oleh : Santi Iksakirana
Tepat jam 4 sore hujan reda, aku berjalan meninggalkan perpus dengan bayangan Bang Arga. Lelaki itu kini menyita perhatianku lagi. Apalagi ditambah dengan kata-kata Bang Tama tadi via telpon. Perjodohan itu belum 100% batal. Tiba-tiba ponselku bordering.
"Hallo Assalamualaikum" sapaku setelah menekan tombol hijau di layar ponselku
"Walaikumsalam Nas, lagi dimana?" suara Riris kali ini yang aku kenali
"Mau ke arah parkiran kampus Ris habis dari perpus, ada apa?"
"Bisa anterin aku ke Kedai WSS dekat kost kamu, motorku dipakai adikku tadi Nas. Aku sekarang di bawah pohon ketapang kencana tempat biasa Nas"
"Oke" jawabku agak lesu. Bukan karena nggak niat antar Riris tapi pikiranku benar-benar tersita oleh Bang Arga sekarang.
Sesaat kemudian aku mengambil motor di ikuti Riris di belakangku.
"Kamu nggak mau aku anterin sampai rumah aja Ris, daripada nunggu angkot di depan WSS?"
"Nggak Ris, aku mau nyusul Andre kesitu katanya dia mau ketemu sebentar"
Diantara sahabat-sahabatku Riris dan Andre lah yang paling kompak dan sering ketemuan. Ibarat kata disitu ada Riris pasti ada Andre juga. Entah Andre itu dinas atau enggak pasti bisa menyempatkan waktu untukk ketemuan dan kencan dengan Riris. Dari kampus ke WSS hanya 5 menit saja sudah sampai pas nggak macet kali ini.
"Masuk yuk Nas, makan dulu temenein aku soalny aku cewek sendirian. Itu Andre udah nungguin sama temen-temennya ada 5 orang cowok semua"
Pandanganku mengarah ke tempat Andre duduk dengan teman-temannya, sempat Andre melambaikan tangannya guna mengajakku juga ikut bergabung dengannya. Sesaat mataku terbelalak. Kulihat sekilas ada sosok yang aku kenali dari samping.
"Kemeja itu mirip sama kemeja???" batinku bertanya-tanya dan memikirkan sesuatu
"Kemeja Bang Arga, berarti itu Bang Arga. Kok bisa gabung sama teman-teman Andre? Jangan-jangan Andre dan Bang Arga berteman"
"Aku langsung pulang aja Ris ke kost, tiba-tiba kepalaku pusing"
"Kamu nggak papa kan Nas, kok pucat?"
"Nggak papa Ris, mungkin kecapekan aja, ya udah ya... Assalamualaikum"
"Walaikumsalam, hati-hati Nas"
Aku merebahkan tubuhku di kasur, rasanya capek sekali hari ini. Tugas kampus nggak seberapa tapi pikiranku menjadi bingung galau heran. Semakin kesini kok semakin dekat dengan Bang Arga. Sudah 2x bertemu. Bukan maksudku tadi menghindar tapi masih shock saja hari ini bertemu 2x tanpa di sengaja dan yang aneh ketemu di Malang sini. Dia itu kerja dimana, dosen mana ya? Kampus di Malang sangat banyak pasti salah satu kampus disini tempat kerjanya. Kan kata Bang Tama dia dosen. Trus apa hubungannya sama Andre kok bisa 1 meja dengan Andre sama-sama di WSS tadi. Apa sebaiknya aku tanya langsung ya sama Andre kok bisa kenal sama Bang Arga biar rasa penasaranku terjawab tapi enggak ah malu ntar aku dikira naksir lagi sama Bang Arga. Ya Tuhan banyak pertanyaan hinggap di pikiranku, galau gundah gulana.
Sumber Foto : Google
Aku menyusuri pasar bunga di dekat Kodim Malang ingin rasanya beli bunga sedap malam untuk hiasan di kamarku dan supaya kamarku harum seperti kamar pengantin karena yang aku tahu dulu saat Bang Tama menikah dengan mbak Erin, kamar mbak Erin di penuhi bunga sedap malam biar aromanya harum semerbak memenuhi kamar pengantin membuat suasana semakin romantis. Aneh kadang aku ini mendadak kok pengen bunga sedap malam. Kulihat dari kejauhan ada sosok lelaki membawa buket bunga mawar di tangan kanannya dan tangan kiri memegang boneka kecil. Simple tapi cantik sekali kelihatan bunganya. Hendak di kasih ke siapa bunga dan boneka itu, alangkah bahagianya si perempuan jika menerima itu. Tapi sosok itu kan Bang Arga. Ketemu lagi. Mungkin itu salah satu sisi romantisnya. Tapi hendak dikasih ke siapa bunga dan boneka itu. Ia berjalan mendekatiku tapi kami berpapasan dan hanya saling menoleh, Bang Arga tersenyum manis sambil menghirup mawar yang ia pegang. Kemudian dia menjauh dariku.
Sumber Foto : Google
"Kok nggak berhenti saat ketemu aku, dia pergi begitu saja, nggak nyapa aku. Apa mungkin dia sudah lupa ya sama aku tapi kan tadi sempat ketemu di perpus?"
Tok tok tok...
"Nas Nasya..."
Cekrek... pintu kamar terbuka
"Bangun non udah Maghrib"
"Astahgfirullah cuma mimpi tadi itu"
"Keringat kamu bercucuran Nas, kamu mimpi apa? Maaf ya aku langsung buka kamar kamu soalny aku panggil daritadi kamu nggak nyahut apalagi ini udah maghrib nggak baik waktu maghrib tidur."
"Iya Rin, aku kecapekan tadi sepulang dari kampus eh malah ketiduran trus mimpi nggak tahunya sampai maghrib gini"
"Ikut aku nggak beli makanan, belum makan kan kamu? Pucat juga wajah kamu, kamu sakit Nas?"
"Tadi pusing sih Rin, tapi nggak papa kok. Aku mandi dan sholat maghrib dulu ya. Tunggu kau nanti aku samperin kamu ke kamar"
"Oke..." Arin menunjukkan jempol tangan nya sambil terenyum dan keluar kamarku
Ternyata aku ketiduran dansempat mimpi ketemu Bang Arga. Ya Tuhan sosok Bang Arga benar-benar menghantui pikiranku. Hari-hariku berubah drastis sejak perayaan kecil-kecilan ultahku itu. Yang awalnya aku hanya fokus pada kuliah sekarang menjadi galau karena satu orang satu nama yakni Arganta. Yaapps yang biasa aku sebut Bang Arga. Jauh darikata pacaran mendadak di jodohkan. Secepat inikah aku mengakhiri masa mudaku? Seorang Nasya Kirana masih 21 tahun. Masih kuliah semester 5, masih banyak tugas, masih banyak mata kuliah yang harus ditempuh, masih harus magang di semester 7, skripsi di semester 8 kalau lolos sidang skripsi baru lulus lalu wisuda. Masih panjang bukan masa depanku. Bukannya aku terpesona dengan fisik Bang Arga tapi sebelum bertemu dengannya aku baik-baik saja menjalani hari-hariku tapi setelah berkenalan di hari ultahku dengannya kenapa jadi sering ketemu begini? Awalnya nggak kenal sama sekali sekarang kenal malah sering bertemu, pikiranku jadi terpusat karena kehadirannya. Sadar Nasya semua akan baik-baik saja. Aku harus menjalani hari-hariku dengan normal kembali.
Bersambung...
Jangan lupa vote dan komen ya biar nulis dan ngelanjutinnya semangat. Terima kasih 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Ku Menemukanmu
RomanceNasya seorang mahasiswi semester 5 yang fokus pada kuliahnya mendadak di hari ultahnya di kejutkan dengan sebuah perjodohan. Akan kah perjodohan ini berlanjut atau tidak terwujud? Simak ceritanya ???