"Oi, bangun," ucap Eleonora sambil menampar-nampar pipi Malfar yang sedang tertidur, "Ada orang berjas yang masuk ke rumahmu," lanjut Eleonora.
"Ukh. Hoaahm. Itu mungkin papaku. Oh ya, sudah berapa lama aku tertidur?" ucap Malfar yang terbangun karena tamparan Eleonora.
"3 menit 29 detik," jawab Eleonora dengan santainya sambil duduk di jendela kamar Malfar yang berada di lantai 2.
===
"Heeehh, ayahmu pekerja keras, ya?" ucap Eleonora yang sedang memejamkan matanya dan melihat ayah Malfar yang sedang makan sambil mengerjakan tugas.
"Heh? Bagaimana kau bisa lihat ayahku sibuk sedangkan kau ada di jendela kamarku?" tanya Malfar pada Eleonora sambil terus menggambar di atas ranjangnya.
"Iblis sepertiku bisa melihat beberapa hal yang sudah ditandai ketika kami memejamkan mata kami," ucap Eleonora seraya membuka matanya.
"Heeeh, hebat. Oh ya, batas waktu sehari yang kau sebut sebelumnya itu. Sehari dalam arti 24 jam atau 12 jam?" tanya Malfar pada Eleonora.
"24 jam. Dan sekarang tersisa 22 jam," jawab Eleonora sambil melayang di rak buku Malfar yang tertata rapi.
Tanpa menanggapi jawaban yang diberikan Eleonora, Malfar tetap melanjutkan kegiatan menggambarnya. Tentu saja tidak akan ada seorang pun yang akan bercakap-cakap dengan tenang apalagi senang dengan algojo yang akan mengeksekusimu. Terlebih lagi ketika kau tahu bahwa kau akan dimasukkan ke neraka.
"Wah, ternyata kau mengoleksi komik Nisekoi, ya?" ucap Eleonora sambil mengangkat 1 komik Nisekoi dan membacanya sambil melayang.
"Eh? Memangnya iblis tahu komik Nisekoi juga?" tanya Malfar yang terlihat bingung.
"Of course! Walaupun sinyal 4G di sana masih sangat parah. Sampai-sampai aku butuh waktu lama untuk mendownload anime," jawab Eleonora.
"Pft, hahaha! Mungkin aku bisa bertahan dengan adanya wifi di neraka," ucap Malfar sambil tertawa lebar.
===
"Kejutaaaan!" ucap ayah dan ibu Malfar secara bersamaan ketika kakak Malfar masuk ke dalam rumah.
Dengan ekspresi terkejut, kakak Malfar dibawa ke ruang tamu dan merayakan ulang tahunnya bersama ayah dan ibu Malfar. Suasana di ruang tamu terasa begitu bahagia apalagi ketika mereka mengeluarkan beberapa makanan untuk merayakan ulang tahun itu sedangkan Malfar dan Eleonora hanya melihatnya dari lantai 2 yang bisa melihat ke arah ruang tamu secara langsung.
"Huwa! Malfar! Malfar! Mereka memakan pizza dan burger! Burger! Pizza!" teriak Eleonora sambil mencekik dan menggoyang-goyangkan leher Malfar.
"U-ukh! J-jangan berteriak. Nanti akan kubelikan," ucap Malfar pada Eleonora dengan nada sangat pelan.
"Waaaah! Benar-benar baik! Ah itu. Tenang saja. Khusus di rumah ini hanya kau yang bisa melihat, mendengar, dan menyentuhku," ucap Eleonora dengan bangga sambil menepuk dadanya dengan tangan kanannya.
"Mendengarmu mengucapkan 'dapat menyentuhku' sambil melihatmu menepuk dadamu sendiri yang lumayan itu membuatku sedikit salah paham," ucap Malfar sambil memalingkan wajahnya.
"Membuatmu salah paham?" tanya Eleonora dengan wajah bingung, "Eh? Eeeeeeh? Dasar makhluk rendahaaan!" teriak Eleonora seraya menendang Malfar hingga Malfar menabrak tembok.
===
"Entah kenapa dadaku masih sakit karena tendanganmu," ucap Malfar yang sedang duduk di kursi restoran sambil memegang dadanya.
"Salahmu sendiri karena membuat kalimat aneh," ucap Eleonora dengan wajah yang seolah menahan marah dan menendang kaki Malfar.
"Pft, hahaha. Maaf, maaf. Oh ya, aku jadi penasaran. Apa di neraka juga ada burger dan pizza?" tanya Malfar pada Eleonora dengan wajah serius.
"Ah itu. Beda dengan yang ada di dunia manusia. Di sana kami jarang memakan makanan cepat saji sep..,"
"Silahkan menikmati!" ucap seorang pelayan perempuan yang tiba-toba datang dan meletakkan 2 porsi burger, pizza, dan minuman soda di meja Malfar dan Eleonora.
"Huwaaaa! Akhirnyaaa," ucap Eleonora dengan wajah berbinar seperti anak kecil yang mendapat hadiah natal pertamanya.
"Oh ya, ini bonus untuk pasangan ke 100 hari ini. Kalian terlihat serasi sekali," ucap pelayan itu sambil meletakkan sebuah kentang goreng porsi besar di meja Malfar dan Eleonora.
"Ekh?! Pasangan?!" ucap Malfar dengan ekspresi kaget.
===
"Kau tidak ingin memakan itu?" ucap Eleonora dengan mulut penuh makanan sambil menunjuk burger milik Malfar.
"Entah kenapa aku bisa dikatakan serasi dengan iblis yang akan membawaku ke neraka. Ambil saja untukmu, apalagi dia 3 dimensi," ucap Malfar sambil murung dan meletakkan kepalanya di meja makan.
"Aku tidak peduli itu selama aku bisa memakan makanan kesukaanku. Oh ya, aku ingin bertanya," ucap Eleonora sambil mengunyah burger milik Malfar.
"Ada apa wahai Satan," ucap Malfar dengan nada datar.
"Kenapa kau ingin bunuh diri?"
"Kenapa kau ingin tahu? Ah, itu, perempuan yang kusuka, Chitoge, justru menikah dengan laki-laki yang dijodohkan padanya," ucap Malfar dengan nada putus asa.
Mendengar jawaban Malfar, Eleonora hanya tersenyum jijik dan menyeruput minumannya, "Memangnya apa pekerjaan laki-laki itu?" tanya Eleonora lagi.
"Anak Yakuza," jawab Malfar dengan singkat.
Brak! Gelas minuman Eleonora terjatuh ketika mendengar jawaban Malfar, "Apa nama laki-laki itu Raku? Dari anime Nisekoi?" tanya Eleonora lagi.
"Yup," jawab Malfar dengan singkat lagi.
"Dasar brengsek! Bisa-bisanya kau ingin bunuh diri hanya karena Chitoge menikah dengan Raku, hah?!" teriak Eleonora sambil menarik kerah baju Malfar.
"Biar kutebak, selanjutnya kau akan mengatakan kalau aku wibu," ucap Malfar dengan nada dan senyuman putus asa.
"Akan lebih berarti jika kau bunuh diri karena Onodera ditolak Raku, brengsek!" teriak Eleonora sambil menampar pipi Malfar.
"Eh?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hell
فكاهةMenceritakan kisah dengan sisa waktu yang kurang dari 24 jam antara pencabut nyawa dan seorang manusia yang akan mati. Apakah kematian yang di depan mata bisa memiliki kisah tersendiri?