Hani memasukkan foto yang menumbuhkan rasa kebencian di hatinya itu ke dalam salah satu laci yang ada di meja rias-nya dengan sangat kesal. Ia tak ingin melihat dua lelaki pencetus taruhan berujung maut itu lagi. Padahal, foto itu adalah foto terakhir mereka. Foto yang diambil Mr. Oh untuk mengabadikan momen kebahagian anak-anaknya. Foto yang menggambarkan betapa bahagianya Hani di pesta ulang tahunnya yang ke delapan belas. Pesta yang juga diadakan untuk merayakan keberhasilan Kyungsoo, Chanyeol, dan Baekhyun karena masuk Universitas yang sama.
Dalam foto itu Hani terlihat cantik dengan dress berbahan velvet selutut yang ia kenakan. Senyum kebahagiaan pun terukir di wajahnya yang imut. Ia dirangkul oleh Kyungsoo di samping kanan dan Baekhyun di samping kirinya. Di samping Kyungsoo terlihat Sehun yang juga tersenyum sambil melipat kedua tangannya di dada. Di sisi lain, Chanyeol nampak berpose dengan jari tangan membentuk huruf V yang ia letakkan di samping salah satu matanya yang ia picingkan.
Seperti itulah seharusnya mereka sekarang. Seperti itulah seharusnya mereka sampai kapan pun. Jika saja perempuan bernama Kim Hyun tidak pernah memasuki kehidupan mereka berlima. Kebersamaan yang mereka bangun dengan susah payah itu mungkin masih terjalin. Apalagi perlu waktu berbulan-bulan bagi Kyungsoo untuk dapat menerima Chanyeol menjadi bagian dari keluarganya.
Sungguh, tenyata cinta bukan hanya indah ya? Tapi juga dapat menjadi racun bagi para pecandunya.
***
Seoul, January 2011
"Kyung, bisa kita bicara sebentar?" panggil seorang pria berbadan tegap dengan kacamata berbingkai hitam yang selalu menjadi ciri khasnya. Untuk ukuran pria berumur empat puluh tahunan, dia masih pantas jika dipanggil oppa. Bagaimana tidak? Wajahnya tidak kalah tampan dari kedua anak lelakinya yang masih berumur belasan tahun.
Lelaki yang dipanggil Kyung itu mengangguk, lalu menghentikan kegiatan membacanya untuk mengikuti langkah pria berbadan tegap menuju halaman belakang. Sesampainya di sana, mereka duduk di kursi samping kolam berenang. Jika sudah duduk di situ, artinya ada topik penting yang perlu dibahas. Dengan harapan, jernihnya air kolam dapat meredakan emosi yang mungkin akan tersulut saat membahas topik penting tersebut.
"Ada apa Ohpa?"
Pria itu tersenyum mendengar panggilan spesial dari anak sulungnya. Ya, pria berbadan tegap itu adalah Mr. Oh. Dan anak lelaki itu adalah Do Kyungsoo, satu-satunya orang yang memanggil Mr. Oh dengan sebutan Ohpa. Oh berasal dari nama Mr. Oh sendiri. Sedangkan pa adalah kependekan dari Appa, atau Ayah dalam bahasa Korea. Sejak kecil, Kyungsoo yang bisa dibilang sangat dekat dengan Mr. Oh memang selalu memanggilnya dengan sebutan itu.
"Sudah hampir lima tahun Eomma pergi meninggalkan kita semua"
"Aku memang berjanji akan melakukan apapun agar Ohpa bahagia. Tapi bukan dengan cara membiarkan Ohpa menikahi wanita lain. Tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan Eomma" ujar Kyungsoo memotong ucapan Ayahnya.
Mr. Oh tersenyum getir, lalu mengacak-ngacak rambut anak sulungnya yang memang terkenal keras kepala. "Aku bahkan belum selesai bicara anak muda" katanya.
"Ohpa telah membicarakan hal ini dengan kedua adikmu" kali ini Mr. Oh mencoba berbicara dengan anaknya itu menggunakan panggilan favoritnya. Yang diajak bicara malah memalingkan wajah, tak ingin mendengarkan apa pun alasan yang Ayahnya berikan. Tapi Mr. Oh tetap melanjutkan "Mereka setuju"
Mata Kyungsoo membola. Tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Semudah itukah Sehun dan Hani menyetujui rencana konyol itu?" pikir Kyungsoo.
"Percayalah, Ohpa tidak pernah berniat untuk menggantikan posisi Eomma kalian. Eomma selalu ada di sini, di hati Ohpa. Tapi ada posisi lain di hati Ohpa yang kini kosong. Posisi yang hanya bisa diisi oleh wanita yang nantinya akan menjadi Eomma tiri kalian" Mr. Oh berhenti sejenak, lalu berdiri mendekati Kyungsoo seraya menyentuh pundaknya. "Kyung, kau sudah cukup dewasa untuk belajar menerima segala keputusan besar di hidupmu. Belajarlah melihat dari berbagai sudut pandang. Karena ada beberapa hal yang memang sulit dimengerti jika hanya dilihat melalui satu sudut pandang saja"
Mr. Oh kembali menghentikan ucapannya. Berbicara dengan anak sulungnya itu memang tidak mudah. Perlu pelan-pelan. Apalagi menyangkut segala hal yang dianggapnya sangat sensitif. "Suka atau tidak, pernikahan itu akan tetap berlangsung. Ohpa yakin, pelan-pelan kau pasti akan menyukainya. Apalagi wanita itu memiliki anak lelaki yang juga berusia sama denganmu. Ohpa akan mengenalkan mereka pada kalian besok"
Setelah itu Mr. Oh masuk ke dalam Rumah. Meninggalkan Kyungsoo dengan segala emosi dan pemikirannya seorang diri. Tanpa terasa, air pun menetes dari pelupuk mata Kyungsoo "Eomma, I miss you"
to be continued....
Heya...
Gimana chapter 1 nya????
Semoga suka yaaa. Jangan lupa juga untuk selalu vote dan comment ;)Oh ya, menurut kalian kenapa sih nama Kyungsoo beda sendiri? Padahal kedua anak Mr. Oh lainnya namanya Oh Sehun dan Oh Hani?
Terimakasih untuk yang sudah mampir ya. Sambil nunggu update, baca juga ceritaku yang lain. Judulnya Supervised.~
All the love,
Z~
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Missing Men
Hayran KurguMenerima kabar orang yang kita sayangi hilang, entah sampai kapan pun akan jauh lebih baik dibandingkan menerima kenyataan bahwa orang tersebut telah mati. Setidaknya, hilang memiliki kemungkinan untuk kembali. Sedangkan mati, tak ada seorang pun ya...