"Dasar anak tidak berguna!"
"Cobalah menjadi seperti kakakmu!"
"Lihat dia. Orang paling aneh di sekolah. Wibu!"
"Seseorang yang mencoba menjadi berbeda adalah sampah masyarakat."
"Gamer, otaku, atau apalah! Intinya kau itu wibu!"
==="Wahai Manusia! Berhentilah putus asa dan mencoba bunuh diri! Aku bosan menyiksa orang yang putus asa!"
"Seseorang, tolong korbankan pizza atau burger. Aku bosan dengan manusia atau kambing."
"Kalian selalu berkata "Dasar Anak Setan' ketika marah. Brengsek! Aku masih jomblo!"
"Hahaha, entah siapa yang membuat status seperti itu. Dia pintar menarik perhatian, tidak sia-sia jadi adder setianya, haha," tawa seorang laki-laki berambut berantakan ketika membaca beberapa status di media sosial melalui laptopnya.
"Sepertinya sudah cukup," ucap lelaki berambut berantakan itu sambil mematikan laptopnya dan meletakkan sepucuk surat di atas laptopnya sembari bersiap meneguk segelas racun di kamarnya.
Brak!
Tiba-tiba saja pintu kamar laki-laki itu terbuka seperti ditendang oleh seseorang dan membuatnya terkaget dan menoleh ke arah pintunya yang terbuka. Laki-laki itu terus memerhatikan pintunya yang terbuka secara tiba-tiba itu untuk beberapa menit sampai munculah sesosok yang mengenakan jubah hitam bertudung sambil memanggul sabit yang sangat besar ala Dewa Kematian. Dengan tudung yang menutupi kepalanya, wajah orang itu tidak terlihat sama sekali. Hanya terdengar dia seolah menarik napas panjang ketika melihat laki-laki itu.
"Huuuft. Oi! Brengsek! Do it! Lakukan! Minum racun itu dan segera mati agar aku bisa membawa nyawamu yang membosankan itu ke nerakaaaa!" teriak orang bertudung itu dengan suara perempuan.
"Eh?"
"Apanya yang 'eh?" hah?!" teriak orang bertudung itu, "Kau putus asa dan mencoba bunuh diri kan?! Cepatlah mati agar bisa kulempar jiwamu ke neraka!" lanjut orang itu.
"Eh? Maksu..," ucap orang dengan rambut berantakan itu.
"Lamaaaaa!" teriak orang bertudung itu sembari mencoba menebas laki-laki dengan rambut berantakan itu dengan sabitnya namun malah menghancurkan meja karena tebasan itu dapat dihindari.
Brak! Prang! Bunyi meja yang hancur diikuti bunyi gelas pecah. Gelas yang awalnya berisi racun itu justru pecah dan berserakan di lantai.
"Huwaaaa! M-mejaku!"
"Huwaaa!! What the hell?! Sekarang bagaimana caranya agar kau mati?! Kau seharusnya bunuh diri tadinya," ucap orang bertudung itu sambil terduduk dan menangis.
"Eh?"
===
"Sudahlah. Tenanglah," ucap laki-laki dengan rambut berantakan sambil mengelus-elus punggung perempuan dengan baju hitam panjang dan tudung terbuka yang terduduk di sampingnya.
"Uuuuhhh, kau tidak mengerti perasaanku! Aku akan dihukum berat karena kejadian ini!" bentak perempuan itu sambil terus menangis.
"Mungkin ini pertama kalinya ada orang, ah maaf, Iblis, yang menangis karena ada orang yang batal bunuh diri," ucap laki-laki itu sekali lagi.
"Malfar, 17 tahun, seharusnya mati hari ini karena bunuh diri. Dan aku hanya punya waktu sehari untuk memastikanmu mati atau aku akan dihukum," ucap perempuan iblis itu sambil memalingkan wajahnya, "Lagi pula, aku benci menyiksa jiwa orang yang putus asa di neraka sana," lanjutnya.
"Jadi itu yang membuatmu datang dengan emosi? Karena kau ditugaskan untuk membawaku ke neraka dan menyiksaku?" tanya laki-laki itu sambil tersenyum, "Ah, perkenalkan, namaku Malfar," lanjutnya sambil mengulurkan tangan kanannya.
Tanpa menjawab perkenalan dari Malfar, perempuan iblis itu hanya memalingkan wajahnya sambil memegang sabitnya dengan erat dan menahan tangisannya. Malfar yang melihat perempuan itu hanya tersenyum dan berdiri di samping iblis itu.
"Jika kau mengabulkan, ah maaf, menemaniku untuk seharian ini, akan kuberikan jiwaku padamu agar kau bisa menjalankan tugasmu," ucap Malfar sambil menjulurkan tangannya sekali pada iblis itu.
"Eh?" ucap perempuan itu dengan nada bingung, "Kau yakin?" tanya perempuan itu pada Malfar.
Malfar hanya tersenyum dengan tangan kanannya yang terus terulur kepada perempuan iblis itu. Dengan tersenyum, perempuan itu menjabat tangan Malfar dan berdiri.
"Namaku Eleonora. Eleonora Nicoletta! Para manusia juga memanggilku dengan nama Satan!" ucap perempuan iblis itu sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hell
HumorMenceritakan kisah dengan sisa waktu yang kurang dari 24 jam antara pencabut nyawa dan seorang manusia yang akan mati. Apakah kematian yang di depan mata bisa memiliki kisah tersendiri?