Tiga minggu sudah klara dan bunda tinggal di rumah eyang. Tapi klara masih susah beradaptasi dengan lingkungan di rmh eyang. "klara, nak kamu sudah mulai sekolah pagi ini" suara lembut bunda dari balik pintu kamar klara. Klara sebenarnya sudah terbangun tapi dia benci dengan hari itu karna harus berangkat sekolah. Bunda membuka pintu lalu mengelus dahi klara yang masih menutup mata tapi sudah bangun. "klara harus berangkat sekolah hari ini, ini hari petama klara masuk sekolah baru" kata bunda yang sudah tau jika klara pura-pura tidur. "ayolah klara" bujuk bunda. Akhirnya klara pun membuka matanya "klara tidak mau sekolah bunda, klara malu, klara tidak punya teman" jawab klara agak merengek. "kata siapa klara gak punya teman, nanti seminggu saja klara sekolah pasti klara akan punya banyak teman" jawab bunda sambil mencolek hidung mancung klara. Akhirnya klara pun mau di bujuk bunda ke sekolah. Hari pertama sekolah pun sama seperti murid-murid pindah lain membosankan karna tidak ada yang klara kenal. Bel pulang sekolah pun berbunyi, klara di jemput bunda dengan mobil pemberian ayah yang di antarkan oleh asisten ayah. Di tengah perjalanan tiba-tiba klara berbicara "kenapa bukan ayah saja yang mengantarkan mobil ini ya bunda, padahalkan klara kangen banget sama ayah". Seketika wajah bunda berubah murung. "maaf bunda" kata klara merasa bersalah. "gak apa apa sayang" bunda mulai tersenyum kembali. Seketika hening "sebelum pulang bunda mau ajak klara ke taman, klara mau?" tanya bunda melepas keheningan "klara mau bunda" wajah klara berubah senang. Sampai di taman klara bermain ayunan. Wajah klara murung karna melihat di sebelahnya ada seorang laki-laki tinggi dengan anak perempuan seusia klara sedang bermain dan tertawa bersama, sama persis seperti yang pernah klara alami waktu di jakarta bersama ayah. Seketika hati klara terasa teriris karena teringat betapa manisnya kenangan bersama ayah hanya tinggal kenangan yang tidak bisa di rasakan lagi. "bunda klara mau pulang saja" bibir klara bergetar dan air mata tertampung di bawah mata. "ada apa sayang" tanya bunda cemas "gak apa apa bunda klara cuma mau pulang". Bunda lalu mengikutin keinginan klara. Sampai di rumah eyang klara langsung berlari ke kamar dan menagis terisak-isak. Bunda tau jika ada yang tidak beres dengan anaknya, bunda pun menghampiri klara. "klara kenapa sayang" tanya bunda "bunda kemana ayah, apa klara sudah gak punya ayah lagi? Kalra sudah tidak pantas punya ayah? Kenapa bunda? Klara mau punya ayah lagi" tangis klara pecah. "tidak nak klara masih punya ayah, ayah ada, ayah mungkin sibuk jadi gak bisa datang buat tengok klara, tapi suatu saat ayah pasti datang" jelas bunda "benar bunda" tanya klara memastikan "benar sayang" bunda yakinkan klara. "oh kalau klara rindu aya klara bisa tulis surat lalu kita kirimkan ke kantor pos untuk ayah, klara mau?" "klara mau bunda jawab klara semangat "oke sekarang kamu tulis suratnya nanti sore kita pergi bersama ke kantor pos untuk mengirimkan ke ayah" jawab bunda "siap bos" jawab anak manis itu dengan semringah. Seminggu berlalu tapi ayah tak kunjung membalas surat klara, klara mulai putus asa. Tapi bunda meyakinkan klara untuk terus mengirim surat pada ayah. "bunda kenapa ayah tidak mau membalas surat klara" tanya klara setelah menulis surat yang sangat banyak namun tak kunjung ada jawaban. "mungkin ayah sibuk sayang, jadi gak sempat jawab surat klara bukan tidak mau, klara jangan putus asa untuk mengirim surat untuk ayah" bunda meyakinkan klara. Klara hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Klara Untuk Ayah
Genel Kurgumenceritakan tentang kerinduan seorang anak dengan ayah yg telah berpisah dengan ibunya