part 3

10.3K 953 69
                                    

Seseorang memainkan piano dengan begitu indah, terdengar sangat merdu dan membuat siapapun yang mendengarnya tersenyum. Yang memainkan piano bukanlah seorang Pianis ternama dengan jutaan fans, melainkan hanya seorang wanita bisu penuh talenta dan selalu diangap sumber masalah oleh suaminya sendiri, Cho Kyuhyun.

Ya, ia adalah Jiwon dan sekarang sedang memainkan piano sebagai salah satu pelarian dari kesedihannya. Selain buku diary, piano juga menjadi salah satu tempat pelarian Jiwon ketika Kyuhyun terus memperlakukannya tidak seperti seorang istri.

Ia sedang memainkan lagu sedih berjudul Sad Song milik Baek Ah Yeon. Lagu dengan lirik yang sangat menyayat hati, hingga membuat Jiwon menangis. Namun, ia menangis bukan karena lagu, melainkan juga karena Cho Kyuhyun.

Lagu sedih untuk orang menyedihkan seperti dirinya. Terdengar cocok, sekaligus menunjukkan bahwa ia seakan menjadi orang paling menyedihkan di dunia ini.

Apa ia hidup hanya untuk mengharapkan sikap baik Kyuhyun? Apa ia harus membuang waktu untuk berharap pada hal mustahil? Apa salahnya menjadi bisu? Mungkinkah ini terlihat begitu buruk di mata Kyuhyun? Lebih buruk dari mulut yang hanya bisa berkata kasar dan membentak?

Jiwon begitu ingin bertanya, namun ia tak memiliki kemampuan bicara. Ia hanya bisa mengatakan kesedihan lewat tatapan mata, sedangkan Kyuhyun tak pernah sekalipun mau menatap matanya. Bagi Kyuhyun, menatap matanya mungkin sebuah dosa besar yang tidak termaafkan.

Sedangkan di kamar, Kyuhyun mendengar alunan piano Jiwon. Ia sudah hafal betul kegiatan Jiwon setelah dibentak, menulis atau bermain piano. "Setidaknya dia punya kemampuan lain, selain menghancurkan kebahagianku." Ujar Kyuhyun, tanpa rasa bersalah.

Permainan piano Jiwon terpaksa harus berhenti sebelum waktu, karena seseorang menekan bel. Mau tidak mau, Jiwon harus membuka pintu seorang diri sebab Bibi Lee, pelayan di rumah Kyuhyun sudah pulang.

Saat pintu telah terbuka, ia terkejut melihat Ayah Kyuhyun datang seorang diri padahal kesehatannya tidak berada dalam keadaan begitu baik. 'Kenapa Ayah datang sendiri?' Tanya Jiwon, sebab Tuan Cho memahami bahasa isyarat setelah belajar dengan keras. Andai Kyuhyun juga seperti Tuan Cho, setidaknya Jiwon bisa sedikit bahagia.

"Jangan khawatir, Ayah sudah merasa lebih baik makanya berani datang sendiri." Ucap Tuan Cho, sembari tersenyum pada Jiwon.

Setelah mendengar ucapan sang mertua, Jiwon hanya bisa tersenyum dan mengajak Ayah Kyuhyun masuk. Ketika Ayah Kyuhyun sudah duduk, Jiwon berniat pergi ke dapur untuk membuat minuman. Namun, pria paruh baya menahannya.

"Duduklah. Wanita hamil harus banyak istirahat."

Jiwon akhirnya menurut, ia duduk disebelah Ayah Kyuhyun. Kadang Jiwon berpikir, kenapa Kyuhyun tidak seperti Tuan Cho? Kebaikan sang Ayah ternyata tidak tertular pada Kyuhyun. Bahkan, Jiwon tidak pernah melihat sisi baik dalam diri Kyuhyun.

"Dimana Kyuhyun?"

'Kyuhyun ada di kamar. Ayah ingin bertemu dengannya?'

Tuan Cho menggeleng setelah menerima jawaban dari Jiwon. Meski Kyuhyun adalah anaknya, tetap ada saat dimana Tuan Cho enggan melihat Kyuhyun. Apalagi setelah tahu bagaimana perlakuan Kyuhyun pada Jiwon. Dia mengganggap Jiwon sebagai sumber masalah, tanpa tahu bahwa Jiwon sudah membebaskannya dari masalah besar.

"Ayah hanya ingin bicara denganmu dan untuk malam ini Ayah akan menginap disini. Bolehkan?"

Sudah pasti Jiwon mengangguk setuju. Jangankan malam ini, Ayah Kyuhyun menginap setiap hari pun bukanlah sebuah masalah dan malah membuat Jiwon senang. Besok, ia bisa mendapatkan kebahagian dari kehadiran Ayah Kyuhyun, bukan hanya kesedihan yang berasal dari bentakan Kyuhyun.

Sadistic Marriage✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang