Part 4

32 3 0
                                    

"Sesungguhnya tidaklah tepat jika kita menyebut kata sukses ketika memperoleh sesuatu didunia. Karena makna kesuksesan yang sebenarnya adalah apabila kita telah diizinkan untuk memasuki surga milik Allah SWT."

☆☆☆

"Gak!!!!! Mau!!!!" Pekikan Ifa menggema ke seisi rumah. Entah apa yang telah terjadi pada gadis tomboy itu. Pagi ini ia hanya berlarian mengelilingi seisi rumah sambil memekik keras tanpa alasan yang jelas.

Hup!

Dengan gerakan yang cepat Ifa meraih tangan Azizah yang tiba tiba muncul dihadapannya. Sedangkan Azizah hanya menautkan alisnya dengan tanda tanya yang berputar dipikirannya.

"Ngapain kamu Fa?" tanya Azizah dengan pikiran penuh tanda tanya besar.

Ifa pun malah terkekeh mengingat kelakuannya barusan. Merasa malu dengan dirinya yang tak lagi anak kecil. "Hehehe!! Anu....anu..." ucap Ifa tergagap.

"Kenapa malah lari to Fa?" Suara mas Azam kini mengalihkan pandangan Ifa dan Azizah.

"Emangnya ada apa to? Kok mas Azam ngejar Ifa sampai segitunya?" Kali ini Azizah kembali menumpahkan keheranannya.

"Itu tu Zah! Mas mu. Masa' pas aku lagi enak enak nonton drama korea di laptop, tiba tiba mas Azam dateng langsung masang kerudung dikepalaku. Gangguin aja." protes Ifa dengan wajah kesal.

Mas Azam yang mendengar protesan Ifa pun langsung memutar bola matanya. "Mas cuma pengen lihat kamu nutup aurat Fa. Lagian kan dulu mas udah bilang buat nutupin aurat mu. Tapi sekarang apa, bukannya ditutup malah bersikap bodo amat. Terpaksa deh mas nekat masangin kerudung langsung ke kepalamu." terang mas Azam bertolak belakang dengan protesan Ifa.

Azizah langsung menatap Ifa dengan senyuman yang diiringi gelrngan kepala. "Udah ah. Kalian berdua selesain urusan kalian sendiri aja. Aku mau berangkat ke kampus. Assalamu'alaikum!"

"Eh...aku ikut!" pinta Ifa dengan tangan yang mencekal lengan Azizah.

"Bukannya kamu libur ya Fa?"

"Daripada aku disini digangguin mas Azam. Ya mending aku ikut kamu aja."

"Ya udah buruan mandi sana! Ganti baju tidurmu. Tak tungguin." jelas Azizah.

"Ok!" ucap Ifa yang diiringi langkah lebar kakinya menuju kamar mandi.

☆☆☆

Hari semakin menunjukkan sisi panasnya. Memanfaatkan matahari untuk membagikan panas dan juga kecerahan. Sementara itu, Azizah telah menyelesaikan mata kuliahnya hari ini. Dan ini adalah saatnya untuk kembali berkumpul dengan speciesnya di tempat yang tak lain adalah bascamp organisasi IKAMA Qur'an.

Kali ini kegiatan rutin mulai berjalan seperti semula. Karena ketua organisasi telah menyelesaikan urusannya dan mulai kembali memimpin organisasi.

Fitrah Zamzami atau lebih terbiasa dipanggil dengan nama Fitrah. Dia adalah ketua organisasi IKAMA Qur'an. Bermula dari bakat yang telah ia salurkan saat mengikuti MTQ Pelajar tahun lalu, ia kemudian tertarik untuk mendirikan sebuah organisasi yang dapat membantu orang lain untuk mengindahkan suara saat membaca ayat Al Qur'an.

Fitrah memiliki tinggi yang ideal dengan kulit sawo matang khas khas orang Indonesia. Kemeja polos dengan celana jeans adalah yang selalu ia kenakan saat dikampus. Dia juga salah satu diantara mahasiswa berprestasi yang diberi kesempatan untuk bersekolah diluar negeri. Tapi dengan alasan izin orang tua, kesempatan itupun ia telantarkan begitu saja.

Setelah kegiatan IKAMA Qur'an selesai, maka ini adalah saat yang tepat untuk melakukan kegiatan evaluasi oleh para pengurus.

"Eh Zah zah lihat deh!" Bisikan Safa terdengar ditelinga Azizah yang tengah sibuk membolak balikan lembaran kertas.

"Heh??" jawab Azizah acuh.

Melihat lawan bicaranya yang masih bergeming, Safa sontak mencubit lengan Azizah.

"Ihhh apaan sih Saf. Main halus bisa gak?" ujar Azizah sambil meringis kesakitan.

"Habisnya kamu diajak ngomong malah dieeem aja."

Azizah langsung menutup menyimpan kertas yang dibacanya kedalam tas dan beralih menatap Safa yang dari tadi protes. "Iya iya slow aja kali. Emangnya ada apa?"

"Huh dari tadi kek ngomong kayak gitu. Aku cuma pengen tanya, mas Fitrah itu ngomongin apa sama---"

"Zah!" Teriakan mas Fitrah memotong ucapan Safa.

Lalu Azizah langsung mengalihkan pandangannya kearah mas Fitrah yang telah melambaikan tangannya tanda agar Azizah menghampirinya.

Tanpa mendengar lanjutab dari ucapan Safa, Azizah langsung bergegas menghampiri mas Fitrah.

"Ada apa mas?" tanya Azizah saat sampai ditempat dimana mas Fitrah berdiri.

"Ada yang mau mas kenalin sama kamu." ujar mas Fitrah. Pandangan Azizah pun dengan segera berpindah ke arah sosok yang sedang berdiri disamping mas Fitrah.

Lagi lagi Azizah hanya bisa terpaku dalam ditempatnya. Entah virus apa yang sedang ada pada dirinya saat bertemu pemuda itu.

"Ini teman mas. Namanya Fauzan. Dia mau gabung sama organisasi IKAMA Qur'an." jelas mas Fitrah sekilas.

"Oh ya udah. Aku ambilin formulirnya dulu ya." Belum sempat Azizah melangkahkan kakinya, tangannya lebih dulu diraih oleh mas Fitrah.

"Ehm ehm.. bukan makhram Fi." Deheman Fauzan memecahkan keheningan yang dibuat oleh mas Fitrah.

Mas Fitrah langsung melepaskan pegangannya dari tangan Azizah. "Gak usah ambil formulir. Soalnya Fauzan gabung disini bukan jadi anggota. Tapi dia bakal gantiin aku jadi ketua."

Wajah Azizah seketika berubah menjadi masam.

"Kenapa? Gak suka aku jadi ketua?"

Azizah sedikit terlonjak mendengar ucapan Fauzan tiba tiba. Ia pun jadi terlihat orang bodoh dihadapan Fauzan dan mas Fitrah.

"Eee...enggak kok. Ngapain aku gak suka."

"Gak suka ya gak pa pa. Itu kan hak kamu." ujar Fauzan judes.

Rasanya sesuatu langsung menusuk dada Azizah. Karena baru sekarang ada orang yang mengatakan hal itu. Seperti menjatuhkan harga dirinya seketika.

Tanpa mengatakan apa pun, Azizah lalu mengayunkan kakinya menjauh dari Fauzan dan mas Fitrah yang memilih melanjutkan obrolan mereka.

"Mas Fitrah ngomong apa Zah?" tanya Safa saat Azizah menghentikan langkahnya.

"Anu...ee..mas Fauzan mau gantiin posisi mas Fitrah sebagai ketua organisasi."

Wajah Safa seketika menampakkan air muka bahagia. "Beneran? Bagus dong kalau gitu."

"Kok bagus??"

"Ya iya lah. Secara, mas Fauzan kan orang nya baik. Mana pinter juga." ujar Safa kegirangan.

"Hah? Orang judes kaya gitu dikatain baik."

"Mas Fauzan emang gitu Zah kalau ketemu sama orang aneh."

"Maksud kamu aku orang aneh!" pekik Azizah tak terima.

"Bukannya gitu Zah. Coba deh lihat mas Fauzan dari sisi lain. Dia tu udah ganteng, putih, pinter, sukses lagi."

"Sukses?? Eh asal tau aja ya. Orang bisa dibilang sukses kalau udah dapet izin masuk surga. Jadi nggak tepat kalau kita pakai kata sukses untuk hal lain." jelas Azizah yang hanya dibalas wajah cemberut Safa karena kalah debat dengannya.

Bersambung

Uuh susah banget Zah buat deket sama mas Fauzan.

Kalau gak mau ya buat aku aja. Lumayan dapet yang ganteng😂😂😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The CoincidencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang