Prolog

13.6K 1.4K 110
                                    

Senyuman manisnya terlempar pada sosok yang ia sayangi dan seolah berkata jika ia baik-baik saja.

Walaupun pada kenyataannya ia tidak baik-baik saja. Bukan karena lututnya yang sedikit terluka karena terjatuh tadi, tetapi hatinya.

Wanita yang sangat disayanginya selama hidupnya ini meletakkan bekal makan siang kedalam tas sekolahnya dan mengembangkan senyumannya. Senyuman yang mampu membuatnya semakin bersemangat dan siap menghadapi kehidupan ini. Kehidupan yang sangat sulit baginya karena suatu hal.

Dan itu membuatnya tidak mampu melakukan aktivitas seperti apa yang orang lain lakukan pada umumnya.

Karena ia berbeda.

Cup

"Habiskan makan siangmu dan berjanji pada Eomma jika kau tidak akan membuat masalah lagi disekolahmu"

Mengecup kening sang putra dengan sangat lembut dan sedikit mengusap rambut halusnya.

Tatapannya berubah menjadi sendu karena memikirkan kehidupan yang berat akan segera putranya hadapi.

Namun disatu sisi ia tidak memiliki pilihan lain selain mempercayakan semuanya dan terus mendukungnya dari belakang.

Melalui do'a yang terus ia panjatkan.

"Eomma menyayangimu, Lee Taeyong"

Ia sangat bersyukur karena memiliki seorang ibu yang mempercayainya. Bukan mempercayai dalam artian ia bersikap, melainkan karena mempercayai dirinya dengan membiarkannya sekolah di sekolah ini.

Tidak seperti sekolahnya dulu. Sekolah yang berbeda dengan sekolah pada umumnya.

Taeyong segera melangkahkan kakinya menuju halte bus yang terletak tidak jauh dari rumahnya.

Mengerikan.

Banyak sekali orang disana.

Walaupun tidak berdesakan, tetapi jumlah orang yang berada didalam bus ini sungguh banyak.

Setidaknya menurut Taeyong, ini sangatlah banyak.

Dan ada satu hal yang harus kalian ketahui jika Taeyong sama sekali tidak menyukai keramaian. Lebih tepatnya, ia membencinya.

Sangat membencinya.

Ia lebih suka menyendiri di sudut ruangan atau tempat manapun dimana ia berada.

Lebih baik ia sendirian daripada harus mendengarkan suara bising dari keramaian itu.

Sungguh mengganggu.

Akhirnya ia memutuskan untuk duduk di sudut bus yang beruntungnya masih tersisa satu disana.

Ya, seperti biasa.. semua orang selalu memandangnya aneh.

Bukan karena ia jelek, bukan.

Ia bahkan bisa di katakan sangat cantik dengan kulit putih bersihnya seperti susu dan mata bulat itu sungguh menggemaskan. Hidungnya yang mungil dan juga..

Bibir tipisnya yang merah namun selalu tertutup rapat itu.

Ada hal lain yang istimewa yang di miliki oleh Taeyong. Namun semua orang tidak mengetahuinya.

Sehingga mereka menatap kearah Taeyong dengan pandangan aneh, tidak sedikit juga yang memandangnya dengan pandangan jijik.

Jadilah ia selalu menundukkan kepalanya dalam-dalam dan menahan tangisannya karena merasa marah akan orang-orang bodoh yang menatapnya demikian.

Srriiittt~

Sampai.

Taeyong telah sampai di sekolah barunya.

Autistic Love (JAEYONG)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang