#2

30 9 0
                                    

pada hatimu ku terjatuh
ajaklah hatiku menari
hingga tiada sedih dihati
Jadilah sebuah definisi bahagia yang selalu ku nanti

Tio

****

"TIMUR"
"TIMUR BERHENTI"
Timur masih terus berlari tanpa tau arah, Bima akhirnya bisa meraih tangan Timur karena kaki Bima lebih panjang jadi Timur

"Tenangin dirimu dulu Timur" Timur berhenti. Bima menarik ringan tangan Timur agar menatapnya, ia bisa melihat wajah Timur dengan jelas yang keadaannya sekarang tak karuan

"Aku gak bisa Bima, aku gak bisa" Timur memeluk Bima dan kembali menangis dihadapan sahabatnya itu. Bima diam membiarkan Timur menumpahkan semua amarahnya. "Dia te- tega Bi- bima" timur sesenggukan

"Udah, gausah dipikirin. Sekarang yang penting tenang dulu" Bima menenangkan lalu mengakhiri pelukan mereka. "Yaudah sekarang gak boleh nangis lagi ya, kasihan air matanya habis nanti"

Timur mengangguk patuh lalu menghapus air matanya

"Gitu dong, sekarang si Tio gak usah dipikirin"
"Iya, aku pengen pulang"
"Oke" mereka kembali melangkahkan kakinya menjauh dari trotoar tempat mereka berpijak tadi, karena mereka merasa udah banyak orang-orang yang menggosip mereka. Begitulah manusia

"Eh, tadi niatan aku ke kafe mau ngasih ini ketinggalan, punyamu kan?" Timur menyodorkan sebuah kantong kresek putih yang sedari tadi ia tenteng

"Eh iya bener, makasih ya"

"Okay"

Tak ada topik yang dibahas mereka berdua dalam perjalanan tadi, Mereka hanyut dengan jalan pikir mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka sampai di komplek perumahan mereka atau sekarang lebih tepat ada di depan rumah Timur

"Udah larut, makasih waktunya Bima.. maaf ngerepotin" timur tersenyum manis dan dibalas oleh senyuman lebih manis dari Bima
"Santai aja, yaudah aku pulang. Masuk dulu gih"

Timur mengangguk. Ia masuk ke dalam rumah dan saat ia menutup pintu rumah, barulah Bima pulang

***

pukul 05.00
udara dinginnya subuh mulai menghilang, suara orang beraktifitas mulai terdengar. Cuaca cukup mendukung hari ini

Timur membuka matanya perlahan, ia sepat dibuat terkejut sama ketukan pintu berkali-kali. "Apaan sih" ketus Timur dengan suara serak khas bangun tidur. "DASAR KEBO! LIAT NOH JAM BERAPA" suara berat Biru dengan dibumbui teriakkan merusak telinga terdengar dari balik pintu. Tanpa basa-basi Timur melirik jam kecil di nakasnya, sontak ia melotot

"Buset! Ini jam kan?"

"Bego! Buruan mandi"

"Iya iya"
Timur kesiangan hari ini.

Ia bergegas keluar kamar setelah ia selesai mandi dan berpakaian rapi. Timur menuju meja makan, terlihat disana sudah ada Biru dan mamanya, hanya itu. Karena papa Timur sedang ada panggilan di luar kota untuk melanjutkan proyek kantornya.

"Pagi" Timur duduk disebelah Biru dan langsung makan sarapan yang udah tersedia
"Pelan dong sayang" Ucap Risa lembut

Tatapan Biru mengikuti arah tangan Biru bergerak dari mulut ke piring. Dengan mulut yang sedikit melongo

TIMURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang