Lust (1)

49.7K 839 17
                                    

Pasrah menjalani keintiman malam yang dingin. Dalam ciuman mesra pria dan wanita itu menyalurkan hasrat birahinya. Air shower hangat mengucur pelan membasahi tubuh telanjang mereka. Desah demi desah nafas mereka saling menyusul. Lidah-lidah mereka sibuk beradu. Ruang sempit itu seolah tidak membiarkan mereka untuk lepas barang sedetikpun.

"Kangen banget sama lo Lan..." kata wanita itu lembut saat menatap mata tajam Arlan sembari mengusap rambut basah pria itu.

Arlan hanya memandang teduh wajah cantik itu. Ia tersenyum lebar sambil mengangguk pelan. Gigi putih, dan rata itu membuat jantung wanita itu semakin berdegub kencang. Belum sempat Arlan bicara, wanita itu memejamkan matanya menggigit bibir bawahnya, berharap bibir dan lidahnya kembali dijamah oleh Arlan.

Arlan tidak mau melewati kesempatan yang baik itu, ia terus menerus memberikan kehangatan pada wanita yang sudah tak berdaya oleh nafsunya sendiri. Aura sang penyanyi sekaligus model seksi majalah dewasa, luluh terhadap perlakuan Arlan yang sangat lembut terhadap tubuhnya. Dirinya hanya bisa pasrah saat tangan kekar pria itu mendekap punggung mulusnya. Ukuran dada Aura yang jauh di atas normal melekat erat pada tubuh kekar Arlan.

Semakin lama Aura semakin tidak tahan oleh gelora birahinya. Ia mengisyaratkan agar dirinya diperlakukan lebih jauh, lebih ganas, dan lebih liar. Ia membalik tubuhnya lalu sedikit membungkuk, kedua kaki jenjang di lebarkan, mengisyaratkan Arlan untuk 'memasuki' tubuhnya. Arlan yang mengetahui maksud itu tidak mempunyai pilihan lain. Dilakukannya sesuai dengan apa yang Aura sangat inginkan. Hasrat itu pun menyatu, kejantanan Arlan dengan lembut memasuki liang sanggama Aura, sangat licin, basah, hangat, dan memberikan kenikmatan ke seluruh tubuh mereka. Arlan mengerakkan pinggulnya dengan lembut, menikmati tubuh Aura.

Hanya desahan pasrah yang sanggup keluar dari mulut manis Aura. Hujaman junior Arlan pada titik sensitifnya membuatnya mabuk kepayang. Tangannya menggapai-gapai dinding untuk menyeimbangkan tubuhnya karena kedua kaki sudah mulai lemas menahan kenikmatan batang keras yang hangat.

Menit demi menit berlalu, ditandai dengan desahan panjang, Aura mencapai apa yang ia cari, puncak birahi yang menggetarkan seluruh tubuhnya. Dengan sigap Arlan meraih tubuh Aura yang mengejang lalu menghentak-hentak sampai lemas. Setelah Aura mengatur nafas. Arlan menghadapkan wanita itu ke arahnya lalu saling berpelukan dalam kondisi lemas ditengah guyuran shower hangat yang menenangkan suasana.

Aura bersandar manja di dada bidang Arlan. Tangannya memeluk tubuh pria itu untuk mendapat keseimbangan karena kakinya seperti mati rasa. Tubuh tingginya masih bergetar menghabiskan sisa-sia kenikmatan yang tadi ia capai. Mulutnya masih menganga dan nafasnya masih memburu. Dengan sabar Arlan membiarkan Aura memulihkan tenaga dalam guyuran air dan dekapan hangat.

***

Angin laut berdesir pelan melewati jendela-jendela kayu yang sedikit terbuka. Udara malam menyelinap memasuki kamar utama pada rumah kecil yang indah di atas bukit. Meskipun AC terpasang, tetapi angin alam jauh lebih nikmat. Suasana rumah itu sangat teduh dan nyaman berada jauh dari peradaban manusia. Suara debur ombak di tebing bawah terdengar sayup memenuhi ruangan. Dari kamar itu laut gelap terlihat terbentang tanpa batas.

Aura sedang duduk santai bersandar pada tempat tidur Arlan. Ia malas mengenakan pakaian, karena tahu kejadian di shower pasti akan berlanjut di ranjang. Ia sibuk dengan iPadnya sambil menunggu Arlan selesai menguris brewoknya. Bed cover putih hanya melindungi perut sampai kakinya, sedangkan payudara besanya dibiarkan bebas terlihat.

Pintu kamar mandi terbuka, Arlan keluar hanya dengan mengenakan handuk putih. Aura tertegun akan wajah Arlan yang seperti kembali remaja. Ditatapnya Arlan dengan pandangan nakal saat pria itu melihat tubuhnya.

Lust of Desire [SUDAH DITERBITKAN DI CABACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang