Bagian 2
Sakura tak pernah merasa janggal dengan rumah barunya selama ini. Ia hanya mengecheknya beberapa kali saat akan membeli apartemen tersebut bersama mertuanya, Mikoto. Sisanya ia lihat dari halaman forum yang menjual berbagai rumah dan apartemen, menampilkan bagian balkon hingga dapur dalam yang menurutnya minimalis namun tetap indah dan nyaman jika kita memandanganya. Namun ia tak pernah bertanya mengapa apartemen sebagus dan seindah tersebut dijual dengan harga murah. Ia baru merasa janggal setelah kejadian demi kejadian yang menimpanya terus terjadi.
Ia bahkan sempat melihat bayangan seorang perempuan di jendela apartemenya yang menghadap langsung pada pemandangan kota Tokyo. Atau kadang jejak telapak tangan pada pinggiran kusen jendela, yang hilang saat akan ia bersihkan. Ia masih ingat jika Boruto melihat sesuatu dibalik tubuhnya, dan langsung terlihat marah.
Bocah itu juga kadang muram jika bertemu dengannya atau dengan Sarada, padahal sebelumnya jika kedua anak itu bertemu rumah akan terasa sangat ramai dengan tawa mereka yang ceria. Ngomong-ngomong tentang Boruto, bocah itu sekarang tengah digendongan Hinata yang membawa dua tas yang berisi alat-alat medisnya dan sebuah tas bergambar animasi mobil cars berwarna biru yang Sakura yakini adalah keperluan Boruto.
"Maaf merepotkanmu Sakura, Shizune-sensei tiba-tiba menelefonku. Katanya hari ini ada pasien gawat darurat yang membutuhkan operasi mayor mendadak. Aku tidak punya waktu untuk membawanya kerumah mertuaku. Jadi aku menitipkannya padamu kau tidak keberatan kan?" Hinata menatap melas teman jamborenya. Ia sungguh tak terpikir tempat lain yang sekiranya dapat membuat Boruto nyaman. Selain karena dekat, Boruto juga akan memiliki teman bermain. "Santai saja Hinata, aku tau bagaimana cerewetnya Shizune-sensei dalam keadaan panik. Kau tak perlu mencemaskan Boruto, aku tidak akan kerepotan kok. Lagipula Hari ini suamiku sedang cuti." jawab Sakura sambil menggendong Boruto yang masih setengah mengantuk. Bocah itu langsung tertidur dipundaknya. Seolah tak terusik jika tidurnya diganggu. "Pergilah Hinata, aku melihat ponselmu terus berdering dari tadi."
Setelah mengecup pipi bergaris milik Boruto ,wanita Uzumaki tersebut berpamitan pada temannya dan melesat menuju Rumah Sakit pusat, sambil menelepon seseorang. Sepeninggal Hinata, Sakura membawa Boruto dan keperluannya memasuki apartemennya. Menggendongnya menuju kamar tidur dan membaringkannya pelan pada kasur besar dikamar tamu. "Nah Boruto sayang kau tidur disini dulu ya.. Baachan akan membuatkan makan siang sebentar." berbisik pelan agar tak membangunkan anak sahabatnya tersebut. Setelah itu ia pergi ke dapur untuk memasak makanan, sekaligus menunggu anak dan suaminya pulang dari jalan-jalan akhir pekan mereka. Ia sudah tak sabar menunggu sang putri cantik bercerita pengalaman berlibur pribadinya.
Ia sedang bersenandung pelan sebelum ia melihat keponakan tampannya yang berdiri didekat jendela apartemennya. "Boruto, kau sudah bangun sayang? Baachan sedang memasak apa kau ingin dimasakkan sesuatu?" tanyanya pada sang bocah. Tapi Boruto hanya diam seolah pertanyaan Sakura adalah angin lalu. Tatapan biru cantik turunan Naruto itu tak secerah biasanya. Terlihat mendung dan 'suram'. "Kau baik-baik saja sayang?" Sakura kembali bertanya saat tak mendapati jawaban dari Boruto. Rasa herannya berubah menjadi rasa khawatir dan terkejut saat melihat sang bocah berlari melompati jendela. Terjatuh bersama puing kaca yang pecah, membuat tubuh mungilnya penuh dengan darah. "BORUTO!!" Sakura berteriak panik. Ia dengan cepat menghampiri jendela dan melihat kebawah. Tapi anehnya tak ada yang terjatuh disana.
"Apa yang kau lakukan tsuma?" suara baritone rendah mengalun. Itu suara Sasuke suaminya yang melihatnya di depan jendela yang pecah. "Kenapa jendela itu pecah?" lanjutnya lagi. "Anata, aku melihat Boruto terjatuh dari jendela ini." jelas Sakura panik. Ia benar-benar khawatir sekarang. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk pada Boruto? Hinata pasti akan marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT SPECIAL SASUSAKU
FanfictionHanya karangan penggemar.. yang bentuk oneshoot.. "Tolong biarkan aku menjadi tempatmu untuk pulang juga." ~US "Mungkin karena aku mencintaimu itu saja." ~HS