ternyata.."

"Dia tidak akan bisa membantu kita.Nana tidak berarti bagi Hwanhee.Ia hanya sebagai jaminan jika suatu hari nanti masalah ini dibawa ke meja hukum"Kata Minho.

"Jaminan ?Jaminan apa ?"Tanya Minkyung.

"Terkait video itu..Jika Hwanhee membawa Nana bersamanya ke pengadilan,Jaksa mungkin akan berpikir lebih dalam lagi tentang Hwanhee bahwa dia bukanlah gay.Setidaknya dia akan menang 1 poin melawanku"Jelas Minho.

"Itu tidak ada kaitannya,kak"Kata Minkyung.

Sementara itu Nana sedang meringkuk dikamarnya,menangis selama berjam-jam dan tidak makan selama seharian.Paman dan Bibinya pun juga ikut khawatir karena Sang Keponakan belum keluar dari kamar.

"Nana..Ayo makan nak.Bibi memasak nasi goreng udang kesukaanmu.Bibi sudah belajar memasak masakan Indonesia khusus untukmu,pamanmu juga,membelikan pisang.Kau suka pisang bukan ?"Tanya Bibi.

"Kamu juga sudah janji pada Paman untuk membantu pekerjaan paman.Kamu lupa ?"Tanya Paman.

"Bagaimana harusnya aku,tidak mungkin untukku tidak terlibat dengan mereka berdua.Aku bingung!Aku tidak tahu siapa yang salah dan siapa yang benar disini.Atau haruskah aku bersikap tidak peduli jika bertemu lagi dengan mereka ?Tidak!Bagaimanapun juga Minho harus bertanggung jawab atas diriku.Dia mungkin sudah sering melakukan seks,tapi bagaimana denganku ?Ini pertama kalinya untukku.Aku tidak bisa memberikan keperewananku secara cuma-cuma pada pria seperti Minho.Aku tidak peduli meskipun dia gay atau sejenisnya,aku akan tetap meminta pertanggungjawabannya"Pikir Nana sembari mengusap air matanya.

Ia keluar dari kamar dan meminta maaf kepada paman dan bibinya atas sikapnya barusan.
Seperti biasa,rumah Minho terlihat sepi dan tenang.Tidak terdengar kebisingan apapun kecuali angin yang berhembus menabrak tumbuhan yang ada di sekeliling rumah Minho.
Nana sedikit tidak yakin untuk bertamu kerumah Minho,tetapi demi tujuan yang pasti,ia mengumpulkan semua harga diri dan membuangnya jauh-jauh terlebih dahulu untuk sebuah pertanggung jawaban dan kebenaran.

"Hyung..Aku boleh pinjam uang dan mobilmu ?Nana datang kemari dan ingin dibelikan cokelat"Kata Hwanhee yang secara tiba-tiba datang membuyarkan konsentrasi membaca Minho.

"Nana tidak suka cokelat,kenapa dia meminta itu ?"Pikir Minho mengambil dompet dan kunci mobilnya.

Perasaan takut,kecewa,marah,dan benci menjadi satu di diri Nana.Ia menatap Minho layaknya menatap seorang koruptor yang telah mengambil uang dan menghancurkan kepercayaan rakyatnya.

Dengan balutan Long Coat berwarna kuning kecoklatan dan kaos dalam ketat transparan,Minho berdiri menatap Nana dari kejauhan karena mendekat mungkin bukanlah suatu yang baik setelah Nana mengetahui semua rahasia antara Minho dan Hwanhee.Kedua mata Nana menunjukkan kekecewaan dan kebencian yang mendalam pada Minho,ia menangis dan menatap ke arah lain seakan menolak untuk Minho melihat air mata di pipinya.

"Tinggal satu kesempatan.Aku harap kau akan memanfaatkannya dengan baik"Kata Nana.

Ia pun berjalan menuju kamar Hwanhee sembari mengusap air matanya.

"Apa yang kau lakukan ?"Tanya Minho.

"Aku terkejut 'maaf' bukanlah kata pertama yang kau ucapkan padaku"
"Cari semua bentuk penyimpanan digital yang ada di kamar ini,aku akan memasukkan virus di PCnya agar ia tidak bisa menerormu lagi"
"Dia tidak mungkin membawa file itu jauh-jauh dari privasinya.."Kata Nana dengan ekspresi yang datar.

Laptop yang barusan berada di pangkuan Nana kini terjatuh ke lantai karena Minho secara tiba-tiba menciumnya.Hening tanpa suara..Ciuman itu berlangsung hampir 2 menit lamanya..Ia membasahi bibir Nana dengan lidahnya tanpa Nana menolak ataupun membalas balik aksi Minho sampai Nana sadar bahwa seharusnya ia membenci Minho saat itu.

"Anggap saja itu ucapan perpisahan.Aku akan pergi dari kehidupan kalian berdua.Berbahagialah"Kata Nana.

5 tahun kemudian..

"Ada surat untukmu.."Kata partner kerja Nana di studio film memberikan sebuah surat.

"Surat ?Siapa ?"Tanya Nana membuka amplop tersebut.

Ternyata surat itu berisi tiket konser VVIP BTS di Seoul.Dengan rasa penasaran Nana menghubungi nomor pengirim tersebut dan mendapati seorang wanita yang mengangkatnya.

"Saya promoter untuk konser ini.Seseorang secara khusus meminta saya untuk mengirimkan tiket konser langsung pada Anda"Jelas Sang Wanita.

"Siapa ?"Tanya Nana.

"Saya tidak bisa memberitahu Anda karena privasi orang tersebut"Balas Sang Wanita.

Jelas saja Nana tidak akan berangkat meskipun dia sangat ingin untuk menyaksikan secara langsung Sang Bias selama ia tidak mengenal baik Sang Pengirim tiket sebenarnya.

[YOGYAKARTA,INDONESIA]

"Lagi ?"Tanya Nana.

"Tapi ini dari Indonesia ?"Tanya Nana.

Kali ini adalah tiket fanmeet EXO yang akan diselenggarakan di Jakarta dan ia mendapat tiket VIP dari promoter acara tersebut secara langsung.

"Apa aku sedang di teror ?Kenapa rasanya aneh..Usiaku hampir 30 tahun dan masih diberikan sesuatu seperti ini ?Pengirimnya pasti salah menduga atau memang orang yang tidak waras"
"Huh..Aku harus lebih giat lagi untuk masalah pendamping hidup"Celoteh Nana.

[SEOUL,KOREA SELATAN]
Untuk ke sembilan kalinya,Nana dibelikan K-Pop Stuff dan kali ini dengan nama pengirim yang sangat jelas "Son Min Ho".

"Kau kira aku butuh semua ini ?"Tanya Nana melemparkan satu kardus besar barang pemberian Minho.

"Aku kira kau menginginkan semua ini"Balas Minho dengan tatapan kosong.

"Silahkan ambil kembali.Hubungan kita sudah usai"Kata Nana.

"Baiklah..Aku harap.Kau mau melupakan aku"Kata Minho.

"Itu sudah pasti"Kata Nana meninggalkan Minho yang tetap menatap kosong dan lurus ke depan.

[END] Gadis Yadong 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang