Duduklah aku, sendiri.
Mengaduk kopi.
Yang hitamnya mengingatkanku pada matamu.
Menyadarkanku perihal kehilangan yang begitu nyata.
Aku masih dengan luka yang sama.
Bodohnya lagi, dengan cinta yang sama.
Dan lebih tolol, masih mempertanyakan rasamu.
Masih adakah? Sedikit saja?
Begini ya, rasanya?
Berjalan dengan tangan, sebab kaki lupa cara bangkit.
Mati rasa.
Sakit sekali, hingga mati rasa.
Yang sakit, hati.
Yang mati, aku.
Ragaku masih boleh kembali padamu, tidak?
Dariku,
Yang Pernah berjuang untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
#PembuangKata
Poetry#PembuangKata adalah group line yang berisi beberapa orang yang gaya-gayaan puitis, mencoba membuat kata-kata dan bingung untuk dibuang kemana. akhirnya group ini dibuat dengan tujuan yang tidak jelas. setelah banyak sekali kata yang sudah dibuat...