2

9.3K 1.1K 137
                                    

Sebuah senyuman lemah berhasil dikembangkan oleh wanita paruh baya itu kala ia mendengarkan sebuah nada yang begitu halus memancar dari arah matahari hidupnya.

Siapa lagi jika bukan Taeyong?

Perasaannya menjadi tenang saat ia mendengarkan nyanyian Taeyong.

Walaupun terdengar lemah, tetapi entah kenapa ia merasakan ada ketulusan yang Taeyong coba untuk tunjukkan.

"Kau bernyanyi sayang?" Tanya sang Eomma dan ia mendudukkan tubuhnya di samping Taeyong yang duduk di atas kasurnya.

Taeyong mengangguk dan terus mengeluarkan suaranya.

Kemudian ia kegirangan dan bertepuk tangan sendiri ketika meyelesaikan nyanyiannya. Tertawa dengan sangat lepas dan ia merangkul sang Eomma yang masih setia duduk disampingnya.

Namun tiba-tiba..

"Akh-!"

Taeyong memekik dan meringis sambil memegangi perutnya. Sebenarnya bukan perutnya yang sakit, melainkan bagian bawah tubuhnya yang tiba-tiba terasa nyeri ketika ia bergerak banyak.

Raut wajah sang Eomma berubah menjadi panik dan memperhatikan putra tunggalnya ini. Memeriksa perut Taeyong dengan cepat dan terus mengusap-usap kepala Taeyong yang sudah berbaring di atas kasur tersebut.

Memang seperti ini yang dilakukannya jika Taeyong sedang sakit atau kesakitan, agar Taeyong bisa menjadi sedikit lebih tenang.

"Bagian mana yang sakit Taeyongie?! Katakan pada Eomma!"

Sanga Eomma sedikit berteriak karena ia terlampau khawatir pada Taeyong.

Dan sebenarnya inilah yang paling ditakutkan olehnya jika Taeyong sakit.

Karena Taeyong tidak akan mengatakannya jika ia merasakan kesakitan.

"Hiks!"

Dan selalu berakhir seperti ini.

Taeyong seketika menangis karena merasa takut jika sang Eomma marah dan membentaknya seperti barusan.

"Baiklah maafkan Eomma.. Eomma tidak akan membentakmu lagi. Sekarang bukalah pakaianmu"

Sang Eomma sedikit menyingkap kaos yang dikenakan oleh Taeyong, dan ia seketika terbelalak karena tubuh mulus anaknya ini sudah penuh dengan tanda kemerahan.

Bukan, bukan memar. Tetapi ini adalah hal lain..

Dan ia tidak terlalu bodoh untuk mengetahui apa tanda merah ini.

Anaknya..

Telah diperkosa.




















Taeyong kembali menjalani hari-hari di sekolahnya seperti biasanya. Seolah tidak terjadi apapun diantara dirinya dan Jaehyun.

Bahkan dirinyapun masih sering menemui Jaehyun di gudang itu setiap hari sepulang sekolah.

Kadang mereka melakukan hal 'itu', kadang juga tidak.

Tergantung permintaan Jaehyun.

Apapun keputusan Jaehyun, Taeyong akan menurutinya. Hingga ia bisa mendapatkan hati lelaki tinggi itu.

Taeyong bahkan sudah terbiasa diperkosa oleh Jaehyun, jadi ia tidak pernah merasakan kesakitan lagi.

Justru sebaliknya, Taeyong merasakan suatu yang menyenangkan dan membuatnya bahagia.

Walaupun ia tidak mengerti itu, tetapi ia suka melakukannya bersama Jaehyun.

Hingga pada suatu ketika, Taeyong ingin meminta jawaban atas pernyataan cintanya sebulan yang lalu pada Jaehyun.

Autistic Love (JAEYONG)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang