Chapter 3

19 13 11
                                    

Knock .. Knock..

Hani segera beranjak dari tempat tidurnya ketika dia mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu.

"Kamu sedang apa sayang?" tanya Mr. Oh begitu Hani membukakan pintu untuknya.

Hani menjawab pertanyaan Ayahnya itu dengan mengangkat kedua bahunya, tapi kedua matanya tertuju pada sebuah album foto yang masih terbuka di atas kasur. Membuat mata Mr. Oh juga tertuju pada tempat yang sama. Tak lama setelah itu, dahinya berkerut, raut wajahnya pun berubah sendu. Setelah ia mendapati bahwa sejak tadi ternyata Hani sedang mengenang masa lalu keluarga mereka.

Mr. Oh menggelengkan kepalanya ketika tanpa disadari ia pun ikut terlarut dalam kenangan itu. Kenangan yang seharusnya berkesan indah. Tapi melihat foto itu, kata indah sepertinya hanyalah bualan belaka. Karena ia tahu, tak ada seorang pun dalam foto itu yang menampakkan senyum tulusnya. Tidak tanpa Kyungsoo di sana.

"Coba Appa tidak menikah lagi waktu itu" ucap Hani membuyarkan lamunan Ayahnya. Mr. Oh tahu akan menuju kemana arah pembicaraan mereka jika diteruskan. Tapi ia memilih untuk menyimpan diskusi itu untuk nanti.

"Mama Park bilang kau mengurung diri di kamar sejak kemarin. Turunlah, kita makan bersama" ajak Mr. Oh sambil mengacak-ngacak rambut anak gadis satu-satunya itu.

Hani terdiam untuk beberapa saat. Ia memandangi wajah lelaki paruh baya di hadapannya dengan seksama. Perlu ia akui, Ayahnya tak lagi setampan dulu. Hani dapat melihat dengan jelas keriput yang mulai hadir di wajah Mr. Oh. Badannya pun tak setegap dulu, memberi kesan bahwa beban yang dipikulnya kini bertambah berat.

Tapi Hani tetap tak terima. Dia merasa perlu ada yang bertanggung jawab atas semua kejadian yang menimpa keluarganya. Dan menurut pemikirannya, Ayahnya itulah satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab.

"Bagaimana bisa Appa mengajakku makan, padahal kita sendiri tidak tahu Sehun Oppa makan atau tidak di luar sana?"

Mr. Oh tertegun mendengar pertanyaan yang dilontarkan Hani. Pasalnya, pertanyaan yang sama juga pernah dilontarkan Hani beberapa tahun lalu. Ketika ia menolak makan karena Oppa kesayangannya tidak kunjung pulang ke rumah.

"Sehun sudah tidak ada di sini"

Bibir Mr. Oh bergetar ia berusaha mengatupkan rahangnya karena menahan marah. "Mereka memang baru menemukan jasad Kyungsoo. Tapi tidak lama lagi jasad Sehun, Chanyeol dan Baekhyun akan ditemukan. Kau tidak bisa mengharapkan orang yang telah lama hilang untuk dapat kembali dalam keadaan hidup" ujar Mr. Oh. Nada bicaranya meninggi di akhir kalimat.

Muka Hani memerah. Menandakan bahwa ia juga sama-sama menahan amarah seperti Ayahnya. Bedanya, Hani lebih bisa mengontrol emosi itu. Dengan tenang ia berkata, "Appa berubah. Appa yang Hani kenal telah pergi bersama Eomma. Appa yang Hani kenal adalah orang yang positif. Appa yang selalu meyakinkan anak-anaknya sejak kecil, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Sekarang Hani mengerti kenapa Kyungsoo Oppa tidak ingin Appa menikah lagi"

"Kyungsoo sudah mati!" bentak Mr. Oh memotong ucapan Hani.

Hani tersenyum, kemudian ia bergegas memasukkan barang-barang yang ia kehendaki ke dalam ranselnya. Dia harus pergi. Bentakan Mr. Oh tadi cukup menjadi bukti bahwa Ayahnya memang telah berubah.

Setelah semuanya siap, Hani menenteng ranselnya melewati Mr. Oh yang masih mematung di depan pintu kamarnya. Dia berjalan melewati Mr. Oh tanpa berkata apapun.

"Kau mau kemana, Hani?" tanya Mr. Oh begitu Hani melewatinya.

Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, Hani ingin sekali memeluk Ayahnya itu. Walau bagaimana pun, Hani tetap mencintai lelaki yang telah berjasa merawatnya sejak kecil. Tapi dia harus bergegas. Hani tak bisa lagi hanya berdiam diri. Sementara Oppanya mungkin sedang kesakitan di luar sana. Dia harus membuktikan pada Ayahnya bahwa Sehun masih hidup.

"Aku akan kembali bersama Sehun Oppa" jawab Hani setelah terdiam beberapa saat. Setelah itu, Hani pergi meninggalkan Mr. Oh yang hanya bisa terdiam meratapi kepergian anaknya. Entah kenapa, ia tak bisa menahan kepergian Hani.

***

Hani menyusuri jalanan Kota Seoul sambil sesekali merapatkan sweater tipisnya. Ia merasa bodoh karena lupa mengenakan pakaian tebal di tengah cuaca yang kurang bersahabat. Jika tidak salah, suhu saat itu mencapai 4°C. Sebenarnya Hani bisa saja naik angkutan umum untuk sampai ke tempat yang akan ditujunya. Tapi mengingat kondisi Sehun yang mungkin lebih buruk darinya, Hani akhirnya lebih memilih berjalan kaki.

Tempat yang dituju Hani adalah sebuah unit apartemen yang berada di kawasan Galleria Foret. Sesampainya di sana, Hani langsung menekan bel yang terpasang di samping pintu apartemen itu. Tak lama kemudian, keluarlah lelaki bertubuh jangkung yang masih mengenakan piyama sambil mengucek-ngucek kedua matanya. Tanpa menghiraukan si pemilik apartemen yang terlihat masih mengantuk, Hani langsung menghamburkan tubuhnya untuk memeluk lelaki itu.

"Kai Oppa"

to be continued...

Enjoy guys!
See ya on the next chapter,

Z~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Four Missing MenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang