Chapter 3

48 4 5
                                    

Authorized POV

Alexa hanya diam dan tak berbicara sedikitpun dengan Michelle, Alexa hanya sibuk menulis puisi yg entah sudah berapa kertas yg telah dia habiskan. Bahkan saat istirahat Alexa tidak ingin beranjak sedikitpun dari tempatnya itu. Tanpa sepengetahuan dia ada yg sedang memperhatikannya, yups dia adalah Bae Jinyoung. Pria bertubuh profesional dengan rambut berwarna coklat serta bola mata yg menawan siapa saja yg melihatnya. Jinyoung seorang pria berdarah Korea dgn kulit putih bersihnya. Jinyoung memperhatikan Alexa dan bertanya knp anak itu selalu menukis tanpa henti apa dia tdk lelah ? Namun Alexa tetap tidak sadar ada dua pasang mata yg sedang mengamati dirinya. Sampai Natahan datang menghampiri William

"Bro!! Nanti jangan lupa latihan basket"

"Ya gua gk akan lupa itu"

"Lo ikut kan ke pertandingan olimpiade basket Nasional itu ?"

"Ya selau aja gua bakal tanding di sana sma lo"

"Ok bagus deh, karena lo itu lebih jago dari Rianth kenapa bkn lo yg jadi kapten ?"

"Itu gua yg nolak than"

"Loh knp ?"

"Gua malas berhadapan sama dia jadi gua nolak"

"Yah sayang banget, yaudah gua balik dlu ke kelas"

Pelajaran kembali dimulai. Alexa dan Michelle hanya saling bermain dgn pulpen merek masing2 dan menorehkan tinta di buku.

"Xa lo knp ?"

"Gua gpp, lagi banyak pikiran aja" Alexa menarik sudut bibirnya

"Tapi lo itu dari tadi cuma sibuk nulis puisi tanpa ngapa2in"

"Ah perasaan lo aja kali"

"Perasaan gimana sih Alexa gua itu merhatiin lo" dumel Michelle dlm hati

Saat pelajaran telah usai, Michelle pun merebut kertas puisi Alexa dan membaca nya perlahan

"Ayah, satu kalimat yg selalu melekat
Ayah, cinta pertama yg aku temukan
Ayah, yg selalu menjaga diriku
Ayah, yg selalu menjadi penerang tanpa harus diminta
Ayah, yg membuatku merasakan kata aman
Ayah, yg selalu bermain bersamaku
Ayah, yg selalu mengecup puncak kepala ku
Ya, aku ayah Putri kecilmu
Aku yg suka menangis
Aku yg suka ceroboh
Aku yg suka marah tanpa sebab dengan ayah
Tapi kini, aku tak bisa merasakan setiap detail kehangatan mu ayah
Aku tak bisa merasakan pelukanku
Bahkan aku sudah tak bisa mencium aroma harum tubuhmu
Kini hanya kenangan yg membekas
Namun sepertinya kenangan itu ikut terkubur bersamamu
Semua indahnya masa kecilku ikut bersemayam dalam tubuh ayah
Rindu ...
Hanya kalimat itu yg dapat aku katakan
Hanya itu ayah
Bahkan saat tubuhmu sudah membeku
Aku tak bisa melihatmu
Aku benci ayah
Benci atas semua takdir Tuhan kepadaku
Benci setiap ku ingat detail wajahmu
Bahkan aku benci setiap kali ku ingat suaramu
Ya, suara yg menenangkanku
Suara yg begitu berat tapi memberi kesan aman
Ayah
Bolehkah aku meminta pada Tuhan
Permintaan ku tak berat ayah
Aku hanya meminta ayah kembali bersamaku
Atau aku ayah
Aku yg akan bersama mu di surga"

Setelah Michelle membaca tulisan puisi Alexa, Michelle menangis sejadi-jadinya karena di kelas juga udh gk ada murid selain mereka berdua. Michelle telah berhenti menangis dan kini mereka sedang menuju ke ruang basket untuk latihan. Sampai di ruang ganti untuk mengganti baju basket mereka, setelah berganti baju mereka duduk ditepi lapangan.

"Woy anak baru" teriak seseorang di dpn mereka dan berjalan menghampiri mereka

"Ya ada apa ?!"

"Gua mau ngajak lo tanding basket sama gua dan teman gua" William. Ya lelaki yg mengajak battle basket dengan Alexa dia adalah si dingin William

My Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang