Perjalanan terasa sangat lama karena klara selalu teringat ayah. Saat tiba di stasiun di semarang terlihat pakde Dani kakak bunda melambai ke arah klara dan bunda. Wajah murung dan sembab terlihat jelas di wajah manis klara. Pakde bertanya "sudah lama nunggu ya nduk". Klara hanya menunduk saja dari pertama kali keluar kereta. Bunda menjawab pakde dengan tersenyum "engga kok mas baru aja turu dari kereta". Bunda memang satu satunya wanita tertegar yang klara kenal. Bunda tidak terlalu terus menerus terlarut dalam kesedihan. Berbeda dengan dengan klara yang teru menerus menanggis karena takut kehilngan ayah. Lalu klara dan bunda masuk mobil yang di bawa pakde. Sampainya di rumah eyang klara dan bunda langsung turun terlihat eyang di ambang pintu. Eyang langsung menghampiri dan memeluk bunda "ini ujian nduk, kamu harus trimo". "iya bu" jawab ibu menahan air mata yang sebentar lagi akan jatuh. Eyang lalu melepas pelukannya dan memandangku "kamu kenapa nduk" tanya eyang sambil mengusap ujung kepala klara. "eyang klara mau ayah" jawab klara tak tahan menahan air mata dan tangis pun pecah. Bibir klara begetar tpi dia kuatkan untuk bicara dengan eyang "nanti kalau ayah gak ada klara di antar sekolah sama siapa, klara di ajak main siapa, siapa yang akan membacakan dongeng klara kalau klara mau tidur" jawab klara menjawab dengan nada yang sedikit keras. Bunda terdiam lalu menunduk sedih. "maaf bunda" kata klara sambil menunduk, lalu eyang menengahi "sudah, mosok dah sampai di rumah eyang gak masuk-masuk rmh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Klara Untuk Ayah
Ficção Geralmenceritakan tentang kerinduan seorang anak dengan ayah yg telah berpisah dengan ibunya