🍂🍁🍂
'kamu berkata kamu suka matahari, tapi kamu mencari perlindungan ketika matahari bersinar'
—Ahrin–
—
Pagi hari, adalah waktu yang indah. Terpaan semilir angin berhembus menerpa wajahku. Tak urung, mentari hangat selalu merambat masuk ke bumi setiap pagi seakan menyambutku. Ku latarkan terima kasih kepada sang pencipta telah menghiasi alam yang indah untuk semua orang teruntuk diriku. Meskipun dengan mata terpejam tapi itulah yang sedang kurasakan sekarang, nyaman.
Hal baik akan terjadi padaku hari ini. Semoga. Itulah serentet harapan yang selalu kurapalkan setiap pagi dan sekarang.Huss... Hussss... Hussss
"Arrgh! Sial! Angin nya kencang skali" makiku dalam hati. Sungguh ini telah membuyarkan kenyamanan
Terniat, kuangkat sebelah lenganku yang kuyakini menutup sebagian wajahku. Posisiku saat ini sedang terbaring diatas bangku taman berbalut warna biru pastel. Tepat. seketika itu, silauan cahaya membuat sebelah netraku menyipit kala cahaya itu melintas didepan mataku. Kukerjapkan mata ku singkat dan baru itulah aku sadar, kalau badanku sudah tertimbun oleh dedaunan kering beserta berbagai jenis bunga yang ikut tertumpuk
"Ya ampun!, apa ini? Aku sudah seperti tempat kuburan" dengusku sebal, ku kucek mataku pelan kemudian kupaksakan berdiri. Tidak ada drama neko-neko, tanganku terulur menjatuhkan daun dan bunga yang berada disekujur tubuhku dalam sekali hentakan, sedang kakiku ikut andil menompa tubuhku yang akan mengacak rambutku kasar sebab beberapa ranting kecil terselip manja di sela rambutku
“hoo aigooo jinja!... Rantingnya banyak sekali, a-a-aw" kataku marah-marah sendiri ditambah ringisan kecil kala tanganku menarik-narik setiap ranting di rambutku yang ikut tertarik. Jadinya aku pun menggerutu aneh tiap kali tanganku membuang batang perbatang ranting yang menjadi asbab kekesalanku pagi ini. Sungguh ini jauh bertriliun-triliun meter dari harapanku hari ini. Shees.
Sebelum kembali memaki, ku mengernyitkan dahi bingung. Lah ini kenapa Aku ada disini?
"Hm. Tunggu sebentar, ini dimana? Aku sedang ada dimana? Hei! ini bukan dikorea- Aah bukan-bukan ini bukan, dirumahku? Aish, eotoke Aku bisa gila." ujarku seperti orang kerasukan, Aku menyudahi kegiatanku menarik ranting. Ini lebih penting. Sambil menggigit jari yang rasanya sudah mau putus. Kakiku juga terasa peluh karna mondar-mandir. Bodohnya diriku ini baru tersadar akan hal itu, entah jiwa dan ragaku ada dimana ini.
"Apa aku sedang diculik?"
Sebuah pemikiran seram tiba-tiba melintasi otakku yang berkabut kalut. Oh ayolah, benar saja. "Keluargaku memang sering diincar oleh para pengkhianat dan bandit-bandit tidak jelas asal-usulnya" gumamku menerka-nerka
Kupukul pipiku secara bergantian, sakit. Membayangkan bagaimana kalau aku memang diculik oleh oknum kurang ajar, benar adanya. Sungguh, rasanya rahangku seperti akan jatuh ketanah ketika pikiranku yang lain akan mengatakan 'apa aku akan dibunuh?' iih, akupun bergidik ngeri
“Bagaimana kalau itu be—habislah aku!. Eomma tolong aku!! Appa Hyung jemput aku” batinku pasrah sambil menangkup wajahku dengan kedua tangan sambil memukul-mukul mulutku yang seenaknya melontarkan itu, bodoh amat akan mitos. Kukirim telepati kepada Ibuku, Ayah bahkan Hyung atau siapapun itu kalau aku sedang dalam-dalam bahaya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUND YOU
FanficTidakkah kalian percaya sebuah mimpi yang seharusnya hanya illusi semata datang merasukimu Hanya jika mimpi ini akan nyata ataukah menjadi ilusi lagi tergantung dari keharuskanmu memilih mempercayainya ataukah sebaliknya walaupun sulit, membingung...